TRACK 10 : THE DAY WITHOUT HIM

401 73 37
                                    

🐞🐞🐞

.

.

.

.

.

.


Tidak ada manusia yang bertahan di satu tempat di dunia ini. Mereka terus bergerak kemanapun langkah membawa mereka pergi. Bergerak juga adalah salah satu alasan untuk manusia bertahan hidup. Bahagia, sedih, senang, susah, itu adalah bonus.

Ketika manusia mulai bertemu, saling mengerti, mengenal, memahami, memberi perhatian, bahkan ada kalanya manusia juga memiliki prinsip hidup masing-masing kemudian bertengkar. Di saat itulah manusia memiliki relasi batin yang tak kasat mata. Relasi yang tidak pernah mereka bentuk, rasakan, dan ketahui bahkan tidak pernah menyadari pita itu sebenarnya sudah jauh ada dari manusia lahir.

Manusia tidak bisa menentukan apa, siapa, dan bagaimana mereka memilih, bahkan rasanya terlalu konyol jika manusia bisa tahu apa, siapa dan bagaimana tanpa sebuah takdir yang menuntun mereka. Langkah mereka acak dan berbeda di setiap masing-masing manusia. Tidak ada yang sama. Namun ketidaksamaan itu suatu saat berselisih dan berhimpitan hingga akhirnya menjerat kaki mereka sendiri. Seperti Yin dan Yang, aliran panas dan dingin menurut kepercayaan orang China. Keduanya berbeda namun tidak bisa dipisahkan. Tidak sejalan, namun jika di gabungkan secara harmonis akan menimbulkan kekuatan yang sangat luar biasa.

Apa kalian percaya takdir?

Bagaimana jika Hanbi yang telah lama berpisah dengan ibunya selama lebih dari 16 tahun ini bisa bertemu dengan ibunya kembali?

Bisa?

Bagaimana jika takdir mengatakan tidak, hingga Hanbi harus berhenti berjuang sampai di sini?

Bagaimana jika iya, Hanbi bisa bertemu dengan ibunya namun dengan wujud dan sisi yang berbeda?

Sakitkah rasa itu?

Iya, tentu saja sakit.

Takdir memang bisa berkata iya dan tidak di waktu yang bersamaan. Tapi hati manusia itulah yang memilih takdir mereka sendiri. Harusnya Hanbi bersyukur, dia masih hidup dengan semua kelimpahan kejayaannya. Tapi di sisi Hanbi sendiri hidup bersyukur itu tidak hanya menikmati kejayaan, tapi juga hambatannya. Lihat seberapa tingginya kau merangkak naik, maka angin akan semakin berhembus kencang.

Lee Hanbi,

wanita muda, cantik, kaya, namun berhati dingin, tutur kata yang kasar, tidak suka berbaur dengan orang asing apalagi membenci pria. Yakinlah, dia lemah, rapuh, tak berdaya, hancur, sakit, jika kalian menilik sisi dalam hatinya.

Dia butuh seseorang untuk menghancurkan karang di hatinya, merengkuh tubuh rapuh di baliknya, dan membantunya untuk bangkit kembali.

Ada yang bisa?

Adakah orang itu?

Bahkan kini ia hanya bertahan bersembunyi di rumah apartemen mewahnya bersama seorang agen polisi yang menyamar menjadi pelatih sekaligus bodyguardnya sebelum Hanbi memecatnya. Pria bernama lengkap Huang Zitao itu telah melamunkan mirisnya kehidupan Hanbi semenjak ia mengenalnya. Sungguh. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain memandanginya yang tengah tertidur dengan kening yang sesekali berkerut karena memikirkan masalah hidupnya yang selalu berdatangan. Zitao benar-benar kasihan padanya. Ia bahkan rela di caci maki memaksa untuk merawat wanita ini hingga menyelesaikan semua surat misterius itu. Yah, Zitao benar-benar tulus melakukannya terlepas dari misi yang di berikan komandannnya. Ia tidak mengerti kenapa seorang inspektur cerdas dan berpengalaman sepertinya bisa dengan santai angkat tangan dan merelakan tugasnya di lakukan orang lain, sementara dirinya mengejar sebuah hubungan dengan seorang wanita yang jelas-jelas tidak menginginkan kehadirannya. Apa atasannya ini sedang gila atau buta asmara hingga para cupid-cupid malaikat itu tidak mampu memberikan sensasi cinta dari wanita lain yang lebih baik dari sosok wanitanya?

MISSION EIGHT (8)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang