Warning ! 18+
Beby melangkahkan kakinya memasuki rumahnya. Ia sedikit terkejut saat melihat seorang gadis yang sepertinya seumuran dengannya sedang duduk di ruang tamu bersama ayahnya. Namun ia tak ambil pusing dan melanjutkan langkahnya kearah kamar.
Sesampainya di kamar, Beby langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Ia tersenyum kala mengingat waktu-waktu yang ia lewati bersama Shania. Jika dihitung-hitung, ini sudah seminggu sejak awal mereka kenal dan menjadi dekat. Selama ini ia merasa cukup nyaman dengan Shania, namun hanya sebatas nyaman pada sahabat, tidak lebih. Bisa dikatakan bahwa Shania hanyalah pelampiasan atas apa yang Beby rasakan saat ini.
Flashback on
Ting nong
Pintu itu terbuka dan menampakkan seorang pria yang sudah tak muda lagi.
"Ah, kamu. Mari masuk."
Pria itu menyuruh sang tamu untuk masuk kedalam rumahnya.
"Jadi, apa kamu menerima penawaran saya, Nin ?" tanya Farish.
"Iya, pak, saya mau bekerja disini." ucap gadis yang dipanggil dengan sebutan 'Nin' itu.
"Mulai besok kamu boleh mulai bekerja. Untuk malam ini lebih kamu beristirahat saja."
Gadis berambut sebahu tiba-tiba saja melewati mereka yang sedang berbincang dengan keadaan yang acak-acakan. Gadis yang mana tamu Farish itu sedikit memperhatikan gadis berambut sebahu itu.
"Mungkin itu non Beby, anak dari majikan yang sering ibu ceritakan." fikirnya.
"Dia putri tunggal saya. Namanya Beby." ucap Farish yang mengerti arti tatapan tamu nya itu yang terus-terusan memperhatikan putrinya.
"Eh, iya pak." gadis itu tersenyum kikuk pada Farish.
"Yasudah, mari saya antar ke kamar kamu."
Flashback off
Keesokan paginya setelah selesai memasak, Anin -anak mbok Ijah/pembantu baru di rumah Beby- melangkahkan kakinya menuju kamar Beby untuk mengambil pakaian kotor milik Beby.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANIN
FanfictionDia. Hanya dia alasan yang kupunya untuk tetap bertahan hidup di dunia yang menurutku sangat kejam ini. Dan dia lah yang membantuku keluar dari masa-masa kelamku. Aku, Beby Chaesara, dan inilah cerita hidupku.