PLAK! Tamparan dari Greyson mendarat di pipi Lauren.
”Don’t call her bitch! You don’t want to be called as bitch, do you?! Stfu!” Greyson mendekatkan mulutnya di telinga Lauren, seolah dia menekannkan kalimatnya ke Lauren dan menyuruhnya untuk mencatat setiap kata yang terucap ke otaknya.
OMFG! Aku nggak percaya melihat ini, breathless! “Grey! Please stop!” kataku akhirnya. Aku menarik Greyson menjauh dari Lauren. Ini bisa keterusan. “She called you bitch did you hear that?” kata Grey pelan.
“Sssshh.. come on. Kita udah telat pulang.” kataku.
”But Carl. You-”
”Come on Grey..” jawabku sebelum Grey menyelesaikan kalimatnya. Aku tersenyum kearahnya, dan Grey hanya bisa memberiku tatapan –Tapi-Carl..
Aku mengajak Greyson yang masih belum puas meluapkan emosinya ke Lauren. Greyson terlihat berbeda dari biasanya. Dia terlihat berapi-api. Aku takut. Aku takut hal buruk lainnya akan terjadi. Dan bagaimana nanti jadinya hubunganku dengan Lauren? Aku nggak mau punya musuh.
Akhirnya kami menjauh dan benar-benar jauh dari Lauren. Kita sampai di halte bis depan sekolah, meninggalkan Lauren yang sekarang entah kemana. Greyson masih diam. Aku masih takut untuk mengajaknya bicara. Bisa-bisa dia kebawa emosi dan akhirnya marah ke aku._.
”Carl.. I’m sorry..” Greyson akhirnya membuka pembicaraan.
”Ummh.. sorry for..”
”Lauren, um dia nggak seharusnya bil-”
”Ssshhh.. udahlah. I’ve forgave her. Dia lagi emosi, sometimes everything goes so uncontrolably when you’re angry. Like what Lauren did..”
“Yes, but I’m so sorry. Seharusnya kamu nggak perlu terlibat gini..”
“It’s okay. Now, tell me what happened.”
“Okay, I will. When we’ve arrived home.”
“Okay…”
Emosi Greyson mulai turun.. Dia sudah mulai terlihat seperti biasanya. Mengajak bicara seolah nggak ada hal janggal yang perlu dipertanyakan. Dia mudah berubah. Dan sangat drastis. Aku nggak habis pikir, bisa-bisanya dia seceria itu mengingat dia habis memarahi Lauren habis-habisan. Semacam ramaja labil gitu deh.
Bus yang ditunggupun datang. Aku dan Greyson menaiki bus berwarna kuning itu. Didalam tampak Jordan duduk sendiri dan memberi senyuman ke kami. Aku membalasnya, ”Hey!” sapaku. ”heyy..” Jordan membalas. Tumben dia sendiri.
Aku dan Greyson duduk di bangku tepat di depan Jordan.
”Baru pulang?” tanya Greyson.
”Umm yes, ada extra renang tadi..” jawab Jordan.
”Ohh..”
”Kamu nunggu dimana? Kok aku nggak liat kamu di halte?” tanyaku.
”Umm aku emang biasa nunggu di halte belakang.. Hehe, it’s not too far from my class, I think.. so yeah..” jelas Jordan.
“Ohh I see..”
“So where are cody, jake and the others?” tanya Greyson kemudian.
“Umm Cody and Jake.. mereka masih latian renang buat lomba 3 minggu lagi, and Campbell, dia udah pulang duluan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
She Will Be Loved
FanficHidup Carly Alvord dulunya biasa-biasa aja, sampai pada hari dimana dia pergi dari negaranya dan tinggal di sebuah kota kecil di negara bagian Oklahoma. Dia bertemu sahabat terbaik yang bahkan nggak pernah dia bayangkan sebelumnya, Greyson Chance...