Seorang gadis terlihat masih betah tertidur dibawah selimutnya, padahal matahari sudah bersinar dengan terang. Namun ia tak terusik sama sekali dengan silaunya cahaya matahari.
Sedangkan, di lantai bawah seorang gadis lain terlihat sudah sibuk berkutat dengan pisau, sayuran, dan macam-macam alat dan bahan masakan lainnya. Ia tengah memasak untuk sarapan sang majikan.
Saat tengah memotong-motong sayuran, suara bel dari pintu utama terdengar. Ia menghentikan aksi memasaknya untuk sementara dan berjalan kearah pintu utama.
Ckklek
"Hai, Nin." sapa seseorang yang bertamu dengan waktu yang dapat dikatakan masih cukup pagi untuk bertamu.
"Hai, Kak Nabilah. Masuk, Kak."
"Beby mana, Nin ?" tanya Nabilah pada Anin tentunya.
"Kayaknya masih tidur Kak, di kamarnya."
"Tidur ? Udah jam 7 dia masih tidur ?"
"Ya buktinya aja belum turun-turun."
"Yaudah, gue bangunin dia dulu ya."
Nabilah melangkahkan kakinya menaiki anak tangga, sedangkan Anin kembali ke dapur dan melanjutkan aksi memasaknya yang tadi sempat terhenti.
Tanpa ketukan terlebih dahulu, Nabilah langsung membuka pintu kamar Beby. Dan terlihatlah Beby yang masih tertidur begitu pulasnya.
"Enaknya di apain ya nih anak biar bangun ?" gumam Nabilah mengetuk-ngetukkan telunjuknya ke dagu.
Tiba-tiba ide jahil terlintas di kepala Nabilah.
"Beb, bangun." bisik Nabilah begitu lembut di telinga Beby.
"Kalo ga mau bangun juga ga apa-apa sih. Gue cuma mau izin ajak Anin jalan-jalan seharian. Jangan marah kalo pas lo bangun, Anin lagi ga ada dirumah."
"1
2
3." batin Nabilah berhitung.
Beby langsung bangun dan menatap Nabilah dengan tatapan tajamnya.
"Wey, slow bosque. Hahah, gue bercanda doang kok."
Beby memutar bola matanya malas.
"Siapa suruh udah jam segini belom bangun."
"Anin mana ?"
"Dibawah, lagi masak kayaknya. Santai aja sih, tuh anak ga bakal gue culik juga."
Flashback on
Setelah selesai makan, Gaby meminta Nabilah untuk mampir ke sebuah pusat perbelanjaan terlebih dahulu karena Gaby ingin membeli pakaian untuk ia pakai ketika acara reuni dengan teman sekolahnya lusa.
Gaby meminta Anin ikut membantunya mencarikan pakaian yang cocok untuk dirinya. Sedangkan Beby dan Nabilah hanya menunggu mereka berdua yang tengah sibuk memilih-milih.
"Gue mau nanya sama lo Beb."
"Nanya apa ?" tanya Beby sambil memainkan handphone nya.
"Sejak kapan lo make begituan ?"
Tangan Beby berhenti bergerak. Dirinya terdiam. Namun tak lama ia mencoba santai.
"Beberapa bulan setelah lo pergi ke Amerika."
"Kenapa Beb ?"
Beby memasukkan handphone nya kedalam saku celana jeans nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANIN
FanfictionDia. Hanya dia alasan yang kupunya untuk tetap bertahan hidup di dunia yang menurutku sangat kejam ini. Dan dia lah yang membantuku keluar dari masa-masa kelamku. Aku, Beby Chaesara, dan inilah cerita hidupku.