BAB 2 - Sihir, Ksatria, dan Dewa?!

66 5 0
                                    

Bagian 1

Sardinia adalah daerah otonom terdiri dari pulau Sardinia dan pulau-pulau di sekitarnya,

Ibukota Cagliari adalah pelabuhan yang terletak di selatan pulau, dan pertama kali di bangun oleh bangsa Fenisia di abad Kedelapan Sebelum Masehi.

Di Eropa banyak yang memiliki ibukota kuno dibandingkan Jepang, jalan-jalan kuno menunjukan asal-usul sejarah seperti ini sangatlah jarang.

Ini adalah jalan santai di pedesaan, dekat dengan laut Mediternia.

Ini juga kesan pertama Pascal di Cagliari.

"Hmm, jika aku naik kereta dari Cagliari maka... Nuoro, tapi sepertinya rumah Lucretia-san cukup jauh dari stasiun-" Bergumam sambil melihat gambar peta yang terlihat di depan wajahnya.

Saat ini Pascal sedang di dalam kamar penginapan tiga lantai yang telah dipesan oleh kakeknya, ia menggerakan jari-jarinya diruang kosong untuk mengubah tampilan peta yang ada dihadapannya.

Ini bukan penginapan yang besar, tapi juga bukan penginapan yang kecil. Menurut Pascal ini sudah cukup baik sebagai standar hotel di tempat pariwisata, ditambah disini juga tersedia jaringan internet yang memudahkan Pascal mencari informasi.

Kalau saja Kotori tidak mengingatkan Augma miliknya, ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Meski hambatan bahasa tidak akan menyurutkan kemauan dirinya, tetap jika ada teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah seperti perbedaan bahasa harus ia manfaatkan dengan baik.

Sudah empat jam semenjak Pascal tiba di Sardinia, rasa lelah jet lag masih ia rasakan sampai sekarang. Tidur adalah pilihan yang tepat untuk menghilangkan efek ini, tapi besok ia harus segera pergi menuju Nuoro.

Setelah berguling-guling beberapa kali, Pascal bangun dari tempat tidur.

Memikirkannya berulang kali, untuk pertama kalinya ini adalah sebuah kesempatan baginya berada di Italia, akan sangat disayangkan jika ia hanya tertidur di dalam hotel lalu pergi tanpa melihat pemandangan sekitar kota.

Kota dimana teman kakeknya tinggal terletak di tengah pulau. Pascal memutuskan beristirahat untuk hari ini, karena tubuhnya butuh waktu untuk pulih dari jet lag dan kelelahan dari perjalanan udara.

Kemudian Pascal melihat keluar jendela. Sekarang sudah jam satu siang, dan matahari Mediterania bersinar sangat terang. Langit biru jernih tanpa satupun awan, pemandangan luas dan lebar bukanlah sesuatu yang dapat di temukan di Tokyo.

Jika ia tidak pergi keluar untuk menikmati pemandangan, itu akan sangat di sayangkan menyia-nyiakan kesempatan saat ini.

Bersemangat seolah-olah ia menyaksikan matahari terbit, Pascal memutuskan untuk berjalan keluar pintu dan meninggalkan ruangan untuk melihat-lihat.

Jika ingin beristirahat, itu bisa dilakukan nanti malam. Setelah semua, dia sudah datang sejauh ini, mengapa tidak pergi ke luar dan menikmati suasana di negeri asing.

Meninggalkan barang bawaan di kamar, Pascal meninggalkan penginapan.

Disepanjang jalan yang ia lewati banyak sekali bangunan-bangunan dengan gaya abad pertengahan, ini seolah-olah ia berada pada zaman yang berbeda.

Menyelusuri jalan-jalan dan gang, Pascal mencari toko-toko makanan yang menurutnya cocok untuk tema tempat ini. Dengan perasaan yang gembira, ia menyapa orang-orang dengan bahasa Italia, seperti "Ciao.." atau juga "Selve.." , ia sudah men-doodling hal ini sebelumnya, dan juga Pascal sudah mempelajari beberapa kata-kata dasar yang umum digunakan dari pramugari.

Mungkin sebelumnya ia sedikit banyak bertanya pada pramugari saat di pesawat, tapi ini adalah informasi dasar dan sebuah informasi adalah senjata terpenting, jadi ia sangat berterima kasih pada pramugari yang baik hati itu, karena telah mengajarinya beberapa hal.

Gottmörder 1 - Manifestasi Dewa PerangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang