Happy reading and don't forget to leave a voment 💟
--
Jam makan siang baru saja di lewatkan oleh Yoona yang lebih memilih menikmati isi dari secangkir kopi ditangan nya.
Ada hal yang begitu mengganggu kegiatan nya sejak meninggalkan rumah.
Apa dia baik-baik saja?
Yoona menghela nafas lagi dan lagi. Dia tidak bisa menemukan jawaban nya tanpa mencari tahu langsung.
Akhirnya Yoona memutuskan untuk menghubungi nomor rumahnya.
Satu kali bunyi panggilan tersambung.
Dua kali bunyi panggilan tersambung.
Hingga bunyi sambungan ketujuh masih tak seorangpun yang mengangkat membuat Yoona menyerah. Sepertinya pria itu sudah meninggalkan rumah nya.
"Yoona-ssi."
"Ya?"
"Apa kau bisa menggantikan ku melakukan wawancara hari ini?"
"Wawancara?"
"Ya. Maaf aku tahu ini bukan bagian mu tapi aku harus meminta bantuanmu karena mendadak ada urusan yang lain."
Yoona pikir tidak ada salah nya ia melakukan itu selagi dirinya belum mendapatkan kabar kedekatan dari selebriti manapun.
"Baiklah serahkan saja padaku."
**
Matahari bersinar menyelusup di sela-sela manik hazel yang mulai terbuka lebar itu.
Sehun berusaha menggerakan lehernya kemudian meringis karena kepala bagian belakang nya terasa sakit.
Namun detik berikutnya dia sadar bahwa ini bukanlah kamar nya.
"Kau sudah bangun?"
Sehun tersenyum ringan melihat suara itu milik orang yang dikenalnya. Jung Ilwoo. Dokter yang tinggal di sebelah apartemen miliknya.
"Hyung? Apa aku ada diapartemen mu?"
Tanya Sehun yang berusaha untuk duduk dengan memegangi kepalanya.
"Aku rasa pukulan itu membuatmu lupa bahwa kamar ku belum berubah menjadi pink."
Mata hazel nya mengitari ruangan itu. Ya, dinding disana berwarna pink dan semua dekorasi menggambarkan betapa feminim nya si pemilik kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Journalist (Yoona-Sehun)
General Fiction[on going] ; Bahasa Indonesia Pembukaan terinspirasi dari dua drama ternama "The Time We Were Not in Love" dan "Romantic Doctor Teacher Kim". 17-08-2017; xohorat.