Dua Belas.

31.3K 1K 15
                                    

Anna terbangun dari tidurnya dengan nafas yang terengah-engah. Dia bermimpi jika dia dan Aldi berbaikan, bahkan sikapnya Aldi sudah kembali hangat seperti awal mereka bertemu. "Aku lagi lagi memimpikan hal itu." ujar Anna sambil kembali memejamkan matanya. Seulas senyuman sinis dia berikan kepada dirinya sendiri. "Apa sebesar itu aku merindukannya? Hingga aku membawanya kedalam mimpiku?" yah, Anna sudah Tiga hari pergi dari Penthouse Aldi, dia tinggal bersama sahabatnya.

"An, kamu sudah bangun?"

"Iya, Fran." jawab Anna sambil menyunggingkan senyumnya. Kini Anna berada di rumah Franda, sahabat yang selalu membantu Anna di saat kesusahan.

"Kemarin aku bertemu dengan Aldi, Ann.." ujar Franda sambil duduk di matras kamarnya. Anna terdiam, dia merindukan Aldi, Sangat, tapi dia tak mau Aldi mengacuhkannya selama beberapa bulan ini. "Dia terlihat kacau An, biasanya dia terlihat tampan dia kini terlihat seperti mayat hidup. Dia punya mata panda yang cukup terlihat jelas kalau dia kurang tidur." mendengar ucapan Franda, Anna semakin merindukan dengan sosok Aldi.

"Apa dia sekacau itu?" tanya Anna sambil mengikat rambutnya asal.

Franda mengangguk, "Dia terlihat jika dia sangat merindukanmu." Franda menjeda ucapannya. "Apa kau tak berniat untuk pulang? Dia sepertinya sudah menyesal Ann.. Aku kasihan melihatnya." lirih Franda tak berani memandang Anna. Karena takut Anna marah lagi kepadanya, seperti Dua hari yang lalu saat Franda bercerita tentang Aldi, Anna marah dan tak mau berbicara dengannya semalaman.

"Aku akan pulang, tapi setelah aku cukup puas melihat Aldi seperti itu. Aku hanya bisa berharap agar tak ada yang tahu jika aku berada di rumahmu." ujar Anna dengan mantap. "Aku ingin dia menemukanku sendiri." imbuhnya lagi sambil meraih Ponselnya yang di atas nakas. Dia melihat begitu banyak pesan dan juga panggilan tak terjawab dari Aldi.

"30 Pesan Masuk
56 Panggilan Tak Terjawab."

Tulisan yang selalu muncul ketika Anna menyalakan Ponselnya. "Jika kau memang benar merindukan ku sebanyak aku merindukanmu, kenapa sampai sekarang kau masih belum bisa menemukanku, Al? Apa sesusah itu kau mencari ku di Kota Surabaya ini?" gumam Anna dalam hati. Dia tak menyangkal jika dia ingin tertidur dengan mimpi yang indah itu, mimpi yang selalu hadir dalam mimpinya, mimpi yang selalu menghandirkan sisi romantis di setiap detik dan menit yang dia lalui di mimpi itu terlihat sangat nyata dan itu semakin membuat Anna sesak.

Jika Anna sedang berusaha membuat mimpi yang dia impikan tadi kembali muncul, berbeda dengan Aldi yang merenung di dalam kamarnya. Kamar yang sudah seminggu lebih tak dia tinggali. "Kamu di mana Ann?" lirih Aldi sambil menatap foto pernikahannya dengan Anna. Senyuman Anna yang tulus dan tanpa beban. Berbeda sekali dengan senyumannya yang terlihat dengan jelas di buat sedemikian rupa.

"Aldi." ujar Mila ketika dia sudah masuk kedalam kamar Aldi. Selama Anna meninggalkan Penthouse Aldi, Mila memang selalu datang ke Aldi. Mila tahu jika kini perasaan Aldi sudah sedikit berpaling ke Anna, tapi dia tak perduli. Selama Aldi masih mampu bersikap manis dan baik dengannya dia akan selalu berada di samping Aldi.
"Kamu sedang apa?" tanya Mila yang kini sudah mengalungkan tangannya ke leher Aldi.

"Lepaskan Mila." ujar Aldi sambil mencoba melepaskan tangan Mila yang sudah berada di pinggangnya.

"Lo kenapa sih Al!?" ujar Mila yang merasa kesal dengan perlakuan Aldi. "Lo kenapa? Apa sekarang lo lebih mencintai Anna daripada gue?" tanya Mila lagi, tapi Aldi masih diam tak mau perduli dengan ucapan Mila. Mila yang kesal karena dia abaikan oleh Aldi kini sudah keluar dari kamar Aldi dan menuju Kitchen island, dan duduk di salah satu kursi. "Aldi benar benar jatuh cinta pada Anna." gumam Mila sambil mengetukkan jarinya pada meja yang ada di hadapannya. "Tidak, ini tak boleh. Aku sudah mendampingi Aldi selama 6 dan hampir 7 Tahun. Aku tak mau di hempaskan begitu saja." ujar Mila lagi sambil mengambil Ponsel yang ada di tasnya dan menghubungi seseorang.

[Complete] Sad Weddingg Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang