Part 25: A file named 'To Carl from Grey'

2K 41 6
                                    

~~

3 hari lagi aku akan pergi meninggalkan Oklahoma. Hiks. Aku nggak akan bisa ke pesta perpisahan. Tapi, yasudahlah se-enggak-nya aku ikut merayakan natal 2 hari yang lalu di sekolah. Ada acara khusus natal, kami bertukar-tukar kado dan bersama-sama menghias pohon natal yang super besar!

Aku belum berkomunikasi dengan Greyson selama seminggu ini. Bahkan di saat natal sekalipun kami tak mengobrol walaupun aku melihatnya saat mendekor pohon cemara, tapi dia sama sekali nggak berkata apa-apa, bahkan dia tak melihatku. Dia nggak pernah menemuiku atau menghubungiku dan menjelaskan mengapa dia nggak datang ke Purple Hill. Sebenarnya aku sering melihatnya di sekolah, namun dia seringkali membuang pandangannya jauh-jauh dariku. Kami bahkan pernah berpapasan dan he act like I wasn’t there. Sangat aneh dan menjengkelkan. Lama-lama aku membencinya dan segera ingin pergi ke Indonesia saja. Mungkin selama ini aku lupa bahwa dia adalah orang terkenal. Dia seorang penyanyi terkenal. Dan aku.... sudah menggantungkan harapan yang tinggi padanya. Pemikiran bodoh. Dia tak mungkin menganggapku penting seperti aku yang selama ini menganggap dirinya sangat penting di hidupku. Bahkan aku pernah berfikiran, hidupku akan dipenuhi dillema, galau dan gundah tanpanya.

But nope, I can through my whole life without him. Now, he’s like a stranger to me.

It’s not because I think he should be a stranger, it’s because he treats me like a stranger..

~

Aku sudah mengabari semua orang tentang kepergianku, kecuali Greyson. Bukannya aku nggak mau bilang, tapi aku nggak tahu nomer handphonenya. Lagi pula.. sepertinya kepergianku ini tak begitu penting baginya. Aku masih merasa tak ingin jauh dari Greyson. Meskipun aku nggak yakin dia juga memikirkan itu atau enggak... Dan meskipun aku harus membuang jauh-jauh pemikiran itu. Mungkin dia sudah melupakanku atau apalah. Dia bahkan tak pernah menyapaku saat kita nggak sengaja berpapasan di sekolah.

”Carl.. Why do you have to go?” rengek Hailee.

”Uh.. Because the world wants me to..” jawabku sekenanya, please, jangan membuatku tak ingin pergi dari sini.

”But, will you come back?” tambah Lauren.

"Yeah, will you?” sambung Bella.

 "I hope I will.." aku menjawabnya, biar bagaimanapun, aku masih berharap aku bisa kembali.

"Why don't you just stay right here and finish your study, my house's door is always open for you.." Bella memberiku tatapan memelasnya, berharap aku akan berkata iya. But how? Aku tak punya kuasa untuk memutuskan. I have to go. Semua sudah direncanakan.

Yeah, aku lagi di kamarnya Bella yang serba pink. Aku main ke rumahnya dan kami sedang bercurhat seperti biasa, sambil menikmati teh hangat di siang yang dingin.

Aku terdiam pasrah dengan komentar mereka. I can do nothing. Aku harus melakukannya. Ini yang terbaik. Aku tak akan merasa lebih baik tinggal di sini lebih lama. Ini hanya akan membuatku semakin jengkel dan sepertinya aku harus membuang jauh-jauh perasaanku pada Greyson. Sepertinya aku harus segera pulang ke Indonesia. Secepatnya.

Tapi melihat tatapan sahabat-sahabatku ini.. Membuatku sangat sulit untuk pergi di saat aku akan sangat lebih baik untuk pergi.

~~~~~~

My last day in OK.

 

She Will Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang