BAB 2 - Bagian 2

59 5 0
                                    


Saat Pascal mengambil jalan di sepanjang sisi laut, pada saat itu ia bertemu seorang seumurannya atau lebih muda darinya(?)

Seorang pemuda yang sedang bersandar di dinding sebuah bangunan yang menyerupai gudang, ia sedang melihat ke arah laut yang ada di hadapannya.

Dia memberikan kesan perasaan yang aneh tapi di sisi lain sangat indah.

Ini akan sangat kasar untuk mengatakan kalau pakaiannya sangat kumuh, tapi itu adalah kesan pertama yang diberikan oleh mantelnya. Apakah itu mungkin karena mantelnya berwarna putih, dan kotor hingga menjadi warna kecoklatan. Pakaiannya sendiri sedikit compang-camping, model pakaian itu bukanlah sesuatu yang akan di pakai di jalan pesisir pantai seperti ini, itu mungkin akan lebih tepat untuk menemukan seseorang yang memakainya di daerah oasis padang pasir.

Tanpa ragu, Pascal mengetahui bahwa pemuda itu berusia yang sama dengan dirinya.

Sekitar empat belas atau lima belas tahun, dengan rambut hitam legam sebahu, kulit berwarna gading, dan yang paling penting dari semua, pemuda itu sangat tampan.

Pascal tidak bisa membantu tetapi merasa tertarik padanya. Ada semacam androgini pada fitur wajahnya, bahkan diantara selebriti, Pascal belum pernah melihat seorang pemuda tampan seperti yang di hadapannya saat ini.

-Menengok, Tatapan pemuda mulai bergeser.

Seolah-olah menyadari kalau Pascal yang menatapnya, dia juga tampak langsung menatap kembali, dan kemudian dia tersenyum.

Sangat umum untuk menyambut orang lain dengan senyum saat pertama kali mereka bertemu seseorang dan bertukar pandang, sehingga Pascal menganggap bahwa pemuda itu menyapanya.

"Xxxx, xx, xxxxx xxxxx ...."

Pemuda itu menggunaakan bahasa yang belum peran Pascal dengar sebelumnya.

Seharusnya itu bukan bahasa Italia, namun Pascal tidak yakin untuk memastikan itu. Meskipun jika itu memang bahasa Italia, Pascal mungkin masih bisa membedakan logatnya meski mungkin setiap orang memiliki gaya bicara yang berbeda-beda, tapi ada banyak hal juga yang sulit bagi telinga Pascal untuk membedakannya.

"Maaf, aku tidak mengerti apa yang kamu katakan."

Oleh karena itu, Pascal membalasnya dengan bahasa Jepang dan mengangkat bahu sebagai jawaban.

Bahasa yang digunakan tidak diketahui dan sangat asing meski ia sendiri berada di negeri asing. Dalam situasi berkomunikasi sebagai orang asing, jika gerak tubuh dan ekspresi wajah gagal untuk membuat lawan bicara mengerti, maka itu lebih baik untuk menyerah.

"Oh, aku minta maaf ... Maka aku akan menggunakan cara engkau berbicara."

Tiba-tiba, ia menjawab Pascal dengan bahasa Jepang yang fasih.

Pascal terdiam dan hanya bisa menatap wajah pemuda itu, ia tidak menduga kalau lawan bicaranya dapat menggunakan bahasa Jepang dengan fasih. Beberapa pendapat orang-orang di dunia kalau bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang paling rumit, dalam penulisannya pun terkadang orang asli Jepang pun masih salah. Pascal berpendapat kemungkinan kalau pemuda ini pernah tinggal di Jepang, ketika Pascal berpikir tentang itu, pemuda mengatakan beberapa kalimat untuk menghilangkan kebingungan lawan bicaranya :

"Yah, itu tidak penting, tapi rasanya sangat aneh- tidak ... maksudku, aku berani mengatakan ada bau yang menggantung di sekitar engkau dan itu menarik perhatian ku, sehingga aku berbicara padamu."

Suara pemuda itu sedikit pelan dan halus tapi sangat lantang tidak ada keraguan sedikitpun seperti seorang bariton.

Disisi lain, Pascal yang sebagai subjek yang dibicarakan merasa sedikit khawatir apakah yang dikatakan pemuda itu benar, memang sedikit kasar tapi itu membuat ia sampai mencium bajunya untuk memastikan.

Gottmörder 1 - Manifestasi Dewa PerangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang