TRACK 3 : DEAL

617 106 30
                                    

🐞

“Untuk apa kau membawaku ke sini?”

Pria Zhang itu memberontak saat agennya mengait lengannya pergi dari sebuah tempat parkir departement store elit di pusat kota Seoul.

“Aku tidak akan melepaskannya sebelum kita sampai, bos tenang saja!”

Kali ini kelakuan bawahannya yang bernama Zitao itu mulai melunjak. Ia menyeringai membelakangi wajah atasannya menyusuri lorong parkir menuju lantai bawah. Yang ia tahu tindakannya kali ini sudah benar.

“Dengar, pesawatku akan berangkat 1 jam lagi dan kau ingin membawaku ke tempat seperti ini?” omelnya lagi.

Bisa saja ia melumpuhkan pria jangkung ini dengan sekali gerakan. Namun pria bermarga Huang ini telah menyita tiket pesawatnya. Ia mengancam akan merobeknya jika tidak mengikutinya pergi ke tempat ini.

Tidak ada balasan lagi dari konversasi mereka. Mereka telah memasuki sebuah cafe bergaya Jepang lengkap dengan pohon sakura imitasi di pintu masuk dan pelayan berbusana kimono menyambut kedatangan mereka.

 Mereka telah memasuki sebuah cafe bergaya Jepang lengkap dengan pohon sakura imitasi di pintu masuk dan pelayan berbusana kimono menyambut kedatangan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Okaerinasai! (Selamat Datang)” ucap wanita bermake up putih di depan mereka.

Zitao terus menyeret atasannya masuk ke dalam mengabaikan sambutan wanita itu.

Netra berkantung itu menangkap sosok yang dicarinya. Ia tengah terlihat duduk sambil menyantap makanannya membelakangi kedatangan mereka.

“Hanbi!

Seketika pria Zhang itu membulatkan matanya. Ia berusaha menarik dirinya kembali sebelum Zitao ini berhasil mempertemukan mereka.

‘Apa dia gila?’ batinnya.

“Dengar, misi ini hanya omong kosong. Dan aku sudah angkat tangan, jadi kau jangan coba-coba...”

“Temui dia dulu, baru kau boleh pergi. Aku tidak lupa dengan tiketmu.” Mereka berdebat dalam berbisik.

Setelah melalui pertimbangan yang sulit, akhirnya pria Zhang itu mengikuti perkataan bawahannya.
Pria jangkung itu melangkahkan kaki pergi menemui gadisnya dengan riang. Ia menarik kursi di depan meja Hanbi dan duduk di sana.

“Bi, maaf membuatmu menunggu.”

Seorang wanita berkuncir kuda yang menunggu kedatangan mereka langsung menegakkan punggungnya menghentikan aktivitas sarapan paginya yang kelewat siang.

Pria Zhang itu akhirnya mengikuti apa yang dilakukan Zitao, ia menarik kursi satu lagi lalu duduk di sebelahnya. Kedua penglihatannya tidak sudi melihat wanita itu. Ia mengalihkan pandangan pada ruangan cafe yang di penuhi pengunjung.

Kedua lengan gadis itu saling bertautan di depan dadanya menunggu salah satu dari mereka untuk berbicara. Ekspresi wajahnya terlanjur dingin setiap bertemu dengan pria berkantung mata ini.

MISSION EIGHT (8)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang