Seorang gadis berambut sebahu terlihat begitu bahagia ditengah kebersamaannya dengan keluarhanya. Ia nampak tertawa dengan lepas. Bahagia itu sederhana. Menurutnya, jika ia bisa berkumpul dengan keluarganya itu sudah menjadi kebahagiaan tersendiri baginya. Gadis itu ialah Beby Chaesara.
Namun, sayangnya kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Sebuah kesedihan yang sangat amat mendalam terjadi pada saat ia berusia 18 tahun. Ia ditinggal pergi oleh sang ibu untuk selamanya akibat penyakit jantung yang diderita sang ibu. Jiwanya sedikit terguncang, fikirannya kacau balau. Bahkan, beberapa hari setelah jenazah sang ibu ditempatkan di tempat peristirahatan terakhirnya, Beby hampir saja ingin mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Untung saja asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Beby dapat mencegah hal itu.
Dan sejak sepeninggal sang ibu, ayah Beby pun berubah. Kini ayah Beby telah menjadi seorang pemabuk. Setiap pulang kerumah, ayah Beby selalu dalam kondisi mabuk. Dan lebih parahnya, ayah Beby sering membawa wanita-wanita jalang kerumah.
"Bi, kenapa papa jadi kayak gitu ?" tanya Beby yang sudah berlinangan air mata.
"Non, udah. Non jangan nangis."
"Kenapa semuanya jadi hancur ? Kenapa semua kebahagiaan yang dulu Beby rasa jadi sirna ?"
"Non jangan pernah merasa kesepian, masih ada bibi disini. Bibi akan selalu ada untuk non Beby."
"Beby mau semuanya kayak dulu, bi. Sama seperti ketika mama masih ada."
"Non, suatu saat semua akan kembali seperti dulu. Non yang sabar ya."
Kini, hanya asisten rumah tangga yang bekerja dirumahnya lah yang menjadi tempat keluh kesah Beby.
Keesokan harinya
"Beby." panggil seseorang dengan suara khas nya yang kencang.
"Ett dah komuk lu napa dah ? Kagak bersemangat amat romannya." ucapnya duduk disebelah Beby.
"Gue tau nih. Udahlah Beb, lo ga usah sedih lagi. Disana nyokap lo juga pasti sedih kalo ngeliat lo yang terus-terusan kayak gini."
Beby hanya menggeleng lemah.
"Iya gue tau ini berat buat lo, tapi lo juga ga bisa begini terus. Semangat dong. Senyumnya mana senyumnya ?"
Beby tersenyum padanya. Perlu diakui, memang hanya dia yang dapat menghibur Beby. Dia adalah Nabilah, sahabat Beby sejak mereka SMA.
"Nah, itu baru sahabat gue. Hangout kuy, refreshing lah."
Beby hanya mengangguk.
Mereka berdua berjalan-jalan disebuah tempat perbelanjaan yang ada di Jakarta.
Saat sedang berjalan, tak sengaja Nabilah menabrak seorang gadis.
"Yah, es krim nya jatoh." ucap gadis itu dengan wajah sedihnya.
"Eh eh, sorry sorry, gue ga liat. Sorry ya."
Gadis itu mendongak dan menatap Nabilah tajam. Tatapan dari gadis itu yang seakan-akan ingin membunuh membuat Nabilah meneguk ludahnya.
"Sinka ga mau tau, kamu harus ganti es krim Sinka yang jatuh."
"Yelah, gue kan udah minta maaf."
"Ya terus setelah minta maaf ga mau gantiin es krim Sinka gitu ?"
"Ya ga lah, gue juga nabrak lo karena ga sengaja kan ? Lagipula lo juga jalannya ga liat-liat."
"Bodo amat. Sinka ga mau tau, pokoknya kamu gantiin es krim Sinka sekarang juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANIN
FanfictionDia. Hanya dia alasan yang kupunya untuk tetap bertahan hidup di dunia yang menurutku sangat kejam ini. Dan dia lah yang membantuku keluar dari masa-masa kelamku. Aku, Beby Chaesara, dan inilah cerita hidupku.