~ 10 ~

23.1K 1.4K 2
                                    

"Kamu baik-baik saja?"

Dania mengerjapkan matanya, mengumpulkan nyawanya kembali ia masih terlalu syok melihat kejadian yang beberapa lalu terjadi di depan matanya.

"Apakah ada yang terluka?" Tanya lelaki itu kembali.

Dania menggelengkan kepalanya, orang-orang yang tadi mengelilingi mereka perlahan kini sudah mulai meninggalkan mereka.

"Maafkan aku membuatmu terkejut tapi salahmu juga kenapa ngelamun di tengah jalan"

Dania memandang laki-laki yang berjongkok dihadapannya. Beberapa menit yang lalu ia hampir saja kehilangan nyawanya jika pengendara motor di depannya ini tidak membelokkan stang motornya hingga menabrak trotoar yang berada tepat di depan matanya.

Dania memang salah karena melamun tapi ia tidak berada di tengah jalan sehingga akan mengakibatkan orang lain tabrakan dengan kehadirannya. Salahkan pengendara motor itu yang dengan asiknya telponan ketika menjalankan kendaraan beroda dua itu.

Dania mengambil nafas dalam sebelum menjawab perkataan orang di depannya ini.
"Lalu kenapa kamu telponan sambil berkendara?"

"Ah.. sepertinya kau sudah sadar dari keterjekutanmu. Ya sudah maafkan aku, kamu bisa pulang sendirikan? Aku tidak bisa mengantarmu karena aku masih ada urusan yang lebih penting"
Ucapnya sambil berdiri, Dania memautkan bibirnya mendengar penuturan lelaki itu. Ia bisa pulang sendiri ngapain juga harus diantarkan sama orang yang ditangguhkan surat izin mengemudinya.

Tapi ketika laki-laki itu membalik badannya dan Dania melihat ada bercak merah di lengannya.

"Tunggu"

"Kenapa? Kamu mau minta dispensasi? Yang benar saja, kau tidak apa-apa bukan"

Dania mengabaikan ucapan orang itu dan berdiri mendekatinya kemudian tangannya terulur memegang lengan laki-laki itu.

"Darah... kau berdarah?"

"Lupakan, ini hanya luka kecil aku akan ke rumahsakit sekarang jangan merasa bersalah karena ini juga salahku"

"Aku akan mengantarmu"

Dania membopong laki-laki itu menyeretnya kembali ke arah sebelumnya ke tempat ia bekerja laki-laki itu terus saja memberontak berbicara bahwa ia akan baik-baik saja. Dengan kondisi kakinya yang terkilir serta lengannya yang berdarah tentu saja membuat Dania tidak sampai hati meningglkannya begitu saja.

○○○

"Apa lukanya serius?"

"Apa dia baik-baik saja?"

"Lukanya tidak parahkan?"

"Bagaimana keadaan-"

"Bisa kau diam dan biarkan suster ini mengerjakan tugasnya dengan baik! Astaga.. kau membuat lukanya jadi bertambah!"

Laki-laki itu tidak tahan mendengar pertanyaan bertubi dari Dania kepada suster yang sedang membalut lengannya, dari mulai tadi ia diperiksa perempuan satu ini terus saja mengawasinya seakan ia yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada lelaki itu.

Dania mengkatupkan lagi mulutnya rapat ketika ia melihat sorot mata tajam yang diarahkan padanya dari laki-laki yang sedang terluka itu.

Ketika lengan laki-laki itu sudah selesai di obati dan diperban dengan rapih oleh suster, laki-laki itu berdiri menganggukan kepalanya pada suster itu sebelum sang suster berlalu dan menatap tajam kearah Dania sambil berkata

"Aku yang akan membayar biaya pengobatan ini dan kau pulanglah, sekarang aku sudah merasa lebih baik- stt jangan mengeluarkan sepatah kata lagi gendang telingaku seakan pecah mendengar ocehamu dari tadi"

Laki-laki itu pergi melewati Dania menuju ruang administrasi, membuat kening Dania berkerut memikirkan perkataan laki-laki itu, memang niat Dania hanya akan memastikan keadaan lelaki itu baik-baik saja ia tidak akan sampai membayar biaya pengobatannya.

Ketika Dania berbalik ingin meninggalkan ruangan ini, ia melihat Abdi sedang berjalan kearahnya setelah melihat tajam pada laki-laki yang tadi bersama Dania.

Ketika Abdi sudah hampir dekat dengan Dania, ia tersenyum kearahnya mencoba menampilkan wajah seramah mungkin sebelum ia berkata

"Dokter, bisa kita bicara sebentar? Ada yang ingin ku katakan"

"Saya sibuk! Tidak ada kata sebentar dalam meninggalkan sebuah tanggung jawab, seharusnya kau malu dengan propesimu jika jam segini kau akan pulang!"
Ucapnya setelah melihat penampilan Dania dari atas sampai bawah kemudian berlalu meninggalkannya.

●●●

LovemedicalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang