TRACK 1 : LATE

1K 127 18
                                    

🐞

Ini bukan waktu yang normal yang untuk seorang manusia melakukan aktifitas rutin seperti memasak.

Sir Clock berdegung menunjukkan pukul 12. Orang awam menyebutnya sebagai tengah hari. Dan jika kalian masih sekolah atau bekerja pada pukul ini seharusnya kalian makan, bergurau dengan teman, atau menikmati waktu berharga kalian untuk melupakan penat sejenak. Namun tidak bagi orang ini. Aku katakan tengah hari yang dimaksud di sini adalah pukul 12 malam.

Seorang gadis dewasa berselimut apron hitam tengah sibuk di konter dapur pribadinya. Rambut hitam keabu-abuannya ditarik ke atas membentuk sebuah cemolan asal yang kurang rapi. Keringat di lehernya bercucuran sedangkan AC ruangannya berada pada suhu 16° celcius. Tangan kanannya bergerak sibuk dengan spatula kayu bercampur minyak, saus, dan juga bawang.

Kini tangan kirinya mengambil pring tak jauh dari jangkauannya, mematikan kompor, kemudian memasukan sedikit demi sedikit menu nasi goreng kimchi favoritnya. Sekon berikutnya ia mematung memandang kagum hasil karyanya sendiri. Sederhana memang, namun menu itu sungguh memiliki arti yang dalam. Dalam kasusnya, dulu kimchi buatan ibunya sangatlah enak. Beliau bahkan membuatnya dengan tangannya sendiri. Memilah bahan sendiri dan membumbuinya sendiri.

Mengingatnya gadis itu memandang piringnya sendu. Rindu yang mungkin tidak pernah terbalaskan. Ingin rasanya kembali pada masa itu. Kini ia hanya bisa berharap ibunya baik-baik saja di luar sana.

Kembali mengingat piring, gadis itu tersenyum lega. Pikirannya teralihkan pada sosok yang tengah menungguinya memasak sedari tadi. Mungkin saja ia sudah lapar, pikirnya.

Ia membalik tubuhnya menatap meja pantry mini yang sengaja ia desain untuk kesayangannya. Tubuh kecil itu tengah duduk di kursi tinggi, rambut hitamnya bahkan terurai begitu saja dengan poni rata yang menambah kesan imut padanya. Mereka saling beradu pandang sejenak dalam cahaya remang-remang yang memang disukai wanita dewasa ini.

"Maaf kau harus menunggu lama. Makanlah! Kau pasti lapar hmm.."

Sosok bertubuh kecil itu hanya diam. Lalu wanita itu mengambil sendok dan mengambil sepucuk nasi yang mungkin muat untuk mulut kecilnya.

"Aaa.." wanita itu melebarkan mulutnya mengintruksi. Namun arah sendok itu berbalik lagi menuju dirinya.

"Amm.." mengunyahnya sebentar kemudian tersenyum kecut sambil memandangi sosok perempuan kecil itu.

"Aish, sedikit asin. Maaf hari ini kau tidak boleh makan."

PRANG!!

Seketika ia membuang sendok itu di atas piring hingga beberapa butir nasi melompat mengotori mejanya.

Drrtt.. Drrtt..

Ponsel wanita itu berdering. Setiap malam orang ini pasti menelfonnya. Orang itu selalu hafal apa yang ia perbuat tengah malam begini.

"Yeobseyeo" jawabnya malas.

"Pergi ke kantor appa besok pagi. Temui dia dan menikahlah." Ia memutar bola matanya jengah mendengar suara menyebalkan ayahnya.

"Shireo!" sahutnya cepat.

"Berhentilah bermain dengan manneqeuin-mu! Dia pria pilihanku. Kau bisa memiliki anak sebanyak yang kau mau jika kau ingin." Ayahnya selalu tahu apa yang dipikirkannya.

MISSION EIGHT (8)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang