Bab 17

4.8K 375 74
                                    


Aditya sedari tadi terus menatap ke arah Adira dan itu sangat mengganggu bagi Adira.

"Kata nya mau belajar? Kenapa malah jadi natap gue mulu sih?!"ucap Adira risih.

Aditya tak menghiraukan apa yang di bilang oleh Adira. Ia senang melihat Adira duduk di samping nya walau harus di paksa.

"Woy?!" Adira melambaikan tangan nya ke wajah Aditya.

Aditya tersadar, ia mengerjapkan matanya berkali-kali. "Gue kangen sama lo! Abis selama 2 bulan ini lo selalu ngehindar dari gue."jawab nya dengan nada sedih.

Adira terdiam. Memang benar selama ini ia selalu menghindar saat Aditya mulai mendekati dirinya lagi.

"Karena gue gak mau sakit hati sama lo lagi. Maka nya gue ngehindar."ucap Adira jujur.

Aditya tersenyum tipis. Ia mengacak-acak rambut Adira gemas.

Terlintas di kepala Aditya, seperti nya saat ini ia memang harus jujur kepada Adira. Bagaimana suatu hubungan akan berjalan lancar jika diliputi dengan kebohongan.

"Gue emang pernah bikin lo sakit hati, tapi inget gue ada alasan! Yah, walau memang gue salah lakuin itu cuma karena gue kecewa sama lo."

Adira mengerutkan dahi nya bingung. "Maksud lo?"

Aditya menatap Adira dengan penuh perhatian dan menaikkan alisnya.

"Kalau lo belum siap, engga apa-apa! Gue ga akan maksa lo buat jujur sekarang kok."balas Aditya tersenyum tipis.

Sekarang Adira semakin yakin dengan apa yang selama ini dia takutkan.

"Gue bakalan jujur. Karena percuma bangke yang selama ini gue sembunyikan bakal tercium juga bau nya sama lo!"ucapnya penuh tekad. Adira tak ingin membohongi Aditya terus.

Adira menggigit bibirnya dan menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diri, sebelum dirinya memulai bercerita.

"Gue awal nya nerima lo jadi pacar gue, karena tawaran Ginda. Dia janji bakalan beliin komik yang gue mau, tapi setelah lama kelamaan akhirnya gue juga jatuh dalam pesona idiot lo." Adira menunduk, dia tak berani menatap kekecewaan di mata Aditya.

Adira mendongak terkejut, saat Aditya nya mengelus rambutnya dengan sangat lembut membuat Adira merasa nyaman.

"Gue tahu semua nya. Btw rambut lo kasar, jarang keramas ya."ucap Aditya terkekeh pelan.

Adira cemberut, dia langsung menepis kasar tangan Aditya. "Kalau lo tau rahasia gue, bukan berarti lo berhak selingkuh."ucap nya ketus.

Aditya menarik nafas dalam-dalam dan berkata, "Sorry."

Adira mendengus kesal. "Sorry? Kata itu ga bakalan buat sakit hati gue ilang."

"Masih mending gue minta maaf! sedang kan lo? Minta maaf aja engga. Lo bahkan ga menghargai perjuangan gue ngedeketin lo!" Aditya menghembuskan nafas kasar.

"Lo udah menyinggung harga diri gue! Kalau lo mau komik? Gue mampu beliin kok. Wajar gue kecewa sama lo, walau yang emang gue lakuin salah yaitu deketin cewek lain."lanjutnya menahan emosi agar tak membentak Adira karena di tuduh selingkuh terus.

Tidak terasa air mata Adira menetes mendengar ucapan Aditya barusan. Kenapa Aditya membuat dirinya menjadi orang jahat karena telah berbohong.

"Jangan nangis, muka lo jadi jelek. Untung aja lo ga pake maskara jadi ga kek setan." Aditya menghapus air mata di pipi Adira.

Sial. batin Adira. Saat itulah Adira baru sadar sikap Aditya begitu manis, pada hal biasa nya Aditya bersikap bodoh.

"Bercanda lo jelek."ketus Adira.

"Jadi lo mau kasih kesempatan kedua buat gue?"tanya Aditya penuh harap.

Adira memalingkan wajah nya ke arah lain. "Udah sore, gue harus pulang!"ucap Adira mengalihkan pembicaraan.

"Sampe kapan lo mau ngehindar?"tanya Aditya sekali lagi.

Adira tak menjawab pertanyaan Aditya. Ia beranjak dari duduk nya, dan berjalan keluar rumah.

Sedangkan Aditya menghembuskan nafas sepertinya Adira belum mau membuka hati lagi untuknya.

Tanpa Aditya sadari Revo berdiri tak jauh dari ruang tamu dan sudah mendengar semaunya.

"Adik putus cinta. Kakak bertindak untuk menikung!"ucap Revo menyeringai.

Aditya & Adira [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang