Raden Alviano

237 23 21
                                    

Alvin terbangun dari tidurnya. Ia menggeliat, kemudian beralih menyingkap selimut yang membalut tubuhnya.

Alvin duduk. Ia melirik jam yang menunjukkan pukul enam kurang sepuluh menit. Alvin meraih ponselnya yang ada di atas nakas. Terlihat beberapa pesan yang ada di salah satu aplikasi chatting miliknya. Ada juga beberapa missedcall disana.

13 missed call from Bawel🐷.

Alvin membuka ruang obrolan yang terdapat rentetan pesan paling banyak. Ia tersenyum kala membacanya.

Bawel🐷

Kebo.
Bangun woi!
Udah siang!
Jodoh lo diambil ayam tau rasa.
Bangun bego!
Woi!
Masih ngiler aja lo.
Liat tuh bantal udah gede pulaunya.
Jan lupa mandi lo ntar kalo udah bangun, bau lo kek bunga bangke.
Makan, badan lo kerempeng soalnya.
Woi!
Vin!
P
P
P
P
P
P
P
Bangun bege!
Duh ilah nih anak.
Kebo banget sih lo!
Heran gue si Jia mau sama lo.
Dih.
Bodo ah.
Bangun lo!
Dasar kutu badak!

Alvin tertawa pelan. Ia mengetikkan balasan.

Udah bangun ye gue.
Bawel lo.
Lo tuh kurus.
Dih, gue kan ganteng.
Sirik aja heran.
Wangi gini dikata bau.
Lo kali bau.
Kutil kebo.

Alvin keluar dari ruang obrolannya dan beralih membuka obrolan lain. Senyumnya melebar kala melihat pesan dari orang yang spesial di hidupnya.

Jiayang❤

Pagi, Sayang.
Bangun dong, jangan kebo.
Jangan lupa makan biar gemukan.
Hei.
Udah siang nih.
Mandi ya, kamu bau soalnya :p

Pagi juga, Mbemku.
Udah bangun nih.
Morning kiss nya mana? :v
Iya, nanti makan yang banyak deh aku.
Kamu juga jangan lupa makan.
Biar makin tembem:p
Dih, bau juga kamu suka peluk-peluk.


Alvin mengembalikan ponsel ke tempatnya semula. Ia bangkit dan mulai berlari mengelilingi kamarnya yang cukup luas. Setelah berkeliling selama beberapa kali, Alvin masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi.

Tak lama kemudian, Alvin keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan handuk yang melingkar di pinggangnya. Ia berjalan menuju lemari dan membukanya. Alvin mengambil seragamnya dan segera memakainya.

Setelah merasa seragamnya sudah rapi, Alvin berdiri di hadapan cermin. Cowok itu kembali merapikan seragamnya, menyisir rambut dengan tangan, dan terakhir mengedipkan sebelah matanya.

Alvin berjalan menuju rak sepatu. Ia mengambil sepatu hitam dan memakainya. Setelah selesai, Alvin bangkit dan mengambil ponsel serta tasnya.

Alvin keluar dari kamar. Bau masakan sontak menyambut indera penciumannya. Ia mengembangkan senyumnya, kemudian turun menuju ke ruang makan.

Alvin menemukan mamanya yang tengah menyiapkan makanan, adik dan papanya yang tengah duduk. "Pagi, Ma, Pa," sapa Alvin seraya meletakkan tas di kursi. Ia kemudian duduk di kursi lain, tepat di samping tempatnya meletakkan tas.

"Mama sama papa doang yang disapa, gue enggak," ucap adik Alvin dengan sinis.

"Ye bodo, ngiri aja heran."

"Pa, kak Alvin nakal!"

"Alvin," tegur papanya yang membuat Alvin mendengus.

"Alvin nggak ngapa-ngapain dih. Sheila aja yang lebay."

For ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang