mendung menyelimuti Desember ini, sudah beberapa hari ini Alia mencoba menghubungi Adit namun ponselnya tidak aktif..
aneh, sejak Alia pindah ke Jakarta untuk kuliah,mendadak Adit tak lagi menghubunginya.. bahkan ia sempat melihat di sosial media milik Adit bahwa lelaki itu sedang berada di suatu rumah sakit di bilangan Jakarta Timur
Alia memutuskan untuk menghubungi Rara untuk memastikankebetulan Rara memang sedang tidak ada kelas hari ini, Rara memang sebelumnya mendaftar ke universitas yang sama Keenan. namun apa daya Rara akhirnya malah diminta orang tua nya untuk melanjutkan pendidikan dokter di universitas yang sama dengan Alia dan menjalani hubungan jarak jauh dengan Keenan
Rahmalia Angiina : Ra? gue lagi berusaha nyari Adit sekarang ini, kata Vino dia satu kampus sama kita Ra
Alia mengirim pesan dan langsung melempar ponselnya ke tempat ditur lalu ia merebahkan tubuhnya, ia pejamkan matanya, ia coba mengingat seluruh kejadian yang nyaris 6 tahun berlalu.. kejadian dimana ia begitu mencintai seseorang sehingga ia tak mengerti mengapa ia di tinggal kan, di lepaskan dan dibuang seperti samoah yang tak ada harganya
Ia ingat setiap kalimat yang Adit ucapkan tentang Dhika, ia jelas ingin mencerna sekaligus mengetahui kebenarannya.. sebab sejak Dhika kecelakaan ia tak pernah mengetahui secara detail bagaimana keadaan Dhika
tok tok
suara ketukan pintu membuat Alia terkaget dan membuka matanya, dengan rasa malas ia berjalan menuju pintu kamar kost nya yang kecil namun nyaman
"Vino?Rara?" Alia membuka pintu diiringi dengan tatapan tajam kedua orang yang berarti bagi Alia itu
"Kita mau ngomong sama lo Al" ucap Rara
"Iya masuk yuk" Alia yang tak mengetahui apapun, dengan bingung langsung meminta mereka berdua masuk kedalam kamar kost nya
"Al.. Dhika itu udah meninggal" Vino tak tahan, ia membuka suaranya sebelum sempat Alia dan Rara duduk.. wajah Vino terlihat memerah ia emosi dan sedih ia menatap Alia dengan tatapan yang nanar sekaligus tak percaya
"Vin, bukan kaya gini cara ngomongnya!" ucap Rara sedikit emosi
"Al duduk dulu gue tau lo kaget dan kita berdua bakal jelasin sama lo sekarang, tapi gua minta lo tenang ya Al" Rara mengusap punggung sahabatnya agar tetap tenang dan menuntun Alia untuk duduk disampingnya
"Me-meninggal? lo berdua tau dari siapa?" Tatapan Alia kosong kedepan, ia menahan tangis nya, ia membendung seluruh kekesalan, kesedihan, penyesalan dan kebencian dalam dirinya dalam satu waktu saat ini..
ia berusaha mengatur suara nya ketika ia bicara, ia tak ingin pertahanannya runtuh walaupun tetesan bulir-bulir bening sudah jatuh di pipinya sedari tadi mewakilkan kacaunya perasaan dirinya, tubuhnya ia rebahkan berusaha untuk menerima kabar yang membuat dirinya bagai tersambar petir dan di tikam.
"Dari Adit Al" jawab Rara kemudian setelah terdiam sebentar melihat Alia yang seperti hilang kendali
"Dia berdua,kembar,dan sama -sama pembohong" serang Vino dengan tangan mengepal dan mata yang melotot tajam
"Tutup mulut kamu Vino" Ucap Alia diikuti oleh isakan tangisnya yang kini pecah dan memendamkan kepalanya di pelukan Rara
"Vino, kalau lu cuman bisa dendam,emosi lebih baik lo cabut ya.. bukannya gu ngusir tapi saat ini gua yakin Alia lebih butuh penjelasan dibandingkan dengan omongan lo yang seakan egois itu"
"Ra, dia tuh nyariin orang yang udah mati, dia minta penjelasan dari orang yang udah gak ada. yang ninggalin dia tanpa sebab dan malah kembarannya yang kaya banci itu yang deketin Alia bikin Alia mau ketemu lagi sama Dhika" suara Vino kini meninggi dan membuat tangis Alia semakin pecah

KAMU SEDANG MEMBACA
Dan, ketika cinta memilih
Novela Juvenil[berganti judul dari december love to alia] Alia baru saja kehilangan cinta pertamanya ketika ia beranjak remaja, Dhika kecelakaan dan menderita amnesia Vino, hanyalah teman masa kecil Alia yang mencintainya dan ingin membuat Alia bahagia Adit, ada...