Aldi Pov
Lama sudah aku tak bertegur sapa dengan Anna, dan itu membuat hatiku sedikit merasa hampa. Aku sebenarnya tak memberikan Anna pelajaran atas semua kebohongan yang Anna ucapkan beberapa waktu lalu. Tapi, aku hanya masih belum siap jika aku mengetahui beberapa kebohongan yang Anna sembunyikan kepadaku.
Setiap malam di kota Bandung, aku selalu berdoa jika Anna disana tak bersedih atas kelakuanku beberapa hari terakhir ini. Aku berharap Anna tak merasa kesepian saat dia sendiri di dalam kamar kami, dan memeluk guling sebagai penggantiku.
Ah, jika seperti ini. Aku merasa bersalah kepadanya. Dalam benak ku selalu bertanya apakah Anna baik baik saja? Atau dia sedang sakit? Sudah 3 hari aku bekerja di Bandung, karena ada masalah aku yang harus menangani ini dengan tanganku sendiri.
"Siapkan tiket, aku akan kembali ke Surabaya siang ini." ucapku kepada sekertarisku. Dan tanpa menunggu jawaban darinya ku matikan panggilan ku kepadanya. Aku tak bisa mendiami Anna lama lama. Aku nerindukan aroma tubuhnya dan juga pelukan hangatnya.
Percuma aku bekerja disini jika fikiranku hanya ada padanya. Memikirkan apa yang sedang dia lakukan? Apa dia sedih? Dia makan teratur apa enggak? Dan sebagainya. Dan keputusanku aku harus pulang.
****
Sore aku telah tiba di apartemen. Aku sengaja tak memberitahu Anna dan Vio jika aku akan pulang hari ini. Karena aku tahu jika Anna pasti akan ada dirumah dan menyambutku.
Tapi, khayalan itu sirna saat ku buka pintu apartemen dan kosong. Anna tak ada disini itu yang aku fikirkan. Tanpa banyak bicara aku menghubungi Anna lewat WhatsApp aku mengiriminya pesan. Aku sedang tak mood untuk bicara dengannya. Hanya butuh satu menit Anna sudah menerima pesanku dan aku yakin dalam hitungan Lima Belas Menit, dia akan sampai.
Satu menit..
Dua menit..
Hingga..
Tiga belas menit, aku mendengar seseorang memasukkan kata sandi apartemen dan aku yakin itu adalah Anna.Aku yang sedari tadi menunggunya di sofa hanya melihat wajah sendu itu tanpa banyak bicara. Dia menunduk dan tak berani menatapku. Itulah ciri ciri Anna jika dia sedang salah. "Dari mana saja kau?" ucapku kesal kepadanya. Aku sudah mengkhayal jika pulang aku akan segera makan masakan yang dia buat, tapi itu hanyalah harapan semu.
"Aku.. Aku..."
"Aku, Aku apa? Kau menemui Putra lagi?" bentakku dihadapannya. Dia tak menjawab hanya diam. "Benar, kau menemuinya. Aku bisa melihat itu dari sorot matamu." imbuhku. Ntah kenapa saat aku tahu jika Anna mempunyai mantan kekasih yang bernama Putra emosi yang tak pernah aku tunjukkan kepada Anna kini meledak lagi. Bahkan aku merasakan jika emosi ini semakin besar.
"Tidak, Al. Aku tadi hanya bertemu dengan Indra."
"Jika kau tak bertemu dengan Putra, kau beralih ke Indra?" ucapku dingin. "Kau tahu? Aku sejak kemarin mencemaskanmu tapi kau malah berkencan dengan pria lain? Apa kau sekarang punya niatan untuk berselingkuh di belakangku, Anna??" ucapku tajam kepadanya.
"Apa maksudmu?"
"Sudahlah, aku faham betul tipe wanita sepertimu. Kau tak puas dengan hanya satu pria bukan?" ucapanku semakin tak terkendali.
"Kau fikir aku wanita apa, Huh? Kau selalu memandangku remeh, kau fikir jika sifatku sepicik itu? Jika aku ada masalah denganmu maka aku akan mencari pria lain untuk menyembuhkan hatiku! Jangan kau samakan aku dengan wanita yang telah kau tiduri selama ini!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Complete] Sad Weddingg
ChickLit#1 Hurts - 22 Juni 2019 #4 Hurts - 07 Juli 2019 Pernikahan yang tak pernah dia harapkan.. Menikah dengan seseorang yang telah membully-mu ketika di SMP.. " Aku tak mencintainya, malah terlebih aku sangat membencinya, pria yang tanpa hati membully ku...