"Neth, nanti Abang jemput ya, kamu hati-hati sekolahnya!"
Mobil CRV putih itu perlahan meninggalkan gerbang sekolah. Perempuan itupun melangkah memasuki gerbang sekolah yang sudah ramai. Hari ini adalah hari pertamanya di SMA National High sebagai siswa semester akhir. Netha masuk sekolah ini saat semester enam, dia harus pindah padahal untuk menempuh ujian nasional tinggal satu semester lagi. Ini semua karena kepindahan kerja Papanya. Netha terlihat sibuk menenteng dokumen kepindahan nya untuk diberikan ke ruang Tata Usaha.
Pertama kali perempuan itu melangkah di gedung sekolah, yang langsung terpikirkan adalah kata megah, SMA di kotanya dulu bahkan tidak semegah ini. Ia berjalan pelan memasuki koridor pertama, ia melihat lantai dua di seberang lapangan sana tertempel banyak sekali tulisan selamat datang. Ah pokoknya ini penyambutan yang the best, pikirnya.
Ia terus melanjutkan jalannya sambil menatap langit-langit, saking kagumnya dia sampai tidak menyadari tubuhnya menabrak seseorang, dan ia oleng lalu dokumennya jatuh semua.
"Sorry saya gak sengaja." Ia tersenyum kecut, dokumennya berantakan semua dan ia tak tahu urutannya, mati saja.
"Perasaan lo nabrak gue pelan deh, kok ampe jatuh gitu sih, lebay banget. Sini sini bangun," ucap lelaki itu sambil mengulurkan tangan.
Setelah membereskan dokumennya, Netha meraih uluran tangan laki laki itu, "Mungkin badan lo kayak bounce jadi ya...gitudeh." perempuan itu tertawa kecil.
"Tau gitu gak gue tolongin loh." ucapnya.
"Haha sorry deh sorry," ucap si perempuan dengan sisa tawanya.
Mereka lalu berjalan bersama di koridor, "Iya gak apa-apa, gue Nathan, btw." ucap lelaki itu.
"Gue Netha." sahut si perempuan santai.
"Eh kok mirip?"
"Eh iya ya?" jawab Netha.
"Katanya kalo namanya mirip itu jodoh." ucap Nathan yang dibalas tabokan di lengannya. "Apaan sih lo Nath, ngaco!" lalu mereka tertawa bersama.
"Oh ya, gue lupa gue harus ke TU. Duluan ya, Nath!" ucap Netha, Nathan mengangguk lalu mereka berhenti di persimpangan koridor.
N a t h a n n e t h a
Selesai dari ruang TU, Netha langsung menuju kelasnya 12c tepatnya di koridor 5 dekat kantin. Mengingat ini sudah jam 7 kurang 15 dan ia takut tidak dapat bangku, ia mempercepat langkahnya. Dan betul bangku yang kosong tinggal dua, satu di sebelah perempuan yang sedang memakai headset itu, dan satu lagi di sebelah lelaki dengan bola basket di mejanya, tentu Netha memilih disebelah perempuan. Sekolahnya memang menerapkan sistem pindah kelas setiap semester, bukan saat kenaikan kelas. Itulah mengapa setiap siswa selalu ribet saat perpindahan semester berlangsung.
"Gue boleh disini?" ucap Netha lembut.
Perempuan itu melepas sebelah headsetnya, "Apa?" katanya sangar. Sejenak Netha tersentak.
"Gue boleh duduk disini nggak?" ucap Netha pelan karena ragu.
"Oh duduk aja kali hahaha santai!" Netha kaget, nada bicara perempuan itu berubah dalam beberapa detik. Nadanya sangat ramah, beda sama yang tadi.
Perempuan itu melepas headset nya kasar, sejenak Netha aneh lagi, orang ini punya dua kepribadian apa gimana sih, gumamnya.
"Kenapa playlist gue gak ada yang bener banget sih, bosenin!" perempuan itu menggerutu, Netha semakin ragu bahwa ia akan betah duduk satu tahun dengan makhluk disebelahnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHANNETHA
Teen FictionSemuanya berawal dari keretakan hubungan orang tua Netha, kepindahan sekolahnya sampai kejadian itu terjadi. Kini, setelah semua yang terjadi, mampukah Nathan mengembalikan kepercayaan diri Netha? Atau semuanya hanya menjadi abu-abu? "Apapun keada...