Epilog

23 2 0
                                    


Di dataran yang hijau, ia melihat sosok yang sangat disayanginya.

Seorang laki-laki berambut hitam dengan iris mata berwarna biru, dia adalah seseorang yang sangat penting untuknya meski terkadang banyak hal yang terjadi membuatnya kesal dengan tingkah laku laki-laki tersebut, tapi Mana tetap menyayanginya dan memberikan seluruh kasih sayang pada kakaknya, begitu juga kakaknya yang sangat menyayangi dirinya.

.. Tapi saat ini, ia melihat kakaknya berbalik dan berjalan menjauhi dirinya, tidak peduli sekencang apapun ia memanggilnya kakaknya tidak berbalik untuk menanggapi suaranya. Jika dalam keadaan normal, Kakaknya itu akan menghampiri dirinya dan mengusap kepalanya dengan lembut seperti biasanya – tapi kali ini tidak, Kakaknya, Kusanagi Pascal terus berjalan semakin jauh.

"Pascal-nii! Pascal-nii...!! Nii-sama, kamu mau kemana?!-"

Haahh haaah, Kusanagi Mana terbangun dari tidurnya dengan nafas yang tidak teratur dan penuh keringat ditubuhnya, ia saat ini sedang berada dikamarnya. Di dalam mimpinya, Mana melihat kakaknya pergi ketempat yang tidak bisa dijangkau olehnya.

Mengatur nafasnya agar tenang, Mana merasakan perasaan gelisah tentang kakaknya. Ia menge-check mail, tidak ada pesan masuk dan waktu saat ini masih jam 10 malam.

Beberapa jam yang lalu ia mengirimkan mail pada kakaknya, tapi sampai sekarang belum ada balasan sama sekali. Mana tidak tau apakah itu karena masalah jaringan atau yang lain, mengingat kakaknya sedang didaerah pegunungan, jadi ia tetap berpikir positif dan membuang pikiran-pikiran buruk yang ada dikepalanya.

Setelah selesai mengatur nafasnya, ia membersihkan keringat diseluruh tubuhnya dan mengganti bajunya.

Merasa kalau tenggorokannya menjadi kering, ia mulai berpikir apakah tidur bisa membuat seseorang dehidrasi? Mana keluar dari kamarnya untuk mengambil minum di lantai bawah.

"Ohh Kotori, dimana kakek?"

Mana menemukan Kotori yang sedang menonton tv, karena Mana tidak melihat kakeknya maka ia menanyakannya pada Kotori.

"Kakek sedang menghubungi seseorang-" Kotori menjawab singkat sambil terus menonton tv.

Melihat Kotori yang sangat serius, Mana pun melihat tayangan televisi yang sedang dilihatnya.

Sebelumnya ia mengira kalau Kotori sedang menonton film drama hingga membuatnya terlihat serius tapi ternyata dia sedang melihat saluran langsung berita internasional.

Meski menggunakan bahasa Inggris, Mana dapat memahami apa yang dikatakan reporter tersebut. Walaupun tidak mengerti juga, dalam hal ini saluran televisi Jepang sudah memberikan translate dalam bahasa Jepang.

Membawa segelas susu dingin, Mana ikut menonton berita Internasional dari meja makan.

".. Teroris, ya? mengapa mereka melakukan hal seperti itu.. dan tempat itu seperti habis dilanda perang-" Mana bergumam setelah reporter menjelaskan rincian kejadian.

Dalam berita tersebut, terlihat sebuah kota yang hancur sangat parah dan banyak tanda-tanda bangunan yang hangus terbakar.

Sebagai catatan, tempat dimana lokasi berita sedang berlangsung berada di Italia, sehingga disana terlihat jelas diwaktu pagi hari. Dari apa yang Mana ingat, kalau tidak salah perbedaan waktu antara Italia dan Jepang sekitar 12 atau 10 jam atau mungkin lebih? Sejujurnya, ia belum pernah ke Italia sebelumnya.

"Entahlah, mereka selalu memiliki ambisi-" Kotori menanggapi gumaman Mana sambil memeluk bantalnya, lalu melanjutkan dan melihat kearah ruangan tamu dimana kakeknya berada

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gottmörder 1 - Manifestasi Dewa PerangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang