Tiga Puluh Sembilan.

12.8K 377 3
                                    

Anna kembali ke pesta Pertunangan Vio dan Mytha. Sekilas Anna melihat Vio maupun Mytha masih belum memiliki perasaan satu sama lain. Tapi, karena kesalahan dan tuntutan Vio yang sebagai pria, akhirnya mereka melakukan pertunangan ini atas dasar rasa yang di sebut Tanggung jawab.

Aldi datang menghampiri Anna yang terbengong sambil memperhatikan kedua orang yang sedang mengapitkan cincin ke pasangan masing masing. "Kau kenapa? Melihat mereka berdua seserius itu?" tanyanya saat dia sadar atas tatapan Anna yang menunjukkan keragyan disana.

Anna mengerjap kan matanya beberapa kali, mencoba membodohi Aldi, "Ah.. Tadi aku hanya melihat make up yang Mytha pakai." celoteh Anna sambil meminum minuman yang sedari tadi Aldi pegang dan Aldi bawakan untuknya. "Kenapa Make Upnya seperti itu ya? Sedikit..."

"An,, kau jangan berbohong kepadaku..." potong Aldi saat tahu jika sang istri tak pandai untuk berbohong. "Katakan padaku, kenapa kau memperhatikan mereka berdua seserius ini?"

Anna menunduk malu, karena kebohongannya gagal di mata sang suami. "Aku hanya melihat jika mereka berdua tak saling mencintai.."

Aldi menghembuskan nafas lelahnya. "Memang seperti itu.. Kau tahu sendiri kan jika Vio masih mencintai seseorang?" Aldi menoleh ke arah sahabatnya tersebut. "Dan mereka berjanji akan bertemu, akan merajut kembali kisah cinta yang pernah tertunda. Tapi, takdir mereka malah seperti ini.."

"Iya, aku tahu.." Anna bersuara lirih.. "Aku hanya berharap saja, jika jauh lebih baik daripada dirimu."

Dengan cara spontan Aldi langsung menoleh ke arah Anna yang kini dengan santainya meminum yang dia bawa tadi. "Maksudmu? Apa aku suami yang tidak bertanggung jawab? Tukang selingkuh? Atau apa aku pernah mencintai perempuan lain?"

Anna mengangguk sebagai jawabannya, "Yah... Walau kau tak menikah lagi, tapi semua perkataanmu kurang lebih benar lah.." sahut Anna polos lalu melambaikan tangannya ke arah Vio dan Mytha dan meninggalkan Aldi begitu saja.

Aldi yang masih mematung di tempatnya hanya bisa mengatupkan bibirnya, dia tak percaya jika Anna akan berkata seperti itu, dan Anna membenarkan semua ucapan bercandanya.

Tepukan di bahunya membuat Aldi tersadar dari lamunannya, dan itu berasal dari Andre dan Putra yang tadi berjalan beriringan. "Lo kenapa bro?"

Aldi mengedikkan bahunya, dia tak mau di sentuh oleh Putra, "Gue gak apa apa.." jawab Aldi dengan pelan.

"Bro, jangan salah faham sama Anna.." Putra berucap dan sedetik dia selesai mengatakan Anna, dia di beri tatapan tajam dari Aldi. "Why??"

"Lo.. Jangan sebut nama Anna lagi..." ucap Aldi dingin. "Gue nggak suka.."

"Lo terlalu posesif bro ma Anna,, dia nggak suka cowok yang posesif.." kata Putra. "Gue dulu juga posesif ma dia, dan malah dia mempertahankan hatinya buat Lo.. Sialan kan?"

Setelah ucapan Putra itu, Aldi menyusul Anna tanpa pamit pada Putra, sedangkan Andre dia ke Mila yang kini kehamilannya sudah memasuki bulan ke Lima.

****

"Ayo kita pulang.." ajak Aldi saat dia menghampiri Anna di meja makanan, dan sang istri sedang memakan semangkuk Baso yang sudah dia pegang.

"Ah, kamu Al.. Aku lapar..."

"Ann, kau sudah makan siomay sebanyak itu, dan sekarang masih lapar?" Aldi tak percaya dengan apa yang ia dengar, Anna sudah habis tiga piring Siomay, dan Dua gelas teh hangat, lalu sekarang dia bilangnya lapar?? Apa dia nggak salah dengar?

"Al, tadi kita jajan di luar, sekarang aku mau makan ini, itu, dan dipojok sana." Anna menunjuk apa saja yang ingin dia makan, dan semua itu tak jauh jauh dari yang namanya Baso.

[Complete] Sad Weddingg Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang