BAB 5 - Bagian 4

20 4 0
                                    


Beberapa menit setelah mereka bergerak kembali.

Pascal mulai bertanya-tanya kemana mereka akan pergi saat ini, melihat waktu di jam tangannya. Saat ini sudah hampir pagi, ia bahkan merasa perutnya sudah mulai terasa sangat kosong.

Karena ia sudah berjalan cukup lama bahkan berlarian, itu tidak mengherankan kalau ia merasa sangat lapar saat ini.

Mengingat saat ini ia tetap terjaga hingga tengah malam, walaupun ia tidak merasakan kantuk tapi itu tidak menyingkirkan fakta bahwa seseorang yang terjaga hingga larut malam, dorongan untuk makan pasti tetap akan ada.

Apakah Clara merasakan hal yang sama dengan dirinya? Walaupun Clara seorang penyihir atau seseorang yang telah melewati pelatihan yang rumit, dia tetaplah manusia. Pascal yakin Clara juga merasakannya.

"Clara bagaimana kalau kita kembali dulu? Aku tidak masalah untuk terus melanjutkan ini tapi kalau kita tidak memiliki tujuan, ini akan sia-sia. Lebih baik kita pikirkan dulu rencanannya."

Pascal mengutarakan pikirannya, ini akan sia-sia jika mereka mencari tanpa arah dan tujuan seperti ini. Juga perutnya sangat kosong ia tidak bisa menahannya lebih lama lagi.

"Aku pikir juga begitu, tapi apakah kamu lupa Pascal? Melqart mengatakan kalau dia akan menenggelamkan pulau ini. Terlepas dari benar atau tidak ucapannya, di pulau ini masih ada seorang Dewa lagi yang lain. Dan Melqart adalah salah satu dewa terkuat, pertarungan antara Raja Dewa dan Dewa Perang. Aku bahkan tidak ingin membayangkan apa yang akan terjadi dengan pulau ini."

Memang benar, sebelumnya Melqart mengatakan akan menenggelamkan pulau ini.

Itu adalah deklarasi yang kuat dan mustahil untuk dipercaya, bahkan Pascal ragu dengan hal itu. tapi apakah Melqart benar-benar mampu menenggelamkan pulau ini? Di tengah keraguannya itu, Pascal menggelengkan kepalanya. Apakah dia benar-benar mampu melakukannya atau tidak, tetap saja pasti banyak korban akan jatuh sebagai akibatnya.

Ditambah Pascal melupakan seorang Dewa lain yang ada di pulau ini juga.

Sebelumnya Lucretia Zola mengatakan bahwa Dewa yang bertarung melawan Melqart adalah seorang Dewa Perang yang menggunakan pedang emas. Setelah mereka melepaskan pukulan finishing, keduanya terlempar akibat dampaknya, menurut Lucretia Zola, Dewa Pedang saat itu terpecah menjadi 10 bagian.

Pascal sudah menyaksikan 2 kota yang dihancurkan seperti sebuah mainan Lego oleh sesuatu yang sangat-sangat tidak masuk akal.

Ketika ia pertama kali tiba di negara ini dan beristirahat di kota Cagliari, hanya beberapa jam setelah ia bersantai di kota itu, datanglah rakasasa babi hutan yang entah dari mana munculnya.

Lalu yang kedua, yaitu 2 hari yang lalu ketika ia dan Clara tiba di Dorgali, kota itupun dihancurkan oleh badai yang dikendalikan raksasa kambing dan seekor burung raksasa.

Dan dalam seketika,  setengah dari kedua kota hancur begitu saja, apabila kedua raksasa itu tidak segera dihentikan, maka tidak akan ada yang tahu apa yang akan terjadi pada kedua kota itu.

Melihat Pascal yang diam dan pucat, Clara menghembuskan nafas lelah.

"Sepertinya kamu ingat. Kita memang belum melihat bagaimana kekuatan Melqart yang sesungguhnya, tapi aku tidak ingin menyaksikan hal itu setelah apa yang terjadi."

Clara mengatakan dengan suara yang sangat serius dan bahkan jelas terlihat beberapa butiran keringat pada wajahnya. Dan itu menunjukan tingkat kecemasan Clara dengan apa yang akan terjadi nanti.

"Jadi sekarang, lebih baik kita mencari keberadaan Dewa Pedang. Aku tidak tahu sudah seberapa pulihnya dia sekarang, melihat hanya 2 bagian dari dirinya saja sudah hampir menghancurkan 2 kota dengan cepat. Sebaiknya saat ini kita segera mencarinya dan menutup Dewa Pedang selagi sempat, sebelum dia mengumpulkan seluruh bagian dirinya."

Gottmörder 1 - Manifestasi Dewa PerangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang