Chapter 2

265 27 0
                                    

Kim Yoojung

Park Bogum

Yeo Jingoo

and

Others

-

-

-


Tubuh Han Junho gemetar karena rasa takut yang menjalari setiap persendiannya. Pria-pria yang mengelilinginya memang tak memiliki tubuh besar dan wajah sangar, tapi tatapan-tatapan dingin dan penuh intimidasi yang mereka berikan padanya membuat nyalinya ciut. Ini pertama kalinya bagi Junho berada di situasi seperti ini. Ia tak pernah menyangka bahwa menjadi seorang pesakitan sungguh sangat menyiksa batinnya.

"Apa kau masih tak mau mengaku, hah?" seorang wanita, satu-satunya wanita di antara para pria yang mengelilinginya itu berbicara dengan nada dingin penuh ancaman. Kerutan di wajah wanita itu menunjukkan usianya tak lagi muda. Namun, Junho terlalu takut hanya untuk melihat wajah wanita itu. Ia terus menunduk menatap tanah kering yang dipijaknya. Berharap ia hanya sedang berada di dalam salah satu dari sekian banyak mimpi buruknya dan akan terbangun di suatu pagi dan menyadari bahwa segalanya baik-baik saja.

Tapi, Junho tidak sedang bermimpi. Orang-orang itu tidak sedang berada di dalam mimpinya. Ini adanya kenyataan. Junho yang dituduh mencuri adalah kenyataan. Junho yang ditangkap dan dibawa oleh para pengawal keluarga Kim ke kediaman mereka adalah kenyataan. Ia yang duduk berlutut di atas tanah kering ini juga adalah kenyataan. Semuanya adalah kenyataan. Termasuk bahwa ia kini hanya seorang diri dunia ini. Tanpa neneknya, tanpa siapapun, juga adalah kenyataan.

"Jika kau tak mau mengaku juga, kami akan melaporkanmu ke petugas keamanan," ancam wanita itu dengan tegas. Ia sendiri sudah lelah karena memaksa pemuda belia itu untuk mengakui perbuatannya mencuri uang darinya. Tapi si pemuda kurus itu hanya menunduk ketakutan tanpa satu patah kata keluar dari bibirnya yang bergetar.

Ketika wanita itu, Bibi Hwang, biasa ia dipanggil, hendak memerintahkan para pengawal keluarga Kim untuk membawa Junho ke kantor petugas keamanan, tiba-tiba pintu gerbang kediaman keluarga Kim didobrak keras dari luar. Pelakunya adalah dua orang pemuda yang seusia dengan Junho menerobos masuk tanpa permisi.

"Apa-apaan ini? Siapa kalian?" Bibi Hwang bertanya kaget. Para pelayan penjaga pintu berlarian di belakang dua pemuda asing itu dengan tampang ketakutan.

"Mereka menerobos masuk kesini," kilah mereka menyadari bahwa mereka baru saja melakukan kesalahan dengan membiarkan dua orang asing masuk tanpa permisi ke kediaman megah keluarga Kim.

"Junho!" seru salah seorang dari dua pemuda itu, yang berpakaian layaknya seorang bangsawan. Berjalan tergesa mendekati Junho yang menatap dengan wajah lega sekaligus terharu dengan kehadiran dua orang teman dekatnya.

Alih-alih mendekati Junho, Jingoo dihadang oleh tiga orang pengawal yang berdiri tegak menghalangi langkahnya untuk menghampiri Junho yang masih berlutut di atas tanah.

"Apa yang telah kalian lakukan padanya?" Jingoo bertanya dengan nada tinggi penuh emosi. Melihat betapa Junho terlihat sangat ketakutan, membuat Jingoo mengira bahwa mereka memperlakukan Junho dengan kasar dan menyiksanya. "Minggir! Atau kalian kulaporkan pada petugas keamanan karena menyiksa orang lain!" ancam Jingoo dengan marah.

Sementara Minwoo yang terlihat lebih bisa mengontrol emosinya berusaha menenangkan Jingoo. "Tenanglah Jingoo,"

"Siapa kalian? Jangan seenaknya masuk ke rumah orang lalu menuduh sembarangan!" Bibi Hwang berteriak tak terima dengan tuduhan Jingoo. "Kalian, tangkap dua orang itu lalu laporkan ke petugas keamanan bersama temannya ini!" perintah Bibi Hwang kepada para pengawal keluarga Kim yang dengan sigap berusaha meraih lengan Jingoo dan Minwoo untuk dibawa ke kantor petugas keamanan. Tapi Jingoo terlalu lincah dan kuat untuk bisa ditahan dengan mudah. Pemuda itu melawan saat para pengawal hendak menangkapnya.

The Moon and The SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang