Ch11. Bad News

5.6K 684 113
                                    

Musim dingin telah tiba, mantel tebal sudah banyak digunakan untuk manusia yang sedang beraktivitas di luar ruangan.

"Appa, aku ingin pulang."

"Kau belum sembuh, Sayang."

"Tapi aku bosan, aku rindu pada Molly, aku rindu teman-teman sekolahku. Aku rindu bermain dengan Hyunjoo Oppa, aku rindu masakan Ahjumma. Aku ingin bermain salju, aku juga rindu—"

Taehyung membekap mulut cerewet anaknya. "Sssttt... sepertinya kau benar-benar sudah sembuh, ya? Sifat cerewetmu kumat lagi."

Taerin tertawa kecil. Memang keadaan anak itu sudah membaik, kaki dan tangannya sudah tidak bengkak, namun ruam merah di kulit masih tercetak samar.

"Lagipula kan aku sudah satu bulan di sini, Appa."

Kening Taehyung berkerut. "Satu bulan? Hei, jangan berbohong, Tae. Kau baru lima hari di sini," kata Taehyung seraya mencubit pipinya pelan.

"Tapi bagiku seperti satu bulan. Jadi aku menganggapnya sudah satu bulan."

Taehyung memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. Anaknya sangat pintar berbicara, Taehyung yang notabenenya adalah ayah Taerin saja terkadang kalah dalam beradu mulut.

Beberapa saat kemudian, pintu terbuka. Seorang dokter masuk ke ruang rawat Taerin.

"Halo, Taerin-ie."

"Samchon cantik!"

Taehyung menahan tawanya melihat wajah asem sang sepupu, Byun Baekhyun.

"Lebih baik aku tidak jadi menjenguk," kata Baekhyun.

"Ish, Samchon tidak boleh begitu. Aku kan hanya bercanda, Samchon baper sekali."

Baekhyun maupun Taehyung mengernyit. "Baper?" gumamnya bersamaan.

"Baper itu apa?" tanya Taehyung bingung.

Bahkan Baekhyun menghampiri anak sepupunya untuk menanyakan hal yang sama dengan Taehyung.

"Appa dan Samchon ketinggalan zaman sekali, sih. Baper itu... eum, apa, ya? Ah, aku juga lupa."


Sudah satu jam yang lalu, Joohyun membuat mahkota bunga untuk Taerin dan Hyunjoo dengan bahan khusus yang memakan waktu lama.

Senyuman tak pernah luntur selama membuatnya, Joohyun tampak semangat untuk memberikan dua mahkota bunga itu pada Taerin dan Hyunjoo.

"Joohyun-ah, kau tampak semangat sekali membuatnya."

Joohyun mendongak, ternyata itu sepupunya, Park Jimin. Joohyun tersenyum manis, membalas perkataan Jimin.

"Oh iya, besok aku sudah harus pulang ke Busan. Nanti jika dosen pembimbing magangku puas dengan nilai yang kemarin kudapatkan dari Kim Taehyung, maka aku akan kembali ke sini lagi."

Joohyun terlihat murung saat Jimin memberikan pernyataan jika dirinya harus pulang ke Busan.

"Tenang saja, Joohyun. Aku pasti akan kembali ke sini lagi dan menemani kalian. Tersenyum." Jimin menarik kedua ujung bibir Joohyun agar tersenyum.

"Mau kubantu? Aku juga ahli membuat mahkota bunga, loh," bangga Jimin.

Joohyun tersenyum lalu mengangguk. Jimin mulai merangkai bunga-bunga pada kawat yang sudah dililitkan hingga membentuk lingkaran kepala.

"Omong-omong, mahkota bunga ini punya siapa? Apa ini pesanan orang?" tanya Jimin.

Joohyun menggeleng. “Untuk Hyunjoo dan Taerin.”

The Flower Crown•Kth✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang