Hari pertama Dania di rumah sakit, ia tidak langsung bekerja tetapi hanya diberikan arahan dan contoh serta seragam biru-biru dan putih-putih khas rumah sakit tersebut.
Sekarang Dania mencoba baju dinasnya dan berkeliling rumah sakit,
"Nah, ini ruang pendaftaran pasien dan disana ruang tunggunya. Biasanya para perawat akan berkumpul disini untuk istirahat sejenak"
Ucap mbak Fina, mbak Fina ini rekan satu staff Dania. Fina ini pula yang dari tadi mengantar Dania berkeliling rumah sakit.Ruang pendaftaran ini letaknya berada di tengah antara ruang praktek dokter, UGD dan ruang tunggu.
"Ya sudah, kamu disini saja dulu sambil lihat-lihat aku mau keruangan. Kalau kamu sudah selesai kamu bisa pulang dan mulai bekerja besok"
"Iya mba, di rumah juga saya nganggur mending disini tanya-tanya dan lihat-lihat ruangan dulu"
"Baiklah kalau begitu, Susan tolong ya temenin Dania sebentar kalo kamu repot biar dia keliling sendiri saja"
Ucap fina pada yang duduk di balik layar komputer itu."Baik mbak" ucap susan
"mm.. mbak susan" tanya dania hati-hati
"Jangan panggil mbak, panggil susan saja.. ada apa?"
"Baik susan, kalau boleh aku juga mau dong diajarin itu, siapa tau nanti kalau aku gak ada kerjaan dan kamu lelah bisa gantian sama aku gitu" ucap dania hati-hati
"Kamu mau ? Ya sudah sini"
○○○
Suara sirine mobil Ambulance terdengar begitu nyaring. Suasana di UGD begitu ramai dengan dokter dan suster yang berlalu lalang.
Dua orang dengan seragam putih berlari sambil mendorong kasur dan diatas kasur tersebut terdapat seorang laki-laki dengan darah yang terus mengalir.
Dibelakangnya terlihat masih banyak orang-orang yang berdarah dan dipapah oleh beberapa suster.
"Cepat panggil dokter" ucap salah satu suster
Semua terlihat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Dania yang baru pertama di rumah sakit -selain berobat dan mengantar pasien- merasa syok ia tak tau harus berbuat apa melihat keadaan seperti ini. Sempat terlintas dipikirannya jika saja dia seorang dengan berlatar pendidikan yang mengerti medis ia akan dengan senang hati membantu menolong pasien itu."Bagaimana ini ?" Ucap dania panik
Pasalnya dokter jaga sedang tidak ada dan dokter yang lain tidak bisa meninggalkan pasien mereka karena protokol rumah sakit yang mengharuskan mereka mempertanggung jawabkan bangsal dan pasien masing-masing.
"Kamu tenang saja, oh ya aku udah ngajarin kamu cara liat informasinya kan... kalau gitu kamu tunggu disini ya aku akan kesana"
Dania hanya menggangguk. Jujur ia takut dengan keadaan ini, ia pun tak kalah panik dengan orang-orang disini.
○
Sementara itu diseberang terlihat seorang pemuda tampan yang berjalan tergesa-gesa sambil mengenakan jas putihnya diikuti oleh seorang suster
"Bagaimana kalian ini, kenapa dokter jaga tidak ada. Seharusnya kalian harus berani larang dokternya supaya tidak meninggalkan tanggung jawabnya" ucap dokter tampan itu dengan tegas.
"Iya dok"
Dokter tampan itu melihat kearah ruang informasi. Ia memincingkan pandangannya. Disaat seperti ini masih ada orang yang mengabaikan pasiennya ck dasar! Tidak bisa dibiarkan. Ia lalu berhenti dan berbicara tapi tidak melepaskan pandangannya pada gadis yang duduk di ruang informasi itu.
"Kau pergi saja dulu cek keadaannya siapkan ruang oprasinya"
"Baik dok"
Suster itupun pergi dengan sedikit berlari menuju ruang UGD. Sang dokter berjalan menuju ruang informasi tersebut.
Braak
"Apa kau tak punya otak hah?" Ucap sang dokter sambil menggebrak meja.
Dania, orang yang berada di balik meja itu terkejut.
"Ma..maaf dok" ucap dania terbata dan agak bergetar
"Kau tak lihat seberapa kacaunya keadaan ini ? Dan apa yang kau lakukan ? Duduk manis seolah tak terjadi apa-apa ?"
"...."
"Ck dasar!!"
Sang dokter berjalan mengelilingi meja dan setelah berada di depan Dania, ia langsung menyeretnya
"Sekarang ikut aku! Jangan membantah!!"
"Ta-tap.. tapi dok.. sa-saya"
"SAYA BILANG JANGAN MEMBANTAH!!"
Dokter itu pun menyeret Dania ke ruang operasi tanpa mendengarkan penjelasan Dania.
●●●
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovemedical
General FictionDania seorang wanita perantauan yang ingin memperbaiki hidupnya di kota besar. Lulusan pendidikan matematika yang kebetulan mendapatkan pekerjaan di rumah sakit swasta di Jakarta. Sialnya, sebelum ia mulai bekerja Dania diseret keruang operasi. Baga...