Biasanya, sesuatu yang kamu anggap biasa saja akan terasa spesial ketika kamu kehilangannya.
***
Alvin mendesah pelan. Cowok itu sampai sekarang masih menunggu balasan dari Jia mengenai keputusannya untuk mengakhiri hubungan mereka. Namun, nihil. Tidak ada satupun balasan dari Jia meski gadis itu beberapa kali update story di salah satu aplikasi chatting.
Cowok itu kini beralih pada aplikasi lain untuk membuka pesan dari Afrida, yang herannya kali ini tidak ada satu pun pesan dari Afrida. Alvin memilih untuk bangkit dari kasur dan menyambar jaket yang tergantung di dekat pintu kamarnya setelah mengambil kunci motor di atas nakas.
Alvin melangkahkan kakinya keluar dari ruangan yang terbilang lumayan luas itu, kemudian ia meneruskan perjalanannya menuju ke luar rumah.
Alvin mengendarai kendaraannya yang berwarna merah setelah memakai helm dan juga jaketnya. Angin malam menabrak helm milik Alvin, menimbulkan terciptanya embun di kaca helm Alvin.
Tak lama kemudian, Alvin sampai di tempat tujuannya, D'Coffee. Dia memang ingin menenangkan dirinya dengan secangkir kopi cappucino beserta wi-fi kencang yang sengaja pemilik toko itu pasang agar kedai miliknya ramai.
"Cappucino latte satu ya, Mas," ujar Alvin kala seorang pelayan laki-laki menghampiri mejanya. Pelayan itu mengangguk, kemudian berlalu pergi dari hadapan Alvin.
Alvin segera membuka aplikasi pembobol miliknya untuk memasukkan wi-fi ke dalam ponselnya. Aplikasi pembobol itu mulai berjalan, Alvin memilih menunggunya sambil mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja.
Tak begitu lama, aplikasi itu telah berhasil membobol wi-fi yang tersedia, dan otomatis menampilkan sandinya yang tak terlalu rumit, sebatas dcoffeejkt.
Alvin mulai bermain-main untuk mengubah tampilan ponselnya. Perlu diketahui, Alvin adalah seseorang yang ahli dalam mengubah tampilan ponsel. Sebuah ponsel bermerek Sm*artfren miliknya bisa saja berubah tampilan menjadi Op*po ataupun Xia*omi dalam sekejap.
Cowok itu tersenyum setelah usai mengubah tampilan ponselnya yang semula Xia*omi berubah menjadi merk ponsel dengan resolusi kamera terbaik, Op*po.
Alvin menoleh ke sumber suara ketika mendengar namanya dipanggil. Di dekatnya, kini ada beberapa teman yang satu tongkrongan dengan Alvin tengah berdiri sambil melepaskan jaketnya. Alvin menyambut hi-five dari kelima temannya, setelahnya mereka duduk dan memesan makanan masing-masing.
Alvin hanya diam dan sesekali menanggapi ketika teman-temannya mulai berbicara, membicarakan perihal yang menurut Alvin sangat tidak penting. Namun, Alvin harus tetap menghargai mereka dengan beberapa respon darinya yang tidak terbilang banyak.
Pesanan keenam cowok itu sudah ada di hadapan masing-masing. Kebanyakan dari mereka hanya memesan minuman karena menginginkan untung yang lebih banyak. Alvin menyeruput sedikit kopi capucinonya melalui sedotan, setelahnya ia bermain ponsel kembali untuk membalas beberapa pesan Afrida.
Alvin membuka aplikasi yang menampilkan deretan video dari beberapa artis ternama dari luar negeri, You*tube. Tangannya bergerak untuk mengetikkan nama dari channel yang sering mengunggah video musik hasil ubahan itu.
Alvin memencet daftar paling atas dari beberapa hasil pencarian. Tangannya menggulir layar untuk menemukan musik yang cocok untuk suasana hatinya saat ini. Intinya, lagunya harus lagu melow.
KAMU SEDANG MEMBACA
For A
Novela JuvenilKata orang-orang, tidak ada yang namanya persahabatan antara laki-laki dan perempuan. Yah, aku tahu itu, tapi aku tak percaya. Ada kok. Buktinya? Aku. Tapi kenyataannya, akulah yang terjatuh dalam pesona sahabatku sendiri. Demi apapun, aku menyes...