🎶 Kih Yun & Joo Heon - Attractive Woman 🎶
Seperti biasa setiap jam makan siang berlangsung Sasuke akan dijemput atau menjemput Naruto untuk di ajak makan bersama. Kadang makan siang di resto terdekat—jika sedang jadi pengangguran mereka akan makan di resto terjauh—atau terkadang makan siang di rumah Sasuke atau di rumah Naruto.
Mereka berdua itu sudah seperti pasangan pecinta sesama jenis yang paling langgeng di seluruh dunia. Bahkan istri mereka masing-masing saja jarang diajak makan siang bersama—kecuali ketika Sasuke pulang ke Osaka sudah dipastikan Sasuke akan makan siang dengan Sakura dan Naruto dengan Hinata juga anaknya.
Saat ini pun sama kasusnya. Naruto dihampiri oleh Sasuke untuk pergi makan siang berdua. Sasuke juga ingin menceritakan isi hatinya pada Naruto mengenai rencana pindah ke Osaka, walaupun—menurut Sasuke—curhat pada Naruto sama saja curhat kepada orang yang salah.
"Hey kau bisu?" Naruto nyaris menggebrak meja yang dia tempati karena Sasuke diam saja sedari tadi padahal sudah berpuluh rangkaian kata yang keluar dari mulut Naruto bercerita mengenai anak sulungnya yang mulai bandel dan membuatnya selalu bertengkar dengan Hinata.
Laki-laki berambut hitam itu menggeleng. "Kau yang terlalu keras padanya!"
"Jika aku lembut padanya dia pun akan jadi lebih tak beraturan dari pada yang sekarang!" Sahut Naruto menanggapi ucapan Sasuke.
Sasuke menggeleng lagi. "Selama dia tidak menghamili anak orang kurasa nakalnya itu wajar."
Tak!
Sasuke meringis ketika sendok—yang untungnya masih belum dipakai makan oleh Naruto—mendarat di atas jidatnya. "Sialan!" Dia mengumpat.
"Kau pikir Boruto bejat sepertimu, hah?"
"Lalu apa bedanya aku dengan bapaknya Boruto?" Elak Sasuke yang tak terima diberi predikat bejat oleh Naruto.
"Jelas beda, Baka! Aku tak sampai menghamili anak orang sepertimu!"
"Hn. Tetap saja statusnya sama. Kau tidur dengan pacarmu sebelum kau men—"
"OKE! OKE! KITA SAMA SAJA! KAU DAN AKU SAMA SAJA!" Naruto berteriak, memotong ucapan Sasuke. Dia jengkel karena Sasuke bersikukuh tak mau kalah darinya. Jika diteruskan perdebatan ini tak akan berujung.
Percakapan mereka terhenti sejenak ketika pelayan datang membawa pesanan makanan mereka, setelah pelayan pergi barulah Naruto kembali membuka keluh kesahnya pada Sasuke.
"Jadi aku harus bagaimana, Teme?" Naruto merengek nelangsa pada sahabatnya. "Aku tersiksa bertengkar dengan Hinata hanya karena ulah Boruto! Dia tidak mau aku keras pada anaknya itu—"
"Yang kau sebut anaknya itu adalah anakmu juga!"
Naruto menukikkan alisnya. "Ya. Itu maksudku."
Agak susah menjadi Naruto yang biasa menjadi anak tunggal kini harus menjadi seorang Ayah dengan dua anak. Karakteristik anak tunggal selalu ingin menang sendiri terbawa oleh Naruto sampai sekarang dan dia agak kesulitan mengatasi sifat buruknya itu.
Berbeda dengan Sasuke yang sudah belajar mengalah sejak kecil karena Kakak laki-laki jahatnya selalu mem-bully dia dan memaksanya untuk selalu mengalah pada Kakaknya.
Dasar kakak durhaka.
"Hinata tidak mau kau berlaku keras terhadap Boruto 'kan?"
"Ya. Tepatnya dia tidak terima aku memukul anak—"
"Anakmu." Sasuke memotong karena tahu Naruto hendak mengklaim Boruto anak Hinata dan bukan anaknya. "Berhentilah mengatakan dia anaknya Hinata. Kau tahu, tidak diakui itu rasanya sakit!"

KAMU SEDANG MEMBACA
SINGLE New Generation
FanfictionKelanjutan hidup Sarada setelah Mama Papanya bukan seorang "SINGLE" lagi. --oOo-- Sasuke x Sakura x Sarada All cast Naruto New Generation. Naruto © Masashi Kishimoto AvalerieAva 2017 present : "SINGLE New Generation".