Chapter 15

204 10 4
                                    

THE MOON AND THE SUN

-

-

-

Kim Yoojung

Park Bogum

Yeo Jingoo

Others

-

-

-

Cerita ini murni karya author pribadi. Sebagian besar tokoh dalam cerita adalah selebritis yang tidak memiliki hubungan apapun dengan author. Jika ada kesalahan dan kekurangan apapun mohon kritik dan saran.

-

-

-

Han Taegu tak pernah menyangka bahwa seorang pria yang meminta bertemu dengannya di tengah malam itu adalah senior yang sangat ia hormati, Park Bogum. Ia sedang belajar, kegiatan yang selalu ia lakukan meski tidak sedikit temannya yang mengajak keluar untuk sekedar minum di warung makan terdekat, ketika salah seorang kawannya yang lain memberitahunya tentang seorang tamu yang tak diundang sedang menunggunya di ruang perpustakaan Perguruan Sungkyunkwan.

"Sunbae-nim," Taegu menunduk menyapa Bogum yang tersenyum ramah padanya. "Bagaimana kabarmu?" Bogum menghampiri juniornya lalu menepuk pundak lelaki yang lebih muda dua tahun darinya itu.

"Aku baik-baik saja, Sunbae-nim sendiri bagaimana? Ini sudah lama sekali sejak kita berkumpul bersama para alumnus yang lain,"

Bogum terkekeh pelan. Teringat pertemuan para lulusan Sungkyungkwan yang diadakan beberapa bulan lalu. Han Taegu adalah salah seorang pencetus kegiatan itu. Sebagai seorang mahasiswa berprestasi disana, Taegu selalu dipercaya oleh banyak rekan-rekannya, pengajar, hingga para seniornya. Sebagai sesama mahasiswa cerdas, Bogum dan Taegu sering dilibatkan dalam diskusi-diskusi menarik bersama beberapa mahasiswa lainnya. Mereka sering berbagi pendapat dan meneliti tentang berbagai hal. Itulah mengapa hubungan Bogum dan Taegu sebaik hubungan Bogum dengan Jingoo, kawan terdekat pemuda itu.

"Aku juga baik-baik saja,"

"Kudengar Sunbae-nim sekarang telah menjadi Penasihat Kerajaan?" Taegu bertanya. Kabar yang ia dengar beredar di perguruan mengatakan bahwa sang lulusan terbaik Sungkyunkwan itu telah meneruskan karir politik ayahnya, Perdana Menteri Park di istana. "Begitulah," Bogum mengangkat bahunya acuh.

"Lantas, ada apa gerangan yang membuat Sunbae-nim datang berkunjung di waktu seperti ini?" kening Taegu berkerut. Sejujurnya sejak ia bertemu Bogum beberapa saat lalu, ia merasakan hal yang aneh dengan tingkah seniornya itu. Bogum bukanlah tipe orang yang sering menghabiskan waktunya di luar rumah kecuali untuk hal-hal yang penting dan mendesak. Terlebih saat ini sudah lewat tengah malam, waktu dimana kebanyakan orang beristirahat, bukanlah waktu yang tepat untuk mengajak bertemu seseorang.

Bogum mengubah ekspresinya menjadi lebih serius. Ditatapnya wajah Taegu dengan lurus sebelum berdehem dan ia berujar, "Aku ingin meminta bantuanmu."

"Bantuan? Bantuan apa?"

"Aku ingin..." Bogum mendekat dan membisikkan sesuatu tepat di samping telinga Taegu yang membelalakkan matanya tak percaya. "Tapi Sunbae-nim, tindakan itu sungguh berisiko tinggi," Taegu balas berbisik dengan raut wajah tegang. Ia tak menyangka bahwa Bogum akan memintanya melakukan sesuatu yang tak pernah ia bayangkan.

"Kita tidak punya pilihan lain, Taegu-ya," Bogum mendesah. "Jika kita tidak segera bertindak, aku takut rakyat hanya akan semakin menderita." Bogum mengenal Taegu dengan cukup baik, pun dengan latar belakang keluarga pemuda itu. Han Taegu hanya seorang mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin. Ayahnya adalah seorang petani sementara ibunya adalah seorang buruh di pasar. Sebagai anak tertua diantara tiga saudaranya yang lain membuat tanggung jawab keluarga berada di pundak Taegu. Itulah mengapa Bogum yakin Taegu akan mengerti penderitaan yang akan dirasakan rakyat jika keputusan tentang pajak yang baru akan tetap dijalankan oleh pemerintah.

The Moon and The SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang