20. Janjian

781 56 4
                                    

Aditya menunggu di depan kosan Adira. Hari ini, Aditya sudah berjanji mau menjemput Adira untuk datang ke acara pertunangan Kakak-nya.

"Buset dah! Dira dandan apa semedi yaa." Gerutu Aditya mulai bosan.

Tak berapa lama Adira keluar, Aditya memandang dari bawah hingga atas membuat Adira sedikit malu.

"Kenapa? Gue jelek ya?"

"Iya." Jawab Aditya spontan.

Adira melihat ekspresi Aditya malah tersenyum tipis. Adira langsung mencubit lengan Aditya pelan.

"Kalau terpesona, bilang aja?!" Goda Adira.

Aditya memutar bola mata malas. "Dih, geer banget sih lu. Orang gue lagi ngebayangin mantan!" Elak nya.

Adira terdiam, ternyata Aditya masih memikirkan mantan nya. Miris rasa nya mendengar ucapan Aditya barusan, apa ke bersamaan mereka berdua tidak pernah Aditya rindu kan.

"Oh lu masih belum bisa move on dari mantan ya?" Tanya Adira memberanikan diri.

"Iya." Jawab Aditya singkat.

"Emang alasan putus karena apa?"

"Karena gue selingkuh."

Adira langsung menjitak Aditya sedikit keras dan membuat Aditya meringis. Adira tak habis pikir mengapa Aditya tak berubah masih saja seperti itu.

"Apaan sih?! Sakit, bego!" Ucap Aditya kesal.

"Lo masih aja ya selingkuh! Ga kapok apa?!" Tanya Adira gemas.

"Kan gue selingkuh cuma sekali! Dan mantan yang gue bayangin juga lu pea." Jawab Aditya cemberut.

Adira sedikit terkejut lalu terukir senyuman tipis di wajahnya. Sementara Aditya mendengus kecil melihat wajah Adira.

"Untung masih sayang, coba kalau engga udah gue hujat lu Dira."

"Hujat aja, kan yang mantan bajingan lu. Kek lagu yang pernah lu nyanyiin di kelas!" Ledek Adira terkekeh.

"Masih inget aja."

Adira mengangkat bahu acuh. "Pengen nya sih lupa, tapi males ngelupain."

"Eh, Dira. Gue punya tebak-tebakan."

"Apaan?"

"Bentar, gue mikir dulu."

"Buruan apaan dah." Ucap Adira tak sabar.

"Tuh kan hilang tebak-tebakan nya di otak gue." Aditya menunjuk kan wajah bete. "Lu sih ga sabaran." Ucapnya.

"Kok jadi nyalahin gue?" Balas Adira tak terima.

"Ih kan otak gue jadi hilang." Kata Aditya cemberut.

Adira memandang aneh ke arah Aditya. "Emang lu punya otak?" Tanya Adira terkesan meledek.

Aditya berpikir sejenak. "Masalah nya gue ga punya otak." Jawabnya sambil menunjukkan wajah polos.

"Bodo amat pe'a!!!" Sinis Adira.

Aditya tertawa kecil, sejujurnya dia merindukan moment seperti ini bersama Adira.

"Canda sayang."

"Sayang sayang, kita udah putus." Ketus Adira.

"Bentar lagi juga balikan." Goda Aditya mengedipkan sebelah mata nya.

Adira tak menjawab ucapan Aditya dan berjalan duluan meninggalkan Aditya.

"Dasar betina." Gumam Aditya pelan.

Aditya langsung menyusul Adira dan merangkulnya. "Udah jangan ngambek lah, Dira."

"Apaan sih."

Aditya bersyukur acara pertunangan kakak nya tidak jauh dari kosan Adira. Jadi dia tidak harus membawa mobil dan sesuai permintaan Adira ingin jalan berduaan.

"Btw, lu ngapa gak mau gue pake mobil sih?"

"Biar lu inget lah." Jawab Adira santai.

Aditya mengerutkan dahi nya bingung. "Inget apaan?"

"Biar inget kalau pas lu sering bawa motor dan belum dibolehin bawa mobil yang suka nemenin lu siapa. Apalagi denger curhatan aneh ikan cupang peliharaan lu." Ucap Adira sedikit panjang.

Aditya mengacak-acak rambut Adira gemas.

"Adit, kan jadi berantakan rambut gue." Kata Adira sebel.

"Sama kaya hidup gue, beratakan juga!" Ujar Aditya jujur.

Adira terdiam mendengar ucapan Aditya seperti itu.

"Hilih bicit kimi."

"Dasar Adira alay." Aditya terkekeh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aditya & Adira [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang