BAB 3 - Bagian 4

48 4 0
                                    

Melqart. Lucretia telah mengatakan sebuah nama. Ketika ia mendengar nama dewa itu, Pascal menunjukan beberapa reaksi dan kepalanya di penuhi dengan pertanyaan.

"Oh, kamu tidak tahu anak muda? Hal ini tidak dapat membantu, meskipun Dewa terkait dengan makna sejarah, ia tidak terkenal di zaman modern. Tidak, tepatnya, itu harusnya menjadi nama yang di lupakan."

Lucretia melanjutkan penjelesannya seperti mendongeng :

"Raja Dewa yang disembah oleh suku-suku semit, seperti orang Kanaan dan Fenisia ... Baal. Awalnya ia adalah Dewa badai, petir dan langit, kekuasaannya terus berkembang sehingga ia akhirnya memiliki banyak otoritas. Di antara bahasa Indo-Eropa, Zeus dan Odin adalah yang paling mirip. Kamu pernah mendengar keduanya, kan?"

"Ya, aku tahu." Pascal menjawab dengan manganggukkan kepalanya.

Pemimpin para Dewa yunani, Zeus dan pemimpin para Dewa Norse, Odin. Keduanya sering muncul dalam opera, film, dan game.

Bahkan untuk orang-orang Jepang seperti Pascal, nama keduanya itu memang tidak asing. Nama mereka sering di masukan kedalam beberapa hiburan fantasy.

"Ini adalah jenis dari Dewa langit, pada dasarnya semua memiliki karakteristik yang berbeda. Raja Dewa, Dewa Kebijaksanaan, Dewa Kehidupan, Dewa Perang, Dewa Dunia Bawah dll. Baal juga termasuk dalam karakteristik ini. Dengan banyak sebutan yang baru, untuk setiap kalangan, ini adalah hal yang sangat alami, bukan? ... Melqart, itu adalah nama yang di hormati masyarakat sebagai pelindungi Kota Tirus."

Kedengarannya seperti nama itu pernah ia dengar sebelumnya. Kalau tidak salah ia pernah membacanya di buku yang berada di paviliun, jadi ia mengetahui kota yang dibicarakan Lucretoa dan Pascal sedikit membanggakan dirinya tentang sejarah. Lucretia tersenyum tipis.

"Tirus adalah kota yang dibangun oleh bangsa Fenisia. Pertahanan itu sangat kuat, bahkan Alexander Agung butuh waktu untuk menaklukannya. Itu juga merupakan markas angkatan laut Fenisia, penguasa laut kuno. Bahkan mencapai Sardinia, mereka menjadi penguasa pulau ini."

Lalu dengan begitu, Melqart adalah Dewa yang disembah oleh bangsa yang menguasai Pulau Sardinia, dan itu akhirnya menciptakan hubungan yang mendalam dengan pulau ini.

Lucretia membuat tambahan lebih lanjut dalam certianya :

"Disekitar Yunani, Melqart di gambarkan sebagai raksasa yang memegang gada ... beberapa hari lalu, aku menyaksikan Dewa Melqart muncul dalam sosok seperti itu."

"Tapi Lucretia, bukankah anda mengatakan ini tidak berhubungan dengan Melqart?" Clara menyelak pembicaraan Lucretia dengan bingung.

Penyihir yang dikenal dengan The Witch of Sardinia, menanggapi interupsi Clara, tidak terpengaruh tetap menlajutkan.

"Ya, bukankah ada reruntuhan di Sardinia seperti yang ada di Silsilia? Lima hari yang lalu, visi rohku menunjukan bentrokan kekuatan yang kuat disana. Untuk mengamati situasi, aku pergi secara pribadi kesana."

-Penglihatan Roh, bukankah itu seperti Clairvoyance?

Mendengar kata-kata ini, Pascal tidak bisa menyangkal lagi bahwa dia adalah seorang penyihir.

"Disana, apa yang aku lihat adalah dua Dewa yang berkelahi. Salah satunya adalah Melqart, yang satunya mengambil bentuk prajurit menghunus pedang emas. Hasil pertempuran sengit antara dua Dewa itu kekalahan keduanya."

Lucretia menghela nafas lelah, dia mengingat bagaimana mengerikannya pertempuran antara dua dewa itu terjadi. Benar-benar memaksakan tubuhnya untuk bertahan agar dapat melihat indentitas keduanya, walaupun tidak sepenuhnya berhasil Lucretia mendapatkan pengetahuan tentang satu diantara keduanya, yaitu sosok raksasa, Dewa Langit Melqart.

Gottmörder 1 - Manifestasi Dewa PerangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang