BAB 6 - Bagian 4

27 2 0
                                    


Beberapa saat yang lalu Pascal telah diberitahu nama  pemuda oleh Clara. Meski sebelumnya Clara selalu menutupi dan memberikan alasan bermacam-macam untuk menghindari pertanyaannya, tetapi karena ia terus memaksa, akhirnya Clara mengatakan nama dari pemuda yang telah menjadi temannya.

Menurut Clara dari berbagai mitos yang dia ketahui tentang dewa-dewa. Dewa perang yang memiliki 10 inkaranasi/avatar, hanya itu informasi yang diberikan oleh Lucretia Zola dan Clara cukup sulit mencaritahu identitas pemuda, karena ada beberapa dewa perang yang memiliki karakteristik seperti itu. Setelah melihat inkarnasi dari [Raptor] dan [Golden Blade], Clara yakin bahwa ada satu dewa perang yang memiliki inkarnasi seperti itu.

Dewa perang yang menyimbolkan kemenangan, dia di puja sebagai dewa kemenangan. Di setiap pertempuran dia selalu keluar sebagai pemenang. Dia juga dikatakan sebagai dewa cahaya, karena sebagai anak dari matahari dia adalah sosok dewa yang bersinar gemilang akan prestasinya di medan perang.

Itu tidak aneh jika dia disebut sebagai dewa kemenangan, saat Pascal pertama kali mendengar namanya itu adalah nama yang sangat bagus dan penuh kharisma, Verethragna sendiri memiliki arti kemenangan.

Saat ini Verethragna, temannya – tidak, dia adalah orang yang berbeda dari yang Pascal kenal. Sosok dan wujud nya memang dia, tapi yang dihadapannya ini bukanlah lagi seorang pemuda aneh yang mengaku amnesia. Senyum yang ditujukan pada Pascal selalu seperti itu, dia melihat Pascal dengan tatapan sayang seorang ayah. Bahkan karena senyumnya itu, Pascal selalu dihantui kekhawatiran pemuda ini.

...Tapi tidak di duga, betapa bodohnya ia selama ini. Untuk apa mengkhawatirkan seseorang yang lebih kuat darinya.

Merasa bodoh, Pascal mengejek dirinya.

"Seorang prajurit pilihanku memang tidak pernah salah, engkau masih berdiri dihadapanku setelah semua yang terjadi dan bahkan engkau berencana untuk mengalahkanku! Boy, ada kalanya seseorang menyerah. Mundur dari medan perang bukanlah berarti kekalahan, meninggalkan medan perang pun membutuhkan sebuah keberanian yang besar."

Mendengar itu dari orang yang membual kemenangan akan selalu berada ditangannya membuat Pascal mendecakan lidahnya.

"Rasanya aneh sekali mendengar hal ini darimu. Bukankah kau selalu mengatakan harus selalu meraih kemenangan di medan perang manapun atau sesuatu seperti itu?"

Pascal berbicara dengan mengangkat bahunya, meski begitu dia berbicara dengan nada yang menekan, seakan-akan ia sedang menahan amarah. Dewa muda itu hanya tersenyum hangat pada sarkasme yang dibuatnya, seperti seseorang yang melihat anak bodoh nakal yang keras kepala.

Dan mau tidak mau, itu menambah kejengkelan dalam diri Pascal. Untuk beberapa saat Clara sudah berdiri disampingnya, mungkin dia sudah menggunakan sihir penyembuhan untuk dirinya sendiri, pikir Pascal.

Walaupun dalam keadaannya cukup kesal, Pascal tetap menggunakan otaknya untuk situasi seperti ini. Selama konfrontasi Clara sepertinya ada seseorang yang dilupakan, Pascal megalihkan tatapannya kearah langit yang telah tertutup awan hitam.

Terlihat sangat aneh memang, langit yang cerah dan langit yang gelap dalam satu area yang sama. Di langit memang ada orang lain yang telah memperhatikan apa yang terjadi disini dengan tenang, mengapa bisa-bisanya Pascal melupakan dia.

Mungkin menyadari apa yang ada didalam pikiran Pascal, Clara juga melihat kearah yang sama. Rencana mereka sudah gagal total, dan semua trik sudah terbuka.

Dewa muda menutup matanya sesaat, dia juga telah memperhatikan Pascal yang melihat kearah langit dibelakangnya. Seakan menyadari kalau dirinya sedang dilihat, Melqart yang sejak tadi diam menyaksikan semuanya, menyuarakan suaranya.

Gottmörder 1 - Manifestasi Dewa PerangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang