7

909 65 12
                                    

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Tak terasa pula Anin sudah bekerja di rumah Beby selama 4 tahun. Sikap Beby pada Anin masih sama, dingin. Anin memaklumi itu semua, sebab ia sadar siapa dirinya dirumah itu. Hanya sekedar pembantu dan tidak lebih.

Kini Anin sedang melakukan pekerjaan sehari-hari nya. Apalagi kalau bukan bersih-bersih rumah.

Saat sedang membersihkan lantai atas, tak sengaja ia mendengar erangan semacam orang kesakitan dari kamar Beby. Dengan cepat ia mendekat ke kamar Beby.

"Non, non Beby gapapa ?" tanya Anin sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Beby.

"Aaaaaarrrggghhhhh. Nin, tolong gue."

Anin membuka pintu kamar Beby dan mendapati kamar Beby yang sudah seperti kapal pecah serta Beby yang tergeletak di lantai sambil mengerang dan memeluk tubuhnya sendiri.

"Non Beby kenapa ?" tanya Anin terlihat panik.

"Panas, Nin."

Anin menoleh kearah AC. AC dikamar Beby menyala, dan bahkan suhunya cukup dingin. Namun kenapa Beby bisa kepanasan seperti orang kesetanan ? Fikir Anin bingung.

"Jaket gue."

"Jaket non Beby kenapa ?"

"Ambilin jaket gue sekarang."

"I-iya, non."

Anin bangkit dan mengambil jaket yang Beby maksud lalu memberikannya pada Beby.

"Ini non."

Beby merogoh saku jaketnya. Mata Anin terbuka lebar saat tau apa yang Beby cari.

Tanpa basa-basi Beby menenggak beberapa butir obat yang sudah berada di tangannya. Tak lama kemudian kondisi Beby sudah lebih membaik. Ia tak teriak-teriak seperti tadi lagi.

Anin membantu Beby berdiri dan berjalan menuju ranjang. Beby merebahkan tubuhnya diatas ranjang, Anin menyelimuti Beby dan membereskan kamar Beby yang berantakan lalu keluar dari kamar Beby saat melihat Beby sudah tertidur.

Saat ini yang ada difikiran Anin ialah, ada apa dengan Beby ? Akhir-akhir ini Beby selalu teriak-teriak seperti tadi. Lantas mengapa Beby meminum begitu banyak obat tadi ? Apa Beby sakit ? Kalau memang Beby sakit, apa penyakit yang Beby derita sampai-sampai membuat dirinya seperti itu ?

Akhir-akhir ini Beby pun menjadi sering melamun. Jika Beby tidak ada kelas, dirinya selalu menghabiskan waktunya didalam kamar. Sekalipun keluar, mungkin hanya ketika sarapan atau waktu makan malam.

Aneh. Semua sikap Beby berubah sejak Shania hilang tanpa kabar. Tak hanya Shania, Kinal pun ikut menghilang begitu saja.




















Beby POV

Aku terbangun dari tidurku. Kamarku terlihat sudah rapi, padahal terakhir kali kuingat kamarku ini sangat berantakan. Setelah ku ingat-ingat kembali, aku berfikir mungkin Anin yang sudah membereskan kamarku.

Semalam, sebelum diriku tertidur, aku mengamuk. Ah tidak, lebih tepatnya kesakitan. Kalian tau kenapa aku bisa kesakitan seperti itu ? Akan aku ceritakan.

Awal mulanya karena masalah kehidupanku. Masalah keluargaku yang sudah tidak jelas ini dan masalah tentang papaku yang membuatku semakin tak habis fikir.

Saat itu aku benar-benar sudah tak tau harus apa, hingga Kinal menghampiriku dan memberikan barang haram yang merusak masa depanku. Jujur pada awalnya aku hanya coba-coba saja, namun lama kelamaan aku menjadi candu padanya hingga aku tak bisa lepas darinya barang seharipun.

Sudah 3 tahun ini aku ketergantungan pada barang haram itu. Jika sehari saja aku tak menggunakannya maka aku akan kesakitan seperti tadi. Ya, sakau. Dan sudah 3 bulan ini Kinal menghilang tanpa jejak, nomornya pun mendadak tidak dapat dihubungi, membuatku kesusahan mencari stok barang haram itu. Hahah, brengsek memang, dia yang sudah membuatku terjerat lalu pergi begitu saja. Bajingan. Ah iya, Shania juga menghilang tanpa kabar. Sama seperti Kinal, nomornya pun tidak dapat dihubungi. Semua akun sosial media ku di block olehnya. Entahlah mereka punya dendam apa denganku, yang jelas mereka benar-benar kejam. Sangat kejam. Tega-teganya mereka melakukan ini padaku.

Jika kalian bertanya mengenai seperti apa keadaanku saat ini, jawabannya adalah sangat buruk. Parah. Barang haram itu membuatku hampir gila. Selain barang haram itu ada juga yang membuatku semakin tersiksa, minuman beralkohol dan rokok. Astaga, mereka benar-benar racun. Aku baru sadar setelah aku merasakan akibatnya.

Namun aku tak pernah menyesal karena sudah mencoba mereka hingga kebablasan seperti ini. Aku berfikir, untuk apa menyesali semua yang sudah terjadi ? Percuma, semua tidak akan kembali seperti dulu.

Ah iya, satu lagi. Gara-gara barang haram itu juga membuatku menunda tahun kelulusanku. Sialan memang. Tapi ya mau bagaimana lagi, Tuhan sudah memberikanku kenikmatan selama ku menggunakannya, dan kini saatnya aku menanggung akibatnya.

Beby POV end






Keesokan harinya

Ting nong

Bel dari pintu utama terdengar cukup nyaring. Anin yang berstatus sebagai asisten rumah tangga dirumah itupun membuka pintu utama dirumah itu.

Saat pintu terbuka, terlihat tamu yang ternyata seorang gadis berambut panjang dengan kacamata yang bertengger di hidungnya. Gadis tersebut memperhatikan Anin dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Maaf, cari siapa ya mba ?" tanya Anin dengan sopan.

"Beby nya ada ?"

"Non Beby lagi ke kampus, ada kelas katanya. Tapi sebentar lagi mungkin pulang."

"Yaudah gue tunggu dia balik aja deh."

"Silahkan masuk, mba."

Gadis tersebut mengikuti Anin dari belakang untuk masuk kedalam rumah Beby.

"Silahkan duduk, mba."

Gadis itu duduk di sofa panjang yang berada di ruang tamu.

"Sebentar, saya ambilkan minum dulu untuk mba nya."

Gadis itupun hanya mengangguk.

Tak lama setelah Anin menuju ke dapur, terdengar suara pintu utama yang terbuka dan terdengar suara langkah kaki seseorang.

"Nin." teriak seseorang.

Gadis yang masih duduk di sofa mendongak.

Orang yang baru saja masuk terkejut saat melihat gadis yang sedang duduk di sofa. Sedangkan gadis itu hanya tersenyum sarkastik.












TBC

Kita main tebak-tebakan yuk, kira-kira siapa orang yang bertamu kerumah Beby ?

ANINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang