Bab 5

6.5K 609 48
                                        

Adira menatap layar ponselnya gelisah. Sudah jam 5 sore, tapi Aditya tidak kembali ke sekolah. Padahal tadi Aditya menyuruhnya dirinya untuk menunggu di gerbang sekolah jika bel pulang berbunyi. Karena Aditya hari ini mau membolos untuk tawuran.

Meski Adira sudah melarang Aditya untuk tawuran dan lebih memilih mengajak Aditya untuk belanja bantal hello kitty. Namun hasilnya tawaran Adira di tolak. Karena Aditya bilang laki-laki itu dipegang omongan nya.

"Loh neng Adira belum pulang?" Tanya Mang Asep satpam sekolah yang baru saja selesai patroli.

"Belum mang." Jawab Adira tersenyum tipis.

"Lagi nungguin pacar ya neng?" Tanya mang Asep sekali lagi dan dibalas anggukan oleh Adira.

Adira berharap semoga Aditya tidak kenapa-napa. Karena dirinya selalu khawatir jika Aditya ikut tawuran seperti itu.

Tak berapa lama ada motor Ninja berwarna merang yang berhenti tepat di tempat Adira berdiri. Cowok pengendaran motor itu membuka helm nya dan tersenyum ke Adira.

"Sorry gue telat jemput lo. Tadi gue abis kena musibah. Hp gue masuk UGD!"

Adira tersenyum lega, ternyata Aditya baik-baik saja. Syukur lah apa yang dirinya takuti tidak terjadi.

"Hp lo pasti dilempar lagi kan ya?" Tebak Adira yang dibalas anggukan oleh Aditya.

"Mending sekarang gue anterin lo pulang deh mumpung masih sore, ga baik anak gadis kalau pulang malem. Ntar bisa disangka lo abis anu-anu sama gue." Ucap Aditya tersenyum miring.

Adira tak membalas ucapan Aditya. Dia sedikit kesusahan menaiki motor Ninja Aditya.

"Ini gimana cara naiknya sih tinggi amat? Kenapa ga pake motor matic aja. So-so'an pake Ninja! Lo kan bukan Ninja Hatori elah." Gerutu Adira sebal karena tidak sampai mulu.

Aditya terkekeh melihatnya, lalu dia melepaskan jaket yang Aditya pakai dan memberikannya kepada Adira.

"Nih pake buat nutupin belakang lo, jangan sampe orang lain liat! Gue aja yang jadi pacar lo belum pernah liat kan."

Adira menganggukan malas dan mengikat jaket itu di pinggangnya. Setelah itu Aditya mengulurkan tangannya untuk membantu Adira naik ke motornya.

Adira memegang tangan Aditya, lalu menaiki motornya lagi dan berhasil. Aditya segera melajukan motornya meninggalkan sekolah.

"Mau kemana kita?" Tanya Aditya sambil fokus menatap ke arah jalanan.

"Rumah Dora!" Balas Adira ngasal.

"Apa kau melihat Swiper?"

"Ya"

"Dimana?"

"Disana." Jawab Adira sambil menunjuk ke arah polisi yang sedang berdiri di pinggir jalan.

"Apa yang kamu katakan jika melihat Swiper?"

"Swiper boleh mencuri, Swiper boleh mencuri."

Adira dan Aditya tertawa. Mereka seperti anak kecil yang kurang bahagia, melakukan hal seperti ini dimotor.

"Dasar oon ya lu sayang, Swiper tuh gak boleh mencuri." Ucap Aditya terkekeh.

"Terus yang boleh mencuri siapa?" Tanya Adira pura-pura tidak tahu.

"Si Kancil lah. Dia kan anak nakal."

"Dua tiga pokemon go, gue lupa lo bego." Balas Adira tertawa keras.

"Wah ngajak pantun ya lo. Tenang gue bales." Ucap Aditya sombong.

"Ayo bales kalau berani."

"Tiga empat nasi remes, lo emang bikin gemes." Aditya sengaja membalas pantun dengan sedikit menggoda Adira.

Aditya & Adira [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang