2

1.1K 317 56
                                    

Happy Reading and Don't forget to leave voment 💟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading and Don't forget to leave voment 💟

--


Bibir Sehun terus saja melapalkan setiap kata sembari menyusuri jalan yang hanya berjarak lima ratus meter untuk sampai ke kantornya.

Ini aneh.

Kepala nya sedang dihantui oleh wajah senior yang sejak hari pertama dirinya magang selalu saja membuatnya kesal karena perintah lembur gadis itu.

"Ayolah jangan biarkan wajah senior mengesalkan itu menghantuimu, Sehun!"

Gumamnya menyemangati diri sendiri dengan tangan kanan mengepal yang terangkat ke udara seperti sedang melakukan dukungan politik.

"Hahahaha"

Sehun menyernyit mendengar suara orang tertawa, dia berbalik lalu menunduk.

Apa yang mereka tertawakan? Apa mereka mendengar ucapanku barusan? - Pikir Sehun.

Ya, tiga orang senior yang tadi makan di kedai yang sama dengannya telah berdiri beberapa jarak di belakang Sehun.

"Katakan padaku apa yang kau lakukan dengan tangan ini?"

Tanya Minho yang kini berdiri di sebelahnya sambil mengangkat tangan Sehun menirukan apa yang Sehun lakukan tadi.

Sehun menghembuskan nafas lega, ia rasa mereka bertiga tidak mendengar ucapannya.

"Selain tidak sopan, kau juga tidak punya mulut ya?"

Sebelah bibir Sehun terangkat keatas lalu dihempaskan nya tangan Minho begitu saja. Matanya menatap lurus pada mata Minho yang sama sekali tidak di takutinya.

"Apa yang aku lakukan itu bukan urusan sunbae."

Minho kesal mendengar jawaban Sehun yang terdengar ketus dengan sikap angkuh yang ditampilkan diwajah tampan nya. Minho menarik kerah kemeja Sehun dan sebelah tangan yang lain mengepal lalu terangkat siap untuk meninju wajah mulus Sehun.

"Apa yang mau kau lakukan? Kantor sudah dekat, jangan cari masalah."

Itu suara seniornya yang sejak tadi diam-diam ia perhatikan. Yoona. Gadis yang baru beberapa saat lalu membuat Sehun menjadi linglung.

Minho tetap menatap kesal Sehun yang sejak kemarin membuatnya ingin meninju sampai rasa kesalnya hilang. Jika saja Yoona tidak menahan tangan nya yang hanya tinggal beberapa senti lagi mungkin ia sudah meninju wajah Sehun.

"Kau tidak mendengarku, Choi Minho? Ayo cepat jalan!"

Saat Minho melewati Sehun, ia dengan sengaja menabrakan bahunya ke bahu kiri Sehun. Seulgi mengikuti Minho dan Yoona yang terakhir karena ia harus memastikan Minho belum menyentuh wajah junior nya itu. Bagaimanapun Yoona masih punya rasa kasihan jika Sehun harus dipukul hanya karena rasa kesal Minho yang tidak jelas.

My Beautiful Journalist (Yoona-Sehun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang