Pagi ini, perempuan itu berjalan dengan sendunya. Angin berhembus mengayun lembut rambut hitamnya yang legam. Harusnya pagi yang cerah ini ia riang, apalagi kemarin ia mendapat surat kelulusan dengan nilai yang sangat baik, tapi dalam benak perempuan itu sekarang malah malu.
Tentu malu, kaki kananku buntung sekarang, gumamnya.
Nasibnya memang mengenaskan. Tapi tentu ia tak bisa menyalahi takdir, karna tentu tidak ada yang ingin mengalami ini, apalagi penyebabnya adalah pac-
"Eh hai Neth! Sorry ya tadi aku gak jemput kamu soalnya aku telat bangun. Lain kali aku pasti jemput kamu kok, janji!" ucap lelaki itu.
Perempuan itu jengah, nyatanya omongan laki-laki itu tak bisa dipercaya. Lagipula siapa yang ingin tulus dengan perempuan berkaki buntung? Pasti hanya bikin malu.
"Jauhin gue Nath, lo nggak perlu ngurus perempuan berkaki buntung kayak gue. Dan lo pun sudah membuktikannya kemarin. Gue bisa berdiri sendiri. Gue akan menjadi perempuan mandiri seperti yang lo inginkan." satu tetes air matanya lolos membahasi pipi pucatnya itu, setelahnya perempuan itu pergi. Berjalan cepat walau tertatih.
"Netha aku tau kamu marah, tapi maafin aku, aku gak bermaksud."
Dan perempuan itu tidak peduli.
N a t h a n n e t h a
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHANNETHA
Novela JuvenilSemuanya berawal dari keretakan hubungan orang tua Netha, kepindahan sekolahnya sampai kejadian itu terjadi. Kini, setelah semua yang terjadi, mampukah Nathan mengembalikan kepercayaan diri Netha? Atau semuanya hanya menjadi abu-abu? "Apapun keada...