Bab 13

4.1K 370 43
                                    

Adira menggeleng-gelengkan kepala nya gemas melihat tingkah Aditya yang idiot. Setelah Mamahnya pergi, Aditya bukan belajar malah bernyanyi dan mengubah liriknya menjadi ngasal.

"Belajar jangan belajar kalau tiada artinya. Mencotek boleh saja kalau guru gak ada."

"Dit, cepet sembuh ya." Kata Adira prihatin.

"Iya makasih, sayang. Biasanya kalau orang sakit di bawain makanan, lo gak niat masakin calon suami gitu?"

"Calon suami? Yang ada calon hello kitty. Secara lo kan penggemar hello kitty! Bahkan kalau disuruh pilih antara gue dan hello kitty? Lo pasti pilih hello kitty." Balas Adira setengah menyindir.

Aditya terkekeh sambil mengacak-acak rambut Adira gemas. "Masih mending calon hello kitty, bukan calon pelakor. Apalagi calon papah bakpao."

"Bodo amat. Yang waras ngalah aja."

"Trus gue bilang I hate you so much! Why did you take my father away from me? Biar keliatan kek lambe sebelah." Kata Aditya tersenyum menyebalkan.

"Ga nyambung, pinter."

"Ga usah muji gitu. Gue tau kok kalau gue tuh pinter, sayang. Eh kok gue jadi kangen mantan ya, apalagi sama si Kirana yang suka perhatian pas gue sakit!" Ucap Aditya sengaja ingin membuat Adira cemburu.

Adira menatap tak suka saat Aditya berbicara tentang mantan. Bohong kalau Adira tidak cemburu.

Bahkan Adira tau salah satu mantan Aditya masih suka mengirim pesan pada pacarnya itu. Walau Aditya tak merespons mantan nya.

Aditya yang melihat perubahan wajah Adira, dia langsung mencubit pipi Adira.

"Gak usah cemburu gitu, ntar jeleknya ilang lho." Ucapnya terkekeh.

"Eh, Dit gue punya pantun deh." Kata Adira tersenyum manis.

Aditya mengerutkan dahinya bingung. "Tumben lo punya pantun, bukannya lo punya gue ya sayang."

"Gausah ngemodus." Ketus Adira.

"Ih gak bisa di ajak bercanda. Yaudah pantun nya apaan?"

"Kamu sepuluh, aku sebelas. Kamu selingkuh, aku balas."

Aditya tertawa keras mendengar pantun sekaligus sindiran buat dirinya dari Adira.

"Astaga, gue gak beneran kangen sama Kirana! Lagian dia udah taken."

"Kamu sebelas, aku dua belas. Kamu tak jelas, aku lepas."

"Yakin mau ngelepas gue? Ga akan nyesel nih. Banyak loh cewek yang ngantri buat jadi pacar gue. Paling sehari ngelepasin gue, besoknya udah kangen lagi!" Tanya Aditya dengan penuh percaya diri.

Adira tak berniat menjawab pertanyaan Aditya. Dia beranjak dari duduknya dan mengambil tas nya di sofa.

"Udah sore nih, gue mau balik ya." Pamit Adira.

"Pulang kemana? Anterin jangan?"

"Pulang ke rahmatullah." jawab Adira ngasal.

"Anterin jangan pulang ke rahmatullah nya?" Tanya Aditya sekali lagi.

"Ga usah, gue bisa naik gojek kok."

"Oh, kalau lo dapet gojek nya cowok tolong bilangin ini ya."

"Bilangin apa?"

"Insyaflah wahai manusia, jika dirimu bernoda." Aditya menyanyikan sebuah lirik. "Lo kasih lagu itu ya sayang. biar tuh gojek ga modusin pacar gue yang jelek ini." lanjutnya terkekeh.

"Kalau dapet driver gojek nya cewek, gimana?" Tanya Adira balik.

"Bilang I Love You dari babang Aditya yang ganteng." Jawab Aditya sambil mengedipkan sebelah mata nya.

"Dasar so ganteng!"

Aditya tersenyum geli, lalu beranjak dari duduknya dan mengandeng tangan Adira.

"Gue anterin lo pulang! Lo pikir gue cowok apaan yang biarin ceweknya balik sendirian? Ah gue harus koreksi kata-kata lo tadi, gue bukan so ganteng tapi emang ganteng."

Adira melepaskan tangan Aditya dan melangkah keluar rumah duluan.

"Cie yang salting." Ejek Aditya tertawa kecil.

******

"Makasih ya. Lo mau mampir dulu gak?"

Aditya menggelengkan kepala nya. "Gue langsung balik aja, titip salam aja buat camer ya."

Adira tersenyum tipis sambil melambaikan tangan nya. "Ya udah hati-hati di jalan ya!"

"Ga sekalian suruh jaga hati juga nih? Siapa tau di jalan nemu cewek cantik kan." Goda Aditya sambil mencolek pipi Adira.

"Tanpa perlu di minta juga. Lo pasti jaga hati kan!"

Aditya mengangguk, lalu tersenyum tipis. "Ya udah masuk gih."

Adira mengacungkan jempolnya, lalu membalikkan badannya dan melangkah masuk ke dalam rumah.

Setelah Adira tak terlihat lagi. Aditya mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.

"Halo, gue otw ya sayang." Aditya memutuskan sepihak panggilan tersebut.

Aditya menatap lesu perkarangan rumah Adira, Ia memasukkan kembali ponselnya ke saku.

"Sorry, Adira. Kali ini gue harus bohong!" Aditya menyalakan mesin motornya dan melajukannya meninggalkan rumah Adira.

Aditya & Adira [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang