BAB 4 - Bagian 3

30 4 0
                                    

Berlari.

Clara Savoia berlari menggunakan teknik yang disebut Leap, itu adalah teknik yang membuat tubuh manusia menjadi ringan saat berlari dengan kecepatan penuh.

Berlari menuju bangunan-bangunan yang tersambar petir, berbagai macam benda terbang terbawa oleh angin yang kuat dan kota kecil ini menghadapi kerusakan berat akibat badai.

Bahkan, dengan posisinya saat ini yang sedang berlari menggunakan teknik [Leap] mungkin saja Clara juga akan terbang terbawa oleh angin.

Aspal jalan yang berantakan akibat benturan-benturan benda yang terjatuh dan bangunan yang roboh, ia melompat diantara atap-atap, lampu jalan, dan segala macam bangunan yang bisa ia jadikan pijakan, kakinya tidak menyentuh tanah sekalipun.

Menemukan gedung-gedung pencakar langit itu sangat jarang di Italia, terutama di Pulau Sardinia, walapun ini sudah zaman modern, tapi mayoritas negara Italia masih mempertahankan struktur bangunan kuno.

... Tentu ada alasan mengapa tidak banyak gedung-gedung pencakar langit di Italia, itu karena banyak bangunan ikonik seperti menara Pisa atau Colosseum, agar tidak mengganggu pemandangan, ada banyak peraturan hukum yang mencegah pembangunan gedung pencakar langit.

Clara pikir itu memalukan.

Jika saja ada bangunan yang lebih tinggi, ia bisa mendekati [Goat]. Bangunan-banguna di Dorgali hanya memiliki ketinggian maximal empat sampai lima lantai saja, sedangkan [Goat] terbang lebih tinggi beberapa puluh meter dari itu.

Meskipun Clara di katakan jenius dalam sihir, ia tidak bisa menggunakan teknik terbang.

Spesialisasinya adalah Alkimia Besi, kemampuan untuk memanipulasi besi dan bajanya itu sama seperti ia menggerakan lengan dan kakinya. Sihir terbang, visi roh, dan membuat ramuan itu adalah domain dari penyihir sejati seperti Lucretia Zola.

"Eloi, Eloi, Lama Sabachtani. Tuhanku! Mengapa engkau meninggalkanku?!"

Clara berdoa dengan keras.

Kata-kata yang ia ucapkan mengandung sebuah kesedihan dan putus asa yang mendalam.

"Ya Allah! Aku meratap dan memohon sepanjang hari, namun engkau meninggalkanku! Aku menangis dan berdoa sepanjang malam, namun engkau mengacuhkanku! Namun engkau tetap yang paling suci ------"

Mengangkat Cuore di Lenoe kearah langit ditangan kanannya.

Pedang ini di pasangkan dengan Il Maestro, pedang sihir saingannya Liliana Kranjcar.

Di masa lalu, kedua pedang yang berharga ini ditempa demi dua ksatria agung yang mendapatkan gelar Raja Singa dan Raja Peri. Clara dan Liliana menemukan kedua pedang ni di bangunan bawah tanah di Florence, dan mengklaim masing-masing pedang sebagai senjata pribadi mereka.

"O Tuhan penyelamatku, kumohon padamu; bantulah aku! Lindungi aku dari semua senjata musuhku, lindungi aku dari taring singa, lindungi aku dari tanduk banteng!"

Ini adalah sebuah himne doa yang berisi kesetiaan mutlak dan berjanji kepada tuhan dalam menghadapi kematian.

"Aku akan menyatakan nama-Mu kepada saudara-saudaraku: ditengah-tengah jemaat aku akan memuji Engkau!"

Dari semua teknik yang diwariskan oleh [Copper Black Cross], diakui sebagai salah satu yang sangat sulit dari seni rahasia.

Seketika perasaan dinginnya udara di sekililingnya, Clara tahu bahwa ia berhasil.

Dari bibirnya muncul senyum bangga singa betina. Kata-kata mantra Clara membuat suhu udara yang di sekitarnya akan menyebabkan tubuh manusia biasa akan mati rasa.

Gottmörder 1 - Manifestasi Dewa PerangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang