Netha berdeham pelan, menelan ludah susah payah karena lehernya seperti tercekat belati, sakit juga susah. Sedangkan Nathan mengehembuskan napasnya panjang, menunggu Netha yang tak kunjung berkata apapun.
"Kalo gak boleh, yaudah gak apa apa." Nathan menyerah, memang susah menghancurkan dinding keras orang yang bersusah payah mempertahankannya. Semakin berusaha ia, semakin tinggi pula orang itu akan membangun dindingnya. Lagipula, mungkin waktu ini juga tidak terlalu tepat, mengingat keduanya sama-sama masih berduka.
Tapi perkiraan Nathan tak terbuktikan, Netha berani angkat bicara soal itu.
"G...gue bakal ceritain yang sebenernya." ucap Netha. Ada binar senang di mata Nathan, ia langsung mengiyakan lalu mengubah posisi duduknya menghadap Netha.
"Hari itu, hari dimana lo ninggalin gue sendirian, di pagi yang bener-bener bikin gue takut, pagi yang sukses ngehancurin percaya diri gue sepenuhnya. Tipis harapan gue buat terus jalanin hubungan sama lo, karna lo nya juga malah ninggalin gue.
Hari-hari setelah itu adalah hari terberat sepanjang hidup gue, karena gue juga mesti fokus sama Ujian Nasional. Pernah gak sih lo bayangin rasanya UN di rumah sakit? Gue sedih banget, walaupun gue berhasil jalanin semuanya. Dan Tuhan kabulkan doa gue saat itu juga, saat kakak gue bilang gue akan pengobatan di Jerman, dan ninggalin lo semua, gue senang sekaligus sedih.
Ninggalin teman-teman terbaik yang gue punya setelah 17 tahun hidup. Kalo lo bilang gue gak sedih, itu salah besar. Tapi kenyataan kayak narik gue gitu aja buat ninggalin lo semua segitu mudahnya, karna hari itu gue ngerasa bener bener gak pantes berada di antara kalian.
Malam sebelum keberangkatan, gue sempat titip surat ke bibi, entah lo udah baca surat itu atau belum, hanya itu kata-kata yang bisa gue tulis, karena gue sendiri gak pengin terlarut dalam kesedihan lagi.
Dan terbang ke Jerman bukan hal yang mudah, gue sama sekali gak bisa ngapa-ngapain, tidur aja rasanya susah karena kepikiran lo terus, susah Nath, susah banget.
Sampai di Jerman pun gue masih sibuk sama lo, jiwa gue ada disana tapi pikiran gue malayang kemana-mana. Di ruangan Dokter pun gue masih merasakan hal yang sama. Sampai akhirnya gue milih pergi ke kantin untuk mengistirahatkan hati, dan itu awal dari pertemuan gue dan Daniel. Semuanya berasal dari situ.
Sikap manis nya gue masih ingat, sampai kebayang setiap harinya Daniel bawain bunga daisy ke apartemen gue, entah dia tahu darimana gue tinggal disitu, pokoknya gue seneng banget. Hari gue yang sebelumnya sendu, jadi berubah semenjak hari itu.
Satu minggu setelahnya gue check up lagi, karena bosen gue ke kantin lagi, berharap bisa ketemu Daniel, siapa tahu kan? Dan ternyata Daniel ada di sana, gue seneng banget. Dan hari itu juga untuk yang pertama kalinya gue sama Daniel jalan jalan. Awalnya Abang gue sempet marah karena gue pergi tanpa bilang mau kemana, tapi akhirnya dia bolehin.
Gue pergi ke Europa Park berdua sama Daniel, senang senang berdua, main main berdua. Seneng pokoknya. Tapi semuanya berubah saat kita masuk ke wahana Roller Coaster itu. Muka Daniel pucat, tapi dia masih maksain main biar gue seneng, dan akhirnya dia jatuh sakit di kamar mandi setelahnya. Gue nyesel, kalo kita gak kesana, Daniel gak akan sakit.
Gue juga tambah sedih pas tahu Daniel masuk ICU dan gue gak boleh tahu apa penyakitnya, jangankan tahu penyakit, menengoknya kedalam aja sudah larangan buat gue. Semenjak itu gue gak pernah lagi ketemu Daniel. Gak ada lagi bunga darinya, sedih Nath. Lo harus tau itu, gue kangen sama dia.
