"Ambil ini" ucap seorang pria sambil melempar botol minuman kearah Dania
Dania dengan sigap menangkap minuman tersebut dan tersenyum disertai ucapan terimakasihnya
"Kita sudah bersama sedari tadi, tapi aku belum tau siapa namamu"
Ucapnya sambil menatap Dania, kemudian dia mengulurkan tangannya"Ryan"
"Dania" balasnya sambil menyambut uluran tangan itu.
"Kau baru bekerja disini ? Sudah berapa hari ? Sepertinya, aku baru melihatmu"
"aah.. aku akan mulai bekerja besok"
Ryan mendengar itu hampir tersedak air yang baru saja ia minum. Ia menatap ke arah Dania tak percaya, sedetik kemudian dia tertawa
"haahaa.. kau berbakat menjadi seorang pelawak"
"Aku tidak sedang bercanda, aku serius dokter"
"Lalu, apa yang kau lakukan barusan ? Dan baju ini"
Ucapnya sambil menunjuk baju yang dikenakan Dania"Aku sedang mencobanya"
"Hahaha kau benar-benar .." ucapnya tak percaya
"Aku serius Dokter Ryan"
Ryan mulai memfokuskan pandangannya menatap Dania, ia ingin melihat kebenaran dari perkataan wanita itu
"Dan aku bukan seorang perawat" lanjutnya sambil tersenyum
Baru saja Ryan ingin mempercayai ucapan wanita yang ada di hadapannya ini, tapi mendengar kelanjutan ucapannya seolah membuat dirinya merasa bodoh. Bodoh dengan antusiasnya karena hampir mempercayai ucapan wanita itu.
Ryan merasa sedikit kesal, ia merasa dipermainkan. Tidak. merasa di bodohi. Tidak. ia sedang ditenangkan dengan lelucon aneh tapi tunggu, bukannya seharusnya ia yang menenangkan wanita itu?.
"Aku hampir percaya ucapanmu kau tau"
"Kau tak percaya padaku dokter?"
"Ck! Sudahlah.. sepertinya kau sudah merasa lebih baik dengan membuat lelucon seperti tadi, jadi sekarang aku harus kembali bekerja"
Ryan berdiri dari duduknya dan melangkah ke arah rumah sakit.Dania memperhatikan Ryan yang mulai melangkah menjauhinya.
"Padahal aku serius"lirihnya
○○○
Dania memasuki kostan nya, ia mengambil air. hari ini hari yang sangat berat untuknya, memikirkan serangkaian peristiwa yang menimpanya hari ini membuatnya enggan tuk bekerja besok.
Dania mengambil botol minumannya untuk ia minum, hingga sebuah tangan mengambil botol itu
"Lelah sekali hari ini nia" ucap Mei tanpa dosa. Dania memandangnya dengan mata yang menyipit.
"Lebih lelah hariku" balasnya sambil menghembuskan napas panjang
"Apanya ? Bukannya tadi kau hanya melihat-lihat keliling rumah sakit saja ?"
"Lebih dari yang kau pikirkan"
"Maksudmu apa ?"
Dania menjelaskan peristiwa yang dialaminya hari ini dengan ekapresi yang di lebihkan, Mei mendengarkan sambil sesekali menatap mata Dania melihat keseriusan ceritanya.
"Kau tak bercanda?" Selidiknya memastikan ucapan sahabatnya itu
"Untuk apa aku bercanda ? Aahh.. aku sampai ingin mengundurkan diri hari ini juga"
"Bekerja juga belum, mau mengundurkan diri, ck dasar! Baiklah jika kita anggap cerita mu itu betul, lalu siapa dokter yang menyeretmu itu?"
"Ahh! Aku tidak tau namanya, saking gugupnya aku hanya tau dia dokter tampan" jawabnya sambil tersenyum
"Dasar gila! Aku tau itu hanya fantasimu saja"
"Aku serius, mengapa kau tak percaya?"
"Siapa yang akan percaya dengan ceritamu itu ? Tidak masuk akal sama sekali, kau apa ? Diseret ke ruang oprasi oleh DOKTER TAMPAN? dan kau tak tau siapa nama doker itu? Mana ada dokter tampan yang mencomot orang seenaknya untuk diajak ke ruang operasi ? Dasar! Sudah sana tidur aku juga mau mandi terus tidur"
Ucapnya sambil beranjak meninggalkan dania"Ah ya, jangan sampai kesiangan dihari pertamamu dania. Jika kau ingin tetap bekerja" lanjutnya.
Mei sudah tidak terlihat dari pandangan Dania lagi."Ck! Bahkan sahabatku pun tak mempercayai ceritaku"
●●●
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovemedical
General FictionDania seorang wanita perantauan yang ingin memperbaiki hidupnya di kota besar. Lulusan pendidikan matematika yang kebetulan mendapatkan pekerjaan di rumah sakit swasta di Jakarta. Sialnya, sebelum ia mulai bekerja Dania diseret keruang operasi. Baga...