Ada 17+ di akhir cerita. Mohon bagi yang masih di bawah umur di skip saja ya!!
Thanks.
********Anna masih diam di dalam mobil yang di kendarai oleh brutal oleh Aldi. "Al, pelan pelan aku takut." ujar Anna sambil memegang erat sabuk pengaman yang melekat di tubuhnya.
Aldi tak mengindahkan apa yang Anna minta, dia tetap melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Dia tak perduli jika nanti akan kecelakaan. Karena sekarang, kemarahanlah yang telah menguasai fikirannya.Jarak antara Restoran Vina dan penthouse Aldi cukup jauh perlu waktu 45 Menit, tapi karena sikap Aldi yang tak terkendali mereka sampai di Penthouse hanya 25 Menit. Aldi turun dari kemudinya dengan cepat, lalu membuka pintu tempat dimana Anna duduk. "Ayo turun." ujar Aldi sambil menarik kasar tangan Anna.
Anna turun dengan langkah tergopoh, dia tak punya keberanian untuk membantah setiap perkataan yang Aldi berikan. "Al, lepas. Sakit." lirih Anna ketika dia sudah sampai di ruang tamu. Aldi menghentikan langkahnya, dia berbalik sambil menatap Anna dengan tatapan membunuh. "Apa hubunganmu dengan lelaki itu?" tanya Aldi sambil melangkahkan kakinya mendekat ke tubuh Anna. Anna membisu tapi tidak membatu. Dia sontak berjalan mundur ketika langkah Aldi semakin mendekat ke arahnya.
"A.. Aldi." ujar Anna terbata karena takut.
"Jawab Anna, apa hubunganmu dengannya?" Aldi berkata sambil berteriak tepat di hadapan Anna. Membuat Anna memejamkan matanya.
"Di.. Dia temanku Al." ujar Anna dengan suara bergetar.Plak..
Sebuah tamparan hinggap di pipi Anna. "Kau bohong. Jika dia memang temanmu, kenapa kau membiarkan dia untuk menyentuhmu?" Aldi sekarang tak dapat berfikir dengan jernih. Dia berkata jika dia tak akan menyentuh ataupun menyakiti tubuh Anna walau hanya seujung rambutnya. Tapi kini dia seakan lupa akan ucapannya itu. Dengan tangannya yang kasar dan besar dia menampar Anna. Dia dibutakan oleh rasa cemburunya."Aldi.." Anna memegang pipinya yang tadi di tampar oleh Aldi. Matanya berkaca-kaca seakan dia tak mampu untuk menahan tangisnya.
Aldi tersadar jika dia telah menyakiti Anna. "An.. Anna maafkan aku." ujarnya sambil mencoba menyentuh pipi Anna yang biasany putih kini menjadi kemerahan akibat tamparan keras dari tangannya. Anna menghempaskan tangan Aldi. "Jangan pernah kau menyentuhku lagi Al." ucap Anna dengan nada dingin dan juga tegas. "Dan, dia yang kau lihat tidak seperti apa yang kau fikirkan. Andaikan aku tidak menikah denganmu maka aku akan meminta dirinya untuk menikahiku." Anna menjeda ucapannya. "Apa kau fikir aku boneka? Yang tak memiliki perasaan, hm? Kau dengan seenaknya bercumbu dengan Mila di kamarmu. Sedangkan aku? Aku hanya bersentuhan dengan laki-laki yang statusnya hanya sahabatku membuatmu marah seperti ini. Apa yang kau fikirkan Aldi?" Anna membentak Aldi yang masih membisu akibat semua ucapan Anna. Dia ingin menyela dan berkata kalau dia dan Mila tak pernah bercumbu apalagi bercinta. Karena dia dan Mila hanya sekedar berbicara walau hanya di dalam kamarnya. Anna melangkahkan kakinya menuju kedalam kamarnya dan menutup pintunya dengan keras.
*****
Anna PovAku tak habis fikir dengan apa yang di lakukan Aldi. Baiklah, aku salah karena aku menggenggam tangan Indra, tapi apa pantas dia menamparku? Aku istrinya. Aku tak akan beselingkuh. Apalagi jika di tempat umum semua orang tahu aku ini istrinya siapa, jadi mana mungkin aku akan berselingkuh di hadapan orang banyak.
Drrtt.. Drrtt..
Indra, kenapa lagi dia menelvonku? Akh, dia pasti tahu jika suasana hatiku sedang tak baik. "Hmm.. Ada apa?" tanyaku yang langsung pada intinya.
"....."
"Hmm.. Aku sudah sampai rumah. Kenapa?" dasar aneh. Bagaimana aku nggak samapi rumah dengan cepat, kalau dia tahu bagaimana kemarahan Aldi tadi.
"....."
"Ya sudah, aku mau istirahat dulu. Tadi aku udah izin di kantor kalau aku nggak bisa balik lagi." ujarku lalu menutup telfonnya dan mulai membaringkan tubuhku di atas ranjang yang empuk ini.
"Padahal baru 6jam aku meninggalkanmu. Tapi, sekarang aku sudah merindukanmu." lirihku menahan sakit yang aku derita.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Complete] Sad Weddingg
ChickLit#1 Hurts - 22 Juni 2019 #4 Hurts - 07 Juli 2019 Pernikahan yang tak pernah dia harapkan.. Menikah dengan seseorang yang telah membully-mu ketika di SMP.. " Aku tak mencintainya, malah terlebih aku sangat membencinya, pria yang tanpa hati membully ku...