Dan Tuhan akhirnya menjawab semua kemauan gue buat ketemu Daniel, tapi seakan bencana setelah gue ketemu lo dan gue tahu kalau Daniel adalah kakak lo. Tanpa sadar gue melakukan kesalahan lagi, mencintai kakak adik dari rahim yang sama. Membuat lo marah karna perbuatan gak pantas dari gue, padahal hubungan kita baru saja baikan.
Gue bener bener bingung saat itu. Gue sayang sama lo, tapi gue juga sayang kakak lo. Itu benar benar rumit kan? Tapi apa salahnya gue mencintai kakak lo untuk terakhir kalinya? Memeluknya untuk yang terakhir kali? Inikan yang lo lakuin saat lo ketemu Echa?
Rasa ini sama, Nath. Sama seperti apa yang gue rasain dulu. Rasa cemburu yang amat mendominasi padahal kita tahu dia hanya milik kita. Dan dia hanya kenangan masa lalu yang akan berakhir.
Dan semuanya terjawab sudah kan? Kakak lo meninggal dan gue tetep ada buat lo? Gue kembali ke lo. Bukannya membuat Daniel jadi pelampiasan, gue juga cinta dia, tapi hanya untuk sesaat, lo yang akan jadi cinta sejati gue, Nath. Dan semuanya sudah terbukti, sebesar apapun badai menerjang, gua pasti balik lagi ke lo." Netha menyeka air matanya setelah selesai bercerita.
Mereka berdua mengukir senyum, Senyum tulus nan haru yang mereka ciptakan pukul 4 sore di mobil ayahnya Nathan. Memang benar adanya, Nathan dan Netha sudah dipisahkan oleh keadaan, tapi akhirnya mereka kembali lagi dan melukis senyum bersama.
"Janji lo gak akan pergi dari gue lagi?" pinta Nathan sambil melakukan gerakan pinky promise.
"Yes, i do."
Jari mereka bertaut. Tawa keduanya sudah tidak bisa dibendung, dan akhirnya mereka berpelukan layaknya teletubies. Lucu.
Mama dan Papanya Nathan datang bersamaan dengan lepasnya pelukan mereka, senyum mereka tidak pudar bahkan menular pada mama dan papanya Nathan. Sepertinya waktu berkabung mereka sudah habis, sekarang mereka harus mengikhlaskan kepergian Daniel dengan senyuman agar Daniel pun tersenyum disana.
"Nathan dan Netha udah jadian kan?" tanya mamanya Nathan sambil cengengesan, dialah orang yang paling akrab dengan Netha apalagi Nathan.
"Udah balikan lagi malah, Ma." ucap Nathan disusul tawa mamanya. Papanya yang melihat tawa renyah milik Rena, ikut tertawa juga.
"Kapan Mama dan Papa ikut balikan? Hahahah." ledek Nathan.
Papanya hanya geleng geleng kepala sedangkan mamanya tersenyum malu. Udah tua tapi masih kayak ABG baru jatuh cinta ya? Lucu.
Dan akhirnya mereka melanjutkan perjalanan pulang dengan bersenda gurau, melepas ketegangan yang tadi tercipta. Semua berkat Nathan dan Netha yang membuat semuanya jadi lebih berwarna.
Semoga seterusnya akan terus seperti ini.
N a t h a n n e t h a
Hula gengs!
Sedikit telat gue update nya mwehehe. Yang penting masih hari sabtu kan wkwk.
Ohya sebelumnya mau ucapin selamat malam minggu untuk kalian. Yang jomblo gausah merana, baca aja Nathannetha yaga. Heuheu.
Menuju dua part terakhir, gue harap amanat yang gue selipkan di setiap bab akan sampai dihati kalian dan menjadi pelajaran ya❤
Lava u gengs, see ya asap!
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHANNETHA
Teen FictionSemuanya berawal dari keretakan hubungan orang tua Netha, kepindahan sekolahnya sampai kejadian itu terjadi. Kini, setelah semua yang terjadi, mampukah Nathan mengembalikan kepercayaan diri Netha? Atau semuanya hanya menjadi abu-abu? "Apapun keada...