vii

9.6K 777 197
                                    

🎶 Meghan Trainor ft. John Legend - Like I'm Gonna Lose You 🎶

Dengan memberikan berbagai macam makanan kesukaan dan benda-benda yang diinginkan oleh Sarada selama sehariaan ini, akhirnya Sasuke berhasil membuat anak itu kembali bicara padanya.

Sebelumnya Sarada melakukan aksi mogok bicara pada Sasuke maupun Sakura. Bahkan anak itu sengaja mencari perhatian pada kedua orang tuanya tapi setiap kali ditegur atau diajak bicara dia akan membuang muka dan mendiamkan begitu saja kedua orang tuanya. Seolah-olah menginginkan kedua orang tuanya tahu bahwa dia sedang marah pada mereka.

Rasa tidak suka Sarada terhadap kabar kehamilan Sakura membuat kebahagiaan di keluarga itu sedikit berkurang. Padahal Sakura dan Sasuke sudah berniat sekali memberi tahu orang tua mereka mengenai calon cucu mereka, tapi niatan itu dibatalkan melihat reaksi Sarada yang benar-benar menunjukkan ketidaksukaan terhadap calon adiknya.

"Salad, ayo tidur." Sakura menghampiri Sarada yang masih seru bermain game dari ponsel Sasuke di sofa ruang tamu. Sedangkan Sasuke sendiri sedang sibuk menyimak tayangan berita lokal di televisi.

"Nanti," jawab Sarada tanpa melepas pandangan dari layar ponsel Papanya.

"Besok kau sekolah. Bisa terlambat lagi jika kesiangan." Tanpa permisi Sakura merampas ponsel yang ada di tangan Sarada dan memasukan benda pipih tersebut ke dalam saku dasternya.

Sarada merengek, bahkan menghentak-hentakkan kakinya di sofa meminta ponsel Sasuke dikembalikan padanya.

"Tidur!" Sakura melotot pada Sarada yang mulai bersikap aneh-aneh dan menyebalkan. Tak ada nada lembut sama sekali dalam nada bicaranya.

Sarada berdecak, dia turun dari sofa dan berjalan meninggalkan Sakura dan Sasuke tanpa mengatakan apapun.

"Jangan lupa sikat gigimu dan cuci kaki!" Sakura berteriak memperingatkan Sarada. Dan bunyi pintu yang dibanting menjadi jawaban atas ocehan Sakura.

Wanita itu tak mau menegur Sarada lagi, dia takut Sarada akan salah paham terhadapnya. Sakura tahu Sarada sedang dalam suasana hati yang amat buruk dan dia tidak ingin menambah kekesalan Sarada dengan mengomelinya karena telah membanting pintu.

Dia duduk di sebelah Sasuke, mengganti channel televisi yang ditonton Sasuke dengan drama keluarga yang biasa tayang malam hari.

"Sakura." Sasuke mencoba merebut kembali remote televisi dari tangan Sakura tapi wanita itu tak mau kalah gesit.

"Gantian, Sasuke," jawabnya setelah berhasil menyembunyikan remote televisi di bawah pahanya.

Sasuke berdecak meski pun Sakura menjengkelkan tetap saja dia tidak bisa kesal terus-menerus pada wanitanya itu. Ibarat bayi koala yang menemukan induknya, Sasuke segera melingkar di sekeliling tubuh mungil Sakura membuat wanita itu menggeliat tak nyaman karena Sasuke mengganggu konsentrasinya menonton.

Sakura terkikik kala Sasuke membuat pola absurd di atas perut ratanya. "Singkirkan tanganmu Sasuke. Ini geli kau tahu!"

Sasuke menggeleng dan menumpukan dagunya pada bahu mungil Sakura. "Kupikir aku manja padamu karena dia."

Dia yang dimaksud Sasuke di sini adalah dia bayi dalam perut Sakura. Sakura paham benar itu.

"Oh ya? Bukankah kau memang manja sejak dulu, hmmm?"

Kepala Sasuke menggeleng membuat Sakura kegelian karena rambut Sasuke mengenai lehernya. "Dulu aku tidak semanja ini."

Sakura tersenyum simpul. Dulu, ketika dia hamil Sarada Sasuke belum ada di dekatnya, jadi dia tak tahu seperti apa Sasuke dulu ketika dia mengandung Sarada. Tapi yang dimaksud manja di sini bukan manja karena pengaruh kehamilan, melainkan memang Sasuke ini manja sekali sehari-harinya jika dekat dengan Sakura.

SINGLE New GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang