Seokjin menghempaskan tubuhnya ke atas sofa sambil memijat kepalanya yang terasa pening. Namjoon dan Baekhyun ikut duduk di samping Seokjin.
"Tenangkan dirimu, Hyung. Kita selesaikan ini dengan kepala dingin." Namjoon berkata.
Yang lebih tua berdecak. "Aku sangat mengenal Seungkyung, Joon. Dia... dia itu wanita nekat. Kau mau Taehyung dan Taerin pulang-pulang hanya tinggal nama?"
Namjoon bungkam, ia melirik Baekhyun seakan meminta bantuan untuk menenangkan Seokjin. Akhirnya, pemuda Byun itu mengangguk. "Seokjin, kita akan berusaha keras untuk menemukan Taehyung, Taerin, dan juga Joohyun. Taehyung itu pintar, aku yakin ia pasti bisa melindungi dirinya."
Bertepatan dengan itu, ponsel Seokjin berbunyi. Dengan tak bersemangat ia mengambil ponsel dari saku celananya. Nama Kim Taehyung tertera di layar, membuat Seokjin menegakkan tubuh.
"Siapa, Hyung?" tanya Namjoon.
"Taehyung." Buru-buru ia mengangkat panggilan tersebut. "Halo, Taehyung? Kau baik-baik saja? Di mana kau sekarang?"
Tak ada sahutan selama beberapa detik, membuat Seokjin cemas.
˝Seungkyung-ah, sebenarnya kau ingin membawa kami ke mana?”
Tercetak jelas sedikit kerutan di dahi Seokjin, Namjoon dan Baekhyun ketika mendengar Taehyung berbicara pada Seungkyung di seberang sana. Mereka saling memandang, sesaat kemudian Seokjin menempelkan jari telunjuknya di depan bibir dan menyuruh sepupu-sepupunya untuk memasang telinga baik-baik.
˝Kau ini cerewet sekali, sih. Tinggal ikut saja, tidak usah banyak tanya!”
“Kau sudah membawa kami jauh sekali, kenapa tempat ini terlihat seperti pedesaan dan juga sepi? Kau sengaja ingin membunuh kami di tempat seperti ini?”
Seokjin tersenyum kecil. Ternyata memang benar, walau Taehyung bertingkah seperti alien kesasar, tapi ia juga bisa pintar di waktu genting.
“Ternyata otakmu cukup cerdas, Kim Taehyung. Aku memang sengaja membawa kalian ke sini. Di Desa Seongu memang tidak dihuni, aku akan lebih puas menyiksa kalian sampai mati lalu membiarkan mayat kalian membusuk di tempat ini.”
"Desa Seongu?" Namjoon bergumam tanpa suara, lalu fokus mendengarkan lagi.
“Sial. Kau benar-benar gila, Seungkyung. Repot sekali membawa kami ke sini hanya untuk menyiksa. Dan, apa ini? Tidak ada rumah sama sekali, apa kau ingin menyiksa kami di alam terbuka?”
˝Jelas saja tidak. Di desa kecil ini hanya ada satu rumah kumuh yang akan kami jadikan tempat penyiksaan. Pasti kau akan menyukainya nanti.”
Seokjin menggeram marah, namun ia harus bisa menahan agar tidak menggagalkan rencana Taehyung.
˝Sauve-nous, frère.”
Sambungan terputus. Seokjin meletakkan ponselnya di atas meja, berbeda dengan Baekhyun yang mengoceh kesal karena Taehyung berbicara dengan bahasa aneh sebelum menutup teleponnya.
"Selamatkan aku, Hyung."
"Hah?" Namjoon dan Baekhyun menganga sambil menatap Seokjin.
"Apa yang kau bicarakan, Seokjin?"
"Taehyung berbicara seperti itu dalam bahasa Perancis, Baek."
Baekhyun berdecak kagum. Pintar juga anak itu. Oke, Baekhyun, ini bukan saatnya kau memuji Taehyung.
"Baiklah. Sekarang kita harus mencari tahu di mana itu Desa Seongu." Namjoon mengeluarkan laptop dari tasnya, kemudian dengan lihai jemarinya mengetik di atas keyboard.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flower Crown•Kth✔
FanficBagaimana kehidupan sehari-hari Kim Taehyung dalam mengurus putri kesayangannya tanpa seorang istri? Akankah ia mendapat kebahagiaan dan juga mendapatkan istri untuk menjadi ibu dari anaknya? ^^ Bisa disebut sinopsis kaga si? ?? kaga pinter wehh! n...