Bab 6

6.5K 552 39
                                    

Revo dan Aditya memilih bermain Playstation 4 di ruang tamu. Karena mereka berdua sedang menunggu orangtua nya yang belanja bulanan dan membelikan ponsel baru untuk Aditya.

"Dit, tikung pacar adik sendiri dosa ga ya?" Tanya Revo iseng.

Aditya menghentikan permainan nya dan menatap tajam ke arah Revo.

"Kalau bunuh abang sendiri atas kasus nikung pacar adiknya dosa gak ya?" Tanya Aditya balik.

Revo tertawa mendengar pertanyaan Aditya. "Ya dosa lah! Itu namanya adik durhaka sama abangnya." Jawabnya santai.

"Nah itu abang tau dosa! Nikung pacar adik sendiri itu juga dosa, segitu ngenesnya lo bang sampe pacar adik sendiri aja niat di tikung." Balas Aditya sinis.

"Dasar cemburuan lo dek." Ejek Revo.

Revo menggeleng-gelengkan kepalanya. Aditya benar-benar mirip ayahnya sangat cemburuan jika menyangkut pasangan nya. Untung saja dirinya tidak cemburuan seperti adiknya pikir Revo.

"Dek lo abis lulus SMA, mau lanjut kemana?" Tanya Revo serius.

"Ke KUA buat halalin Adira dong." Jawab Aditya tersenyum sombong.

Revo menjitak kepala Aditya sedikit keras. Mengapa adiknya seperti orang yang ngebet nikah saja.

"Lo tuh kuliah dulu terus kerja deh. Nah pas lo udah mapan baru tuh nikahin Adira. Lo mau buat Adira kesusahan kalau lo miskin hah!" Ucap Revo sebal.

"Kan masih ada perusahaan punya Papah. Lagian gue males kuliah bang! Liat lo baru masuk kuliah aja eh tugas udah numpuk."

Revo menghela nafas kasar. Kadang Revo heran mengapa Adira kuat berpacaran dengan Aditya. Ya dirinya dan Aditya hanya berbeda 2 tahun. Tapi Revo ingin adiknya itu berpikir sedikit dewasa.

"Lo pikir Papah mau kasih perusahaan nya sama lo?" Tanya Revo terkesan mengejek.

"Lo masih nanya bang? Udah jelas dong jawaban nya papah kagak bakalan kasih perusahaan nya ke gue." Jawab Aditya tertawa kecil.

"Serah lu deh!"

"Eh bang tau gak?"

"Kagak."

"Ih kudet lu bang!"

"Emang apaan?" Tanya Revo penasaran.

"Kucing tetangga hamil bang, tapi gak tau deh hamil sama siapa tuh kucing." Jawab Aditya tersenyum polos.

Revo memutar mata malas, sangat tidak berfaedah sekali ucapan adiknya itu.

"Masa lo lupa dek."

"Apaan bang?" Tanya Aditya bingung.

"Tuh kucing kan hamil sama lo." Ucap Revo tertawa kecil.

"Sialan lo bang, untung lo abang gue. Kalau bukan udah gue kasih tanda deh."

Suara bel di pintu depan mengalihkan perhatian mereka berdua. Tumben ada yang bertamu ke rumahnya.

"Dek, bukain pintunya gih." Suruh Revo santai.

"Lo aja deh bang, gue takut di culik wewe gombel."

"Ih lo tuh di suruh sama abang nurut kek. Padahal gue nyuruh bukain pintu doang juga."

Aditya mengangguk malas, lalu beranjak dari duduknya dan melangkah menuju pintu depan rumah.

Sesampai nya di depan pintu, Aditya membuka knop pintu dan tersenyum senang melihat gadis yang berdiri di depannya.

"Mbak mau minta sumbangan ya." Ucap Aditya bercanda.

"Iya mas, saya minta sumbangan buat PT Cogan Tidak Waras." Balas gadis itu ketus.

Aditya & Adira [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang