13 ~ salah fokus

22.1K 1.4K 11
                                    

○○○

Dania berjalan menyusuri tangga dan lorong rumah sakit dengan memegangi pipinya yang memanas ucapan dokter Abdi masih mengiang ditelinganya

~Pengakuanmu membuatku ingin selalu mengawasimu~

Entah mengapa kata-kata itu sangat menyejukkan bagi Dania membayangkan bagaimana Dokter Abdi mengawasinya setiap hari sungguh membuatnya tidak bisa berkata-kata.

Dua hal bertentangan berkecambuk dalam pikirannya jangan terlalu senang mengawasi versi dokter Abdi belum tentu seromantis mengawasi versi Dania. Tapi, pemikiran itu seakan telah tertepis seiring berputarnya kata-kata itu dikepalanya.

Dania terus berjalan sambil memegangi kedua pipinya dan tak henti tersenyum, hingga ia dikagetkan oleh tarikan seseorang yang membawanya masuk kedalam suatu ruangan.

"Suster tolong, lihat darahnya terus mengalir keatas apa yang akan terjadi pada anak saya"

Dania terkejut mendapati dirinya kini tengah berada di ruang perawatan, ada seorang anak perempuan sekitar umur 12 tahun terbaring lemas diatas kasur dengan selang infus yang memasang. Tapi, selang itu mengalirkan dua warna yang satu warna bening ia yakin itu adalah cairan yang berasal dari tabung itu yang akan mengalir pada tubuhnya dan yang satunya berwarna merah, yang mulai mengalir menuju ke atas mengikis cairan berwarna bening itu.

Dania yang melihat itu langsung panik ditambah dengan kepanikan sang ibu yang mengkhawatirkan anaknya membuatnya semakin tidak bisa berfikir. Apa yang harus ia lakukan, Dania tidak mengerti arti infusan dua warna itu dan ia tidak bisa melakukan apapun untuk menolongnya.

Tenang Dania rilex tarik nafas~ hembuskan sekarang tenangkan dirimu dan ibu itu kemudian panggil perawat yang sesungguhnya.

"Ibu tenang dulu ya, saya akan panggilkan perawat diluar"

"Cepatlah, anak saya kasihan mengapa harus memanggil orang lain jika kamu disini cepat tolong anak saya bagaimana ini"

"Ibu tenang~"

"Bagaimana saya bisa tenang melihat anak saya yang seperti itu. Cepat lakukan sesuatu!!"

Dania berfikir keras sambil melihat kesegala penjuru mungkin ia akan menemukan sesuatu yang bisa menolongnya dari keadaan genting ini

Kemudian matanya menangkap tiga tombol yang berada diatas ranjang tempat tidur dengan tulisan "Nurse Call" -lihat di mulmed-

Lalu ia menekan tombol tengah berkali-kali tapi tidak menemukan hasil. Ia merutuki tombol sialan yang tidak berguna itu, sekarang bagaimana Dania tidak tau harus melakukan apa dan ibu itu menahannya pergi sebelum menolong anaknya. Ya tuhan.. cobaan apa ini.

○○○

Abdi baru saja turun dari roftoop setelah beberapa menit Dania turun. Ia sengaja membuat jarak agar tidak menimbulkan perspektif buruk tentang dirinya.

Abdi terus bejalan menyusuri lorong-lorong rumah sakit yang pinggirnya merupakan pintu rawat inap.

Matanya menangkap sesuatu yang menarik di depan. Wanita yang mengaku bukan perawat itu diseret oleh seorang ibu-ibu kedalam kamar inap kelas 1. Ini menarik, ia akan melihat bagaimana kinerja wanita itu perkataan leluconnya sungguh tidak lucu sama sekali. Ia mengaku bukan perawat tapi lihat ia memasuki ruang rawat inap.

Abdi berdiri mematung di tempatnya hampir 10 menit, waktu yang lama menurutnya jika hanya mengecek seorang atau dua orang pasien sedangkan Dania belum juga keluar dari kamar itu, apa yang sebenarnya dilakukan oleh wanita itu.

Abdi memutuskan untuk mengintip sedikit kamar itu hanya untuk memastikan bahwa yang ia cemaskan tidak terjadi buktinya tidak ada alarm gawat darurat yang terdengar berarti semuanya aman terkendali tapi ia penasaran dengan apa yang dilakukan Dania didalam sana.

Ketika ia telah membuka sedikit celah pintu -yang memang awalnya pun terbuka- ia melihat Dania sedang menggaruk kepalanya sesekali sambil membalik-balikkan badannya seperti orang yang sedang cemas. Lalu ia juga melihat ibu itu tak kalah cemasnya dari Dania dilihat dari bagaimana raut wajahnya yang memohon kepada Dania.
Ini tidak beres, apa sebenarnya yang dilakukan wanita itu sehingga membuat semua orang khawatir. Sebentar, semua orang? Tidak maksudnya ibu itu.. ya ibu itu yang khawatir dan juga.. dirinya humpt!.

Abdi memutuskan untuk menghampiri kedua orang itu dan melihat kekacauan apa yang terjadi disana.

Dania mendengar suara sepatu mendekat langsung membalikan badannya menghadap orang itu dan ia bisa bernafas lega.

"Dokter.. lihatlah ini"
Ucap Dania pada Abdi sambil menunjuk selang infus itu.

Abdi yang melihat dua warna dalam selang infus itu langsung menghampirinya dan memegang benda hijau yang ada roda kecil dibawah labu infus sambil menggerakkan roda kecil itu perlahan.

"Ibu tenang saja, anaknya tidak apa-apa hanya saja tangan anak ibu yang dipasang infus ini jangan terlalu banyak bergerak akibatnya akan menggeser ini dan menutup aliran cairan infusnya"

Wajah ibu itu langsung berubah lega ia mengucapkan terimakasih kepada Abdi sambil mengalaminya Abdi hanya merespon dengan menganggukkan kepalanya. Ia juga menyebutkan bahwa cairan infus itu akan mendorong kembali darahnya sehingga ibu tidak perlu terlalu khawatir.

Dania yang melihat bagaimana tenangnya Abdi dalam menghadapi situasi ini membuatnya bangga entah bangga karena apa yang jelas saat ini ia hanya terlalu senang sampai-sampai ia tersenyum sendiri sambil melihat kearah Abdi.

●●●

Jangan lupa luangkan sedikit waktu hanya sedetik untuk menekan tanda bintang di layar bawah 😂😂

Love you guys 😙

Vote and comment ditunggu banget😚😚

LovemedicalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang