'Taehyung, kita tidak bisa menunggu lama lagi, Taerin harus secepatnya mendapatkan donor darah!'
Seorang pemuda bersurai cokelat keabu-abuan mengacak rambutnya frustrasi di dalam sebuah cafe ditemani dengan secangkir kopi hangat.
Kepalanya sakit memikirkan masalah anaknya yang harus segera mendapatkan donor darah.
Jika saja golongan darah Taehyung sama dengan putrinya, ia rela mendonorkan semua darahnya untuk Taerin.
Namun ini, darah Taerin sama seperti wanita gila itu. Mencari pendonor darah pun tak semudah mencari daging di supermarket.
Hanya orang berbaik hati saja yang mau menyumbangkan darahnya.
"Aargh!" Taehyung menggeram tertahan.
Beberapa pasang mata melirik Taehyung, sudah dapat di tebak pasti Taehyung sedang memiliki masalah yang amat berat. Terlihat dari wajahnya yang seperti itu.
"Apa aku harus mendatanginya?"
♥
♥"Ada angin apa kau datang ke sini, Kim?"
Seorang lelaki berpakaian tebal itu berlutut di hadapan Seungkyung sambil menundukkan kepalanya. "Seungkyung-ah, untuk yang pertama kalinya aku meminta bantuanmu."
Lelaki itu; Kim Taehyung, mengucapkannya dengan sendu.
Seungkyung tertawa keras, seolah apa yang dikatakan Taehyung adalah lawakan yang lucu. "Apa kau sedang mengigau, Tae? Kau... butuh bantuanku sampai rela berlutut seperti itu?"
"Taerin membutuhkan darah," ucap Taehyung tanpa basa-basi.
Gelak dari wanita berambut panjang itu terhenti. "Lalu apa urusannya denganku?" tanya Seungkyung dingin.
"Aku ingin kau menyumbangkan dua kantung darah untuk anakku."
"Hah? Kau bercanda? Aku tidak sudi memberikan darahku untuk anak sialan itu."
Taehyung mendongak, menatap Seungkyung tak percaya. "Kau itu ibunya, bagaimana bisa kau tidak mau memberikan darahmu untuk Taerin?" Nada bicara Taehyung meninggi.
"Bukankah kau sendiri yang mengatakan jika Taerin hanya anakmu saja? Hm? Kau lupa dengan ucapanmu sendiri, Tae?"
Kedua tangan Taehyung terkepal kuat di samping tubuhnya. Sungguh, ia sangat ingin memukul wanita di depannya. Kesabaran Taehyung telah habis, ia bangkit dan hendak menyeret Seungkyung keluar, namun sayang beberapa bawahan dari wanita gila itu menahannya, bahkan memukuli Taehyung secara bertubi-tubi.
"Seungkyung-ah, kumohon... Akh!" Taehyung meringis saat salah satu dari mereka menendang perutnya dengan kencang.
Seungkyung mulai jengah dengan suara berisik Taehyung dan anak buahnya yang sedang memukuli Taehyung. "Sudah cukup!" Ia berteriak.
Tiga penjaga Seungkyung menghentikan aktivitasnya, membiarkan Taehyung mengambil napas sebanyak-banyaknya.
"Kalian—" Seungkyung menunjuk anak buahnya. "Pergi."
Setelah anak buah Seungkyung pergi, ia menghampiri Taehyung yang masih berbaring di lantai sambil memegang perutnya yang sakit, lantas ia mencengkeram dagu Taehyung. "Sebaiknya kau pergi, Tae."
"T-tidak. Sebelum kau... mau memberikan darahmu untuk Taerin."
Seungkyung menarik napas panjang dan membuangnya perlahan. "Aku sudah berbaik hati meminta mereka untuk tidak memukulimu sampai mati, Kim Taehyung! Cepat pergi sebelum aku berubah pikiran!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flower Crown•Kth✔
FanficBagaimana kehidupan sehari-hari Kim Taehyung dalam mengurus putri kesayangannya tanpa seorang istri? Akankah ia mendapat kebahagiaan dan juga mendapatkan istri untuk menjadi ibu dari anaknya? ^^ Bisa disebut sinopsis kaga si? ?? kaga pinter wehh! n...