BAB 6 - Bagian 3

32 3 0
                                    

Cahaya matahari telah terlihat dari ujung timur.

Malam telah berganti dengan pagi, bulan telah bertukar dengan matahari. Cahaya hangat dari matahari menyinari kehidupan di muka bumi, burung-burung berterbangan saling menyahut satu sama lain.

Di pulau Sardinia, cahaya pagi mulai menyinari menembus rindangnya pepohonan dan dedaunan yang tertiup oleh angin pagi yang berhembus, udara dingin telah menjadi hangat.

Dibawah sinar matahari, terlihat sosok seorang pria berumur 15 tahun, pemuda itu memiliki wajah yang halus, rambut yang hitam dan senyuman yang klasik terbentuk pada wajahnya.

Wajah pemuda itu berseri-seri, dan ia terlihat sangat cemerlang bagaikan matahari itu sendiri.

Keberadaan pemuda itu sangatlah berbeda dengan ada yang disekitarnya, sosoknya memiliki kehadiran dari dunia lain. Berdiri membelakangi sinar matahari, ia berjalan menuju tempat dimana ia telah menetapkan janji sebelumnya.

Pemuda itu terus melangkah dengan langkah yang pasti, setiap dari gerakannya bahkan terlihat sangat memukau bagi orang lain.

Untuk beberapa titik waktu, pemuda itu dihalangi oleh pohon-pohon yang bergerak secara tiba-tiba untuk menghalangi pemuda.

Melihat apa yang terjadi, pemuda itu hanya tersenyum tenang dan mengangkat tangan kanannya secara perlahan, kemudian dari tangan kanan itu keluarlah petir emas yang menghancurkan pohon-pohon yang menghalangi jalannya.

Setelah menghancurkan hambatan yang menghalangi, datang lagi rintangan yang menghalangi pemuda.

Kali ini ribuan belalang datang dari arah yang dituju pemuda.

Melihat hal itu, pemuda tidak menunjukan kepanikan apapun pada wajahnya, ia tetap tersenyum tenang dengan apa yang terjadi, ini seperti ia memang sudah menantikan hal ini.

Belalang-belalang itu berkumpul satu sama lain, mereka seperti membuat dinding yang tebal, selain membuat dinding yang tebal, belalang-belalang yang lain mengelilingi pemuda itu dari segala penjuru.

Mereka terlihat tidak menyukai kehadiran dari pemuda, dan terlihat mereka mencoba untuk menyingkirkan pemuda tersebut.

... Tapi tetap, mereka hanyalah seorang bawahan, tidak akan mampu menyingkirkan seorang dewa, bahkan untuk menghalangipun mereka tidak mungkin bisa melakukan.

Mengambil bentuk inkarnasi ke-8 , pemuda itu mengeluarkan kekuatannya dan seketika ribuan belalang yang menyerang secara bersamaan itu tiba-tiba menguap dan menghilang.

Tidak ada yang tersisa, baik dari belalang yang membuat tembok penghalang maupun para belalang yang menyerang, mereka semua menghilang, seolah-olah tidak pernah ada apapun di situ, bahkan tanaman disekitar pun ikut menguap, apa yang tersisa hanyalah sosok pemuda 15 tahun yang masih tetap berdiri dan bunga petir yang keluar dari tubuhnya.

Inkarnasi ke-8 pemuda adalah [Goat], ketika ia mengambil bentuk dari [Goat] pemuda dapat mengendalikan petir dan badai yang mampu menghancurkan kota.

Dalam ajaran yang menyembah dirinya, orang-orang percaya bahwa Dewa Perang ini memiliki sepuluh inkarnasi yang dimilikinya.

Sosok manusia muda berumur 15 tahun adalah salah satu inkarnasi yang dimilikinya, setiap kali ia diberi tugas untuk membasmi kejahatan di dunia, ia selalu mengambil bentuk pemuda 15 tahun.

Sebagai anak dari cahaya, saat ini bermandikan sinar matahari, kondisinya benar-benar berada pada dipuncaknya, seluruh tubuhnya terisi oleh kekuatan yang meluap-luap.

"Raja Melqart, apakah engkau yakin sesuatu seperti ini dapat menghalangi jalanku!?"

Pemuda itu berteriak kearah langit.

Gottmörder 1 - Manifestasi Dewa PerangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang