TRACK 4 : PLAYBACK (B)

451 83 22
                                    

(Mohon dikoreksi jika terjadi kesalahan kata ataupun kalimat. Bagian lanjutan ini saya buat ngebut sambil melawan rasa kantuk. Ketik pake Hp pula. Pegel jempol saya🤕. Nyolong waktu sana sini. Haha😆)


Selamat membaca!






🐞🐞🐞

***

"Cha.. Kau juga minum Huang!" tawar Hanbi sesaat setelah menuangkan air soju pada gelas Zitao. Bukan hal yang dilarang seorang agen kepolisian untuk minum minuman seperti ini.

"Ah, ouch jinja. Aku sudah lama sekali tidak minum." ungkap Hanbi dengan ekspresi kecutnya saat menikmati detik-detik minuman beralkohol itu mengalir di pintu masuk pencernaannya.

Mereka tengah berada di kedai soju yang di luar ekspetasi Lay bahwa wanita kaya ini akan memilih menikmati wine di restoran mahal. Lay yang melihat aktivitas mereka hanya diam. Sesekali ia menyahut ketika Zitao sudah meracau tidak jelas di depan Hanbi. Kali saja pria itu keceplosan dengan mengungkapkan identitas asli mereka dan mengaku sedang menjadi pengawal rahasianya untuk mengungkapkan kejahatan ayahnya.

"Hey Lay! Kenapa kau diam saja? Ayolah minum satu teguk saja untuk kami. Kau terlihat sangat kacau. Hahaha.." racau Hanbi. Ia jelas-jelas sudah mabuk jika Lay diperkenankan untuk menganalisis.

"Tidak, kalian saja. Aku harus menyetir." tolak Lay. Ia benar, jika semua mabuk siapa yang akan mengantar mereka pulang.

"Ah kau benar. Hey omong-omong bagaimana kalian bisa saling kenal, hhnn?" tanya Hanbi lemah. Mata indahnya kini sayu, setengah kesadarannya perlahan mulai pudar.

"Kami? Kenal?" kini Zitao yang berbicara. Lay bungkam karena dia tidak ingin menanggapi pertanyaan yang jawabannya esok hari mereka akan lupa dan dia harus menjelaskannya lagi.

"Haha.. Bi, kau dengar! Kami ini rekan... Hmm... Dia pimpinanku dan aku bawahannya."

PLAK!

Tiba-tiba Lay menepuk bibir Zitao yang jelas-jelas akan membongkar identitas mereka.

"Ck, minum saja minum! Tidak usah berbicara. Jika sudah, kita pulang!" omel Lay sambil menyodorkan gelas penuh soju itu di depan mulut Zitao.

Lay terus saja gelisah. Ia berkali-kali melirik arloji di pergelangan kiri tangannya. Kota Seoul sudah menjelang tengah malam dan mereka masih terjebak di kedai soju.

Zitao dan Hanbi masih bercengkrama tidak jelas di seberang tempat duduk Lay. Kadang Hanbi membuat permainan kekanakan seperti batu gunting kertas. Bahkan Zitao dengan tidak tahu malunya menyanyikan lagu jadul, nadanya yang sumbang menggaung keras hingga pengunjung lain mendengarnya.

"Pelayan!" teriak Hanbi dan seorang pelayan langsung menghampirinya.

"Berikan 2 botol soju la...."

"Tidak, katakan saja berapa kami harus membayar. Kami harus pulang."

Brak! Pukul Hanbi keras pada meja di depannya.

"Mwo? Aku tidak mau pulang!"

“Argh.. Aku ingin lagi. Aku tidak mau pulang!” sahut Zitao tiba-tiba yang membuat Hanbi menganggukkan kepalanya setuju.

MISSION EIGHT (8)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang