Bab 3

7.7K 666 87
                                    

"Dit, password Wi-Fi lo di ganti ya?" Tanya Fachri yang sedari tadi mencoba menyambungkan Wi-Fi ke ponselnya tapi tidak koneksi terus karena password salah.

"Iya ganti, abis bosen tiap lo kerumah nebeng Wi-Fi gue mulu. Bantuin bayar bulanan Wi-Fi aja kagak lu! Tapi tiap kesini streaming mulu kerjaan nya."

Fachri melemparkan batal ke arah Aditya yang sedang duduk di sofa bersama Jejen.

"Kan kita sahabatan Dit! Lo ke sahabatan itungan banget sih, lagian yang bayar Wi-Fi kan emak lo ini. Dan inget kata Mamah Dedeh alias nama emak lo, Mamah Dedeh bilang anggap aja ini rumah sendiri gak usah malu-malu." Balas Fachri sambil menjulurkan lidahnya.

Aditya tersenyum tipis, lalu meleparkan kembali bantalnya ke Fachri. Sebenernya dirinya tak keberatan berbagi Wi-Fi dengan kedua sahabatnya ini.

"Jadi password nya apa nih?" Tanya Fachri sekali lagi.

"Aditya selalu setia. Tapi S nya ganti sama C." Jawab Aditya jujur.

"Najis alay." Ejek Fachri terkekeh dan dia pun mengetikkan kalimat yang tadi Aditya katakan di kolom password Wi-Fi dan akhirnya terkoneksi juga.

"Dit, mau rokok gak?" Tanya Jejen sambil menyodorkan sebungkus rokok.

"Kata bokap gue ngerokok itu ngerusak paru-paru, tapi bolehlah daripada mulut gue asem kaya ketek lu." Aditya tertawa sambil mengambil sebatang rokok dari Jejen.

"Sialan lo, eh besok sekolah tetangga ngajakin kita tawuran. Terima jangan?"

Aditya mengangguk sebagai jawaban pertanyaan dari Jejen. Dia melirik ke arah Fachri yang menyandarkan tubuhnya ke ranjang dan sibuk dengan ponselnya.

Ya tadi sore, Fachri dan Jejen datang kerumah nya. Katanya mereka ingin numpang ngadem dirumahnya.

Padahal Aditya tau Fachri dan Jejen datang kerumah nya hanya untuk nebeng Wi-Fi.

"Fachri, lo lagi ngapain? Lo sibuk amat sama tuh hp kaya punya pacar aja dah, kemarin diputusin sama si Dini markoriah aja hampir mewek lu." Ejek Aditya terkekeh.

Ya seminggu lalu Fachri datang ke rumahnya dan curhat bahwa dirinya diputusin oleh pacarnya. Sungguh Aditya masih ingat ekspresi Fachri yang ingin nangis ketika menceritakan Dini yang memutuskannya hanya karena Fachri jarang kasih kabar ke Dini dan lebih fokus ke game serta ikan cupang peliharaan nya.

"Berisik lu, meski gue ga punya pacar nyata. Setidaknya gue punya pacar virtual di game the sims." Ucap Fachri tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar ponselnya.

Aditya tertawa mendengar ucapan Fachri, astaga temannya ini memang mengenaskan setelah diputusin oleh Dini.

"Ngenes banget lo bro." Jejen ikut-ikutan menertawakan Fachri.

"Bodo, yang penting gue punya pacar."

"Eh Dit, besok tawuran mau bawa apa aja lo?"

"Panci, Wajan, Spatula, Tepung terigu, Minyak, Kompor gas dan jangan lupa gas elpiji aja yg 3kg."

"Lo niat tawuran apa masak?"

"Masak, abis gue laper. Lagian lo bego dah mana ada tawuran bawa gituan. Mending kita makan yuk!" Ajak Aditya terkekeh sambil menjitak kepala Jejen.

"Makan apa?" Tanya Fachri yang kebetulan lapar juga.

"Makan masakan gue lah." Jawab Aditya tersenyum sombong.

Aditya & Adira [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang