Anna terduduk di sofa sejak Aldi masuk kedalam kamarnya dan tak keluar, dia merenungi hari ini. Kenapa? Kenapa harus hari dimana aku dan Aldi akan merayakan Satu tahun pernikahan kami? Kenapa Putra datang di saat tak tepat seperti ini? Rasanya ingin sekali Anna meneteskan air matanya, tapi tak bisa.
Sekelebat masa lalu kembali mengingatkan Anna, bagaimana dulu hubungannya dengan Putra.
3 Tahun Yang Lalu..
Anna tak pernah menyangka jika dia akan menjalin sebuah hubungan dengan pria yang di idam-idamkan oleh setiap kaum hawa. Dia yang tak mempunyai apa apa membuat dirinya berkecil hati. Ayolah, siapa yang tidak mengenal Ridho Putra Mahesa yang biasa di panggil Putra? Tapi tidak oleh kedua orang tuanya yang tidak lain adalah pendiri MH-Commpanny.
Anak orang kaya? Memang, Putra adalah pewaris tunggal di sana. Tapi Anna tak memandang itu. Anna merasa jika dia adalah wanita yang memang Putra pilih untuk menjadi ibu dari anak anaknya kelak. Sudah 6 bulan hubungan mereka berjalan dan kini perayaan 7 Bulan mereka menyatakan jika Putra mencintai Anna. Tapi bagi Anna, Putra hanyalah teman cerita dan teman bersenda gurau.
Jika Putra tahu akan perasaan Anna, mungkin dia akan meraskan sakit hati. Tapi Anna tak mau mengecewakan Putra. Karena dia masih belum dapat Move On dari Aldi. Lelaki itu selalu ada di setiap bayangannya. Anna berfikir jika ada kehadiran Putra akan membuat fikirannya tentang Aldi menjadi hilang. Dan dia bisa melupakan Aldi. Tapi ternyata itu salah, yang ada malah dia sangat mencintai Aldi.
"Kau kenapa disini?" tanya Putra sambil memeluk Anna dari belakang tubuhnya.
Anna mengembangkan senyumannya, dia tak membalas ucapan Putra, dia hanya menyandarkan kepalanya yang penuh dengan gambar Aldi di dada bidang Putra. Berharap dia bisa membalas cinta Putra. Tapi dia tak bisa.
"Aku lusa akan meneruskan cabangku yang ada di Canada." perkataan Putra membuat Anna mengurai pelukan Putra dan memandang wajah Putra untuk mencari apakah ini sebuah lelucon atau serius. Dan yang dia dapat tak ada lelucon disana.
"Kau akan pergi? Meninggalkan aku?" ucap Anna. Dia bukannya bersedih, tapi dia takut jika Putra tak ada di sampingnya maka dia akan cepat melupakan sosok Putra. Lelaki yang sudah mencintainya dengan sepenuh hatinya. "Jangan pergi .." rengek Anna.
"Jangan seperti itu, aku janji dalam 3 Tahun aku akan kembali dan akan segera menikahimu." ucap Putra sungguh sungguh. Dan itu membuat tubuh Anna menegang. "Kau bisa pegang ucapanku, Sayang. Aku disana akan mengembangkan perusahaan Ayah, dan akan segera menikahimu. Kau harus menjaga hatimu selama 3 tahun nanti." ucapnya lembut sambil merengkuh tubuh kurus Anna.
Tubuh Anna masih menegang. Siapa yang tahu 3 Tahun mendatang? Apa dia masih bersama dengan Putra atau malah dengan yang lain.. Dia tak bisa membaca masa depan, jadi yang dia lakukan hanya diam dan menganggukkan kepalanya. Pertanda jika dia setuju dengan ucapan Putra kalau dia akan menunggu Putra hingga Putra kembali.
Satu tahun berlalu sangat cepat, hubungan Putra dan Anna sediiit merenggang. Setiap kali Anna menelfon Putra selalu sibuk dan sekertarisnya berkata jika Putra sedang tidak dapat di ganggu.
Dua tahun pun sama. Seperti tahun kemarin, Jika tahun kemarin Putra masih memberinya kabar lewat sekertarisnya bahwa dia sedang sibuk atau tak dapat di ganggu, kini tak ada sama sekali. Anna mencoba mengakses media sosial milik Putra tapi tak ada kegiatan yang dia lakukan selama Dua tahun terakhir. Yang ada hanya sebuah Status "Canada I'm Coming.." dan itu sudah Dua tahun yang lalu.
Hingga akhirnya, cukup sudah dia menunggu Putra, hampir tiga tahun Anna menunggu lelaki yang menjanjikan sesuatu kepadanya, janji yang bisa saja Anna mengingkari. Karena di hatinya ada Aldi, tapi dia tak bisa. Dia akan bertahan sampai dia lelah mempertahankan dan dia akan berjuang sampai dia lelah memperjuangkan. Itulah prinsipnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Complete] Sad Weddingg
Genç Kız Edebiyatı#1 Hurts - 22 Juni 2019 #4 Hurts - 07 Juli 2019 Pernikahan yang tak pernah dia harapkan.. Menikah dengan seseorang yang telah membully-mu ketika di SMP.. " Aku tak mencintainya, malah terlebih aku sangat membencinya, pria yang tanpa hati membully ku...