BAB 5 - Mengukirnya Bersama

2.2K 96 0
                                    

"Hati-hati ya Netha!" ucap Fikri saat Netha turun dari mobil. Netha hanya membalasnya dengan lambaian tangan lalu masuk ke dalam sekolah.

"Eh Netha!" sapa Nathan saat Netha mencapai koridor utama.

Netha tersenyum, "Hai Nath!"

Mereka berjalan beriringan, suasana lengang sampai Nathan berbicara lagi, "Kemarin maafin ya Neth, Mama malu-maluin gitu di depan kamu."

Netha hanya tertawa sampai ia menyadari satu hal—Nathan menyebutnya dengan sebutan kamu? Gak salah?

"Kamu Nath?" Netha terkekeh.

Nathan sejenak berfikir, "Em, maksud gue elo, hahaha." ucapnya sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal.

Nathan salah tingkah? pikir Netha.

"Maafin ya?" ucap Nathan sambil menggaruk tengkuk lagi.

"Gue bahkan gak mikirin itu lagi." jawab Netha.

"Baguslah," ucap Nathan, "Em, pulang sekolah mau jalan nggak, Neth?" ucapnya lagi.

"Kemana?" tanya Netha.

"Gimana kalo ke taman kota?" mata Nathan penuh harap. Netha menimbang-nimbang ajakan Nathan tersebut.

"Lo ada acara ya Neth? Atau gak mau? Nggak apa-apa kok, lain waktu juga boleh." Nathan tersenyum. Senyum macam apa itu? Palsu!

"Gue bisa kok. Tapi gue telpon kakak gue dulu." Ucap Netha.

Nathan menghembuskan nafas lega, "Nanti gue yang telpon kakak lo aja ya, tapi lo mau kan?"

Netha mengangguk.

"Yes! Makasih Netha!" Nathan memeluk Netha erat.

Tentu Netha kaget, ini pelukan pertama Nathan padanya kan?

N a t h a n n e t h a

Jam pulang sekolah berbunyi di seantero sekolah. Nathan memasukkan bukunya cepat, ini waktu yang sudah ia tunggu sejak pagi. Kaki nya melangkah mantap menuju bangku Netha. Tapi perempuan itu berbanding terbalik, ia malah keliatan malas sekali.

"Ayo Neth, keburu si Rina dateng ngerusuhin." ajak Nathan.

Netha mengekor di belakang Nathan sambil mengernyit, "Rina itu siapa, Nath?"

"Oh iya, maksudnya Alle. Ribet banget sih tuh orang ganti-ganti nama segala!" dumel Nathan.

"Sejak kapan dia ganti nama? Bukannya dari awal memang Alle?" tanya Netha, Nathan langsung diam.

"Lupain aja, Neth." katanya.

Mereka akhirnya tiba di parkiran, Nathan langsung membukakan pintu penumpang untuk Netha, "Silahkan masuk Tuan Putri." ucapnya.

Netha terkekeh, Tuan Putri? Apakah selamanya?

Nathan bergegas masuk lewat pintu kemudi dan menyalakan tape di mobilnya itu.

Suara penyiar radio sudah terdengar, katanya mereka lagi memutarkan twenty count down, Netha mendengarkan penyiar itu serius.

"Nah di posisi 10 ada lagu yang cocok banget nih untuk kawula muda yang lagi kasmaran." ucap si penyiar, entah mengapa Nathan dan Netha merasa tersindir, memang mereka lagi kasmaran?

"Langsung aja yuk, di posisi 10 yaitu... Charlie Puth dengan single nya yang berjudul One Call Away!" tanpa Nathan sadari, mata Netha berbinar senang di sebelahnya.

Intro musik sudah mengalun dengan indahnya, jari Netha sudah mengetuk pelan pada rok. Tanpa Netha sadari Nathan pun mulai mengetukkan jarinya pada stir kemudi.

NATHANNETHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang