TRACK 7 : FIRST - THE CEO KIM JUNMYEON

505 72 32
                                    

🐞🐞🐞

"He is my first, from my past" - Hanbi

*****

.

.

.

.


Alunan musik sang maestro Bethoven yang dimainkan solo oleh violin yang berdiri di sudut restoran dan waitress yang berlalu-lalang di antara meja-meja pelanggan mengiringi Hanbi berjalan menghampiri meja bernomor 01 yang berada tepat di bawah lampu gantung besar yang menyilaukan. Netranya menangkap sosok mengenakan suit berwarna hitam mengkilat tengah duduk membelakangi kedatangannya. Entah kenapa dadanya terasa bergemuruh semenjak menginjakkan kaki masuk ke dalam restoran bergaya Eropa ini. Bahkan pesan yang tertera pada surat estafet yang Lay tunjukkan berkat ketiga petunjuk itu membuatnya berpikir keras sebelum memutuskan untuk bersedia menemui pria kencan pertamanya. Jujur saja, seumur hidup Hanbi belum pernah melakukan kencan dengan seorang pria asing seperti ini. Hanya dengan Luhan lah teman kencannya walaupun pria itu hanya bersikap normal layaknya partner makan padanya. ia juga tidak mengelak telah merindukan orang itu lagi. Heran, karena semenjak kejadian di cafe Jepang di departemen store itu, Luhan tidak pernah kembali menghubunginya, bahkan Hanbi sekalipun.

Wanita muda itu berhenti beberapa langkah di belakang pria itu untuk menarik nafasnya dalam untuk menormalkan mood-nya yang sempat kacau. Ia ingat pesan Lay padanya untuk bersikap ramah dan sopan pada pria kencannya. Jangankan untuk mengacuhkannya, berkata kasar seperti mengumpat pun Lay melarangnya. Ingat, Hanbi harus mendapatkan perkamen itu demi menyelamatkan ibunya. Dan semoga saja pria kencan pertamanya ini akan dengan senang hati untuk membantunya. Dan lagi, sebenarnya Hanbi benci mengemis seperti ini.

Tanpa memberikan salam sapa Hanbi menarik sebuah kursi di depan pria itu kemudian duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa memberikan salam sapa Hanbi menarik sebuah kursi di depan pria itu kemudian duduk. Ia menatap pria itu tengah sibuk menggunakan sebuah aplikasi office di dalam layar ponselnya. Pria itu bahkan sepertinya tidak berniat untuk menyapa Hanbi. Mata dan jemarinya terus bergerak beriringan.

"Kau datang?" ucapnya yang masih tidak memalingkan pandangan dari layar ponselnya. Hanbi sebenarnya tidak menyukai sikapnya yang mengacuhkannya seperti ini. Apa pria ini tidak menganggap Hanbi ada? Apa memang pria ini tidak ada niat sama sekali untuk memenuhi permintaan surat misterius itu?

Hanbi menyilangkan kedua tangannya di dada lalu bersandar di punggung kursinya dengan tegak. "Ya." sahutnya singkat. Perlu diingat, Hanbi memang tipe-tipe orang yang meniru apa yang orang lain perlakukan padanya.

"Aku Kim Junmyeon. Senang bertemu denganmu!" baru setelah memperkenalkan diri pria itu mendongakkan kepalanya dan tersenyum tipis pada Hanbi. Pria itu bahkan hanya memperkenalkan diri tanpa meminta untuk berjabat tangan. Sopan sekali. Junmyeon menggeser bokongnya untuk duduk lebih tegak di hadapan Hanbi serta membenarkan jasnya yang sedikit miring karena kegiatannya bermain ponsel tadi.

MISSION EIGHT (8)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